Budidaya Cabai Musim Kemarau : Tumbuh Prima, Lebat & Tahan Virus
Angga Syarief / Sabtu,03 Juni 2023
Musim kemarau sering sekali menjadi tantangan bagi petani dalam budidaya tanaman cabai. Tanaman cabai membutuhkan kelembapan yang cukup dan kondisi tanah yang lembap untuk pertumbuhan yang optimal. Perlu kita ketahui bahwa karakteristik tanaman cabai membutuhkan air yang cukup tetapi juga bisa jenuh akan air jika pengairan yang kita lakukan terlalu berlebihan. Jadi bukan berarti dimusim kemarau yang identik tanah mengering dengan begitu mudahnya kita sembarangan memberikan pasokan air. Penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dan menghindari penyiraman berlebih.
Selain faktor kekringan, musim kemarau juga identik dengan serangan hama. Beberapa hama seperti kutu daun, ulat, dan serangga penghisap seringkali lebih aktif dalam suhu yang hangat. Suhu tinggi dapat meningkatkan laju reproduksi hama dan mempercepat perkembangan siklus hidup mereka. Oleh karena itu, musim panas atau kondisi panas dapat mempengaruhi tingkat seranga hama tersebut. Serangan hama bisa tinggi, juga ada kaitannya terhadap kondisi tanaman yang kekurangan air dimusim kemarau. Tanaman cabai dapat lebih rentan terhadap serangan hama pada musim kemarau karena kekurangan air dapat mempengaruhi kestabilan kondisi tanaman dan menjadikannya lebih mudah terserang penyakit atau hama. Maka dari itu, kita perlu melakukan perawatan yang selektif saat musim kemarau. Perlu sebuah persiapan yang matang jauh-jauh hari sebelumnya, agar dapat sesuai dengan ekspetasi yang kita harapkan.
Artikel kali ini akan berbagi beberapa tips cara budidaya tanaman cabai dimusim kemarau. Mengadopsi ilmu dari salah satu seorang petani bernama Mas Miftah. Tinggal disebuah desa asri dan nyaman tepatnya di Desa Kejagan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Belum lama bertani khususnya menanam komoditas cabai. Terhitung dari awal pertama kali menanam, beliau baru menanam tanaman cabai sebanyak 3 kali. Pengalaman sebelumnya, beliau sempat mengalami beberapa kendala yang membuatnya kurang puas dengan hasilnya. Bereskpetasi ingin mengejar harga pasaran yang harusnya mendapatkan harga jual tinggi, malangnya justru beliau mengalami beberapa kendala. Tanaman pertama dan kedua beliau banyak yang terkena serangan virus sehingga pertumbuhan cabainya kurang optimal. Meski sama-sama bertepatan dengan musim kemarau, dibandingan dengan tanaman sebelumnya untuk tanaman ketiga sekarang ini lebih baik. Tips dari beliau, akan kami bongkar dibawah ini.
Tentang Varietas
Musim ketiga sekarang ini beliau memilih varietas cabai ORI 212. Lahan seluas kurang lebih 1.000 m2, beliau tanami tanaman cabai dengan total populasi kisaran 2.000 batang.
Pupuk Dasar
Menopang nutrisi didalam tanah, Mas Miftah tetap menambahkan pupuk dasaran. Pupuk yang beliau gunakan yaitu pupuk NPK 50 kg, Ferthipos 50 kg, dan kapur dolomite 10 karung. Sama sekali tanpa menggunakan pupuk kandang dengan alasan beliau belum siap menanggung resikonya. Beliau berpendapat bahwa tidak ada salahnya kita memberikan pupuk dasar dengan pupuk kandang, tetapi yang kerap menjadi kesalahan itu adalah kita tidak mengetahui pupuk kandang yang kita gunakan sudah terfermentasi dengan baik atau belum. Memang benar adanya, pupuk kandang yang kurang terfermentasi dengan baik justru bisa menjadi sarang patogen penyakit. Bakteri sisa yang tertinggal difeses hewan tersebut jika belum terurai akan menjadi daya picu timbulnya patogen penyakit. Oleh sebab itu, penting bagi kita memastikan pupuk kandang yang akan kita gunakan sebagai pupuk dasaran sudah terfermentas dengan baik.
Pengocoran Fase Vegetatif
Cara pengocoran yang beliau lakukan, terinspirasi dari metode professor cabai. Ada sedikit modifikasi dari Mas Miftah. Setelah pindah tanam, mulai umur 5, 10, dan 15 HST baru beliau kocor dengan pupuk MORDENFOL dan asam amino. Cukup dengan dua bahan itu saja dan tiga kali pengocoran dengan masing-masing dosis, MORDENFOL 100ml dan asam amino 50ml yang dilarutkan menjadi satu kedalam 20 liter air. Mengatami pertumbuhan tanamannya, Mas Miftah berpendapat bahwa tanaman yang sekarang ditanam lebih berbeda dari tanaman sebelumnya. Segi pertumbuhannya jauh lebih pesat dibandingkan tanaman dimusim sebelumnya. Menurut beliau, ini efek dari kombinasi kocor antara MORDENFOL dan asam amino. Pertumbuhan akar jauh lebih optimal dan tanaman mudah beradaptasi.
Spray fase vegetatif
Pengimbangan perawatan beliau juga melakukan spray bagian atas mulai umur 20 HST dengan asam amino, fungisida Antracol, dan insektisida bahan aktif abamectin.Dosis yang beliau gunakan untuk kesemua bahan cukup dengan 1 SDM/16 liter air. Spray ketiga bahan ini tetap beliau aplikasikan sampai fase generatif.
Spray fase generatif
Fase pembuahan beliau optimalkan dengan pupuk yang mengandung kalium. Pupuk KALINET menjadi pilihan beliau. Dosis yang beliau gunakan 4 tutup botol/16 liter air dengan interval 4 hari sekali. Rutin melakukan aplikasi KALINET, membuat tanaman cabai beliau banyak buah yang jadi atau orang jawab menyebutnya “akeh nyantol”. Bunga dan buah tidak mudah rontok, kondisi buah lebat dan berbobot. Sempat kita singgung diawal tadi, aplikasi KALINET beliau campurkan bersamaan dengan insektisida dan fungisida. Untuk asam aminonya beliau rolling atau bergantian.
Antisipasi Kekeringan
Faktor yang membuat tanaman layu bisa jadi dari dampak kekeringan. Tanah yang kurang lembap akan membuat tanaman kekurangan air sehingga tanaman akan sulit dalam menyerap nutrisi didalam tanah. Langkah yang beliau lakukan adalah dengan melakukan pengocoran menggunakan POWERSOIL dan CAL-HA. Dosis yang beliau aplikasikan 3 SDM/20 liter air yang dikocorkan dilubang tanam. Interval pengocoran tidak bisa berpatok karena beliau lebih melihat kondisi tanahnya terlebih dahulu. Jika mