Artikel

Libur Asupan Makan Selama 2 Bulan ! Cabai ini Masih Bisa Tumbuh Optimal

Libur Asupan Makan Selama 2 Bulan ! Cabai ini Masih Bisa Tumbuh Optimal


Angga Syarief / Sabtu,18 Maret 2023

Komoditas cabai masih menjadi salah satu komoditas yang populer dikalangan petani. Komoditas satu ini, dibalik rasa pedasnya juga memiliki nilai daya jual yang relatif tinggi. Meski memiliki nilai daya jual yang tinggi, ternyata budidaya tanaman cabai tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Perlu kiat dan ketekunan tersendiri untuk merawat tanaman cabai, dimana tanaman satu ini perlu perawatan ekstra terutama dimusim penghujan. Musim penghujan ini masih menjadi sebuah tantangan bagi para petani cabai karena dimusim – musim ini mulai muncul berbagai macam kendala terutama patogen penyakit. Berbagai macam kendala inilah yang menyebabkan para petani cabai mengalami gagal panen.

Menangani patogen penyakit seperti layu, busuk batang, bahkan antraknosa bukanlah hal yang mudah. Bahkan, kebanyakan para petani cabai jika tanamannya sudah terserang parah penyakit ini sudah angkat tangan. Padahal, harapanya para petani tak lain adalah tanaman selalu sehat aman dari serangan penyakit dan mendapatkan tanaman dengan produktivitas tinggi. Mendapati tanaman yang dapat menghasilkan produktivitas tinggi tidak cukup hanya berbicara perawatan saja. Pemilihan varietas cabai yang tepat menjadi salah satu faktornya. Pemilihan varietas tepat inilah penentu hasil atau kualitas buah. Perlu kejelian dan ketelitian dalam pemilihan varietas terutama tentang karakteristik varietas itu sendiri. Karena bibit cabai yang unggul dapat dilihat dari karakteristik dan pertumbuhannya.

Artikel kali ini kita akan membahas tentang varietas cabai bersama dengan salah satu petani yang pernah menjadi narasumber sebelumnya. Kali ini, kita bersama dengan Pak Supi yang beralamat di wilayah Kecamatan Temanggung. Sebelumnya kita lebih membahas kearah cara perawatan tanaman cabai beliau disini. Saat in, kita akan membahas tentang pemilihan varietas bersama beliau. Singkat cerita, jadi Pak Supi ini memiliki lahan yang cukup luas. Pada lahan beliau ini ditanami beberapa varietas cabai. Sengaja menanam berbagai macam varietas, karna tujuan beliau dari awal adalah untuk membandingkan antar varietas. Tiga varietas yang ditanam Pak Supi, saat ini sudah dimasa generatif. Karena rasa ingin mencoba dan jiwa semangat beliau masih tinggi, pada akhirnya beliau mencoba menanam varietas baru dilahan beliau.

Tentang varietas

Varietas cabai yang dicoba beliau adalah varietas cabai Langgeng 58 dari MMT Seed. Varietas ini memang belum memiliki keunggulan baik dari segi tahan virus maupun toleran layu. Tetapi artikel ini akan cukup menyanggah terkait hal itu. Awal mulanya dibuat penasaran dengan varietas Langgeng 58 pada akhirnya beliau mencoba menanam. Setelah tanaman mulai tertanam, beliau baru mulai melakukan pengocoran di usia tanaman 25 HST. Pengocoran beliau hanya cukup dengan nutrisi berupa asam amino saja. Setelah itu, beliau tidak melakukan pengocoran kembali. Hal ini dikarenakan Pak Supi sendiri lebih berfokus pada tanaman satunya yang sudah siap panen. Beliau terlalu menghabiskan waktu merawat tanaman yang sudah didepan mata untuk dipanen. Jadi, untuk tanaman cabai Langgeng 58 milik beliau setelah umur 25 HST tidak ada perawatan sama sekali. Bahkan sampai tanaman menyentuh usia kurang lebih 92 HST tanaman masih dibiarkan oleh beliau. Berarti tanaman cabai Langgeng 58 milik beliau ini puasa selama kurang lebih 2 bulanan.

Dikarenakan terlalu berfokus pada tanaman cabai satunya, beliau merasa sedikit kewalahan. Keterbatasan akan waktu serta tenaga jika harus merawat semua tanaman cabai beliau. Pak Supi sendiri merasa menyesal karena tanaman cabai Langgeng 58 milik beliau belum sempat terawat. Yang menjadi anehnya disini, Pak Supi sendiri merasa heran dengan tanaman cabai Langgeng 58 miliknya. Padahal disini tanaman Langgeng 58 milik beliau puasa tanpa dirawat dan diberi nutrisi apapun tetapi pertumbuhannya normal seperti tanaman cabai yang terawat pada umumnya. Bahkan, Pak Supi sendiri sempat melihat, tanaman cabai Langgeng 58 beliau ketika diumur 85 HST buah cabainya sudah mulai ada beberapa yang berwarna merah. Selain itu, buah yang dihasilkan pun cukup banyak. Pak Supi sempat berfikir apakah ini memang karakteristik dari varietas Langgeng 58 ini sendiri, yaitu dengan karakteristik jarak antar ruas batang yang pendek. Jika sebuah varietas cabai yang memiliki karakteristik ruas antar batangnya pendek itu berarti menandakan produktivitas buahnya bisa berpotensi lebat. Hal ini ternyata memang terbukti pada tanaman cabai Langgeng 58 milik beliau. Setiap ruas batangnya diisi 2 sampai 3 buah. Secara umumnya, tanaman cabai sampai bisa menghasilkan buah dengan sedemikian banyak tentu juga karena faktor perawatan. Tetapi beda halnya dengan tanaman cabai Langgeng 58 milik Pak Supi. Meski tanpa perawatan pun buah yang dihasilkan persis seperti tanaman cabai yang terawat dengan baik.

Keheranan Pak Supi selanjutnya dari segi ketahanan virus. Pada area lahan milik beliau, ada beberapa tanaman cabai tetangga sebelah yang terserang virus kuning. Tanaman cabai tetangga ini bersandingan dekat dengan tanaman cabai Langgeng 58 milik Pak Supi. Sejauh mata kami memandang, pada lahan yang ditanami tanaman cabai Langgeng 58 ini dari prosentase tanaman yang terserang virus kuning sangatlah minim. Pak Supi memang benar-benar dibuat heran dengan tanaman cabai Langgeng 58 miliknya. Seharusnya, tanaman yang tanpa perawatan ini secara produktivitas serta serangan penyakit justru bisa terjadi. Jika berbicara soal keberuntungan, Pak Supi sendiri tidak terlalu percaya jika ini disebabkan faktor hoki. Karena secara logika, jika tanaman cabai tanpa perawatan seharusnya tidak bisa tumbuh secara optimal dan dari serangan penyakitnya pun besar kemungkinan bisa terjadi. Menurut Pak Supi sendiri, ini memang faktor dari karakteristik tanaman cabai Langgeng 58. Dan Pak Supi juga menegaskan meski klasifikasi produk varietas cabai Langgeng 58 belum tahan virus, beliau sudah membuktikan. Tanaman berani bersanding dengan tanaman cabai tetangga yang terserang virus kuning kenyataannya dilahan Pak Supi ini prosentase tanaman cabai Langgeng 58 yang terkena virus kuning sangat minim. Ini sudah menjawab bahwa tanpa embel-embel tahan virus pun, varietas cabai Langgeng 58 terbukti bisa tahan dari serangan virus.

Berbicara soal ketinggian tanaman, awalnya Pak Supi sendiri pun mengira tanaman cabai Langgeng 58 miliknya tidak bisa tumbuh tinggi mungkin tingginya dibawah rata-rata. Maka dari itu, sejak awal beliau memasang ajir yang tidak begitu tinggi. Begitu melihat kondisi nyatanya, justru tanaman cabai Langgeng 58 ini mulai bisa tumbuh optimal dan bisa melebihi dari ajir yang sudah terpasang. Setelah itu, beliau kembali mencoba memasang ajir kembali dengan ukuran yang lebih panjang dari ajir sebelumnya. Jadi, pada lahan tanaman cabai Langgeng 58 milik Pak Supi rata-rata terpasang dua ajir.

Kesimpulannya, keunggulan dari varietas Langgeng 58 tidak diragukan lagi. Mulai dari embel-embel tanpa tahan virus pun buktinya serangan virus kuning prosentasenya minim. Tanaman tanpa perawatan pun nyatanya bisa tumbuh dengan optimal. Ini sudah dibuktikan langsung oleh Pak Supi. Mungkin kedepannya, Pak Supi sendiri akan merasa ketagihan menanam kembali varietas Langgeng 58 dimana yang sebelumnya beliau sudah ketagihan menanam varietas cabai Absolut 69.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya dapat ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
CAL-HA
KALINET
POWERSOIL
MORDENFOL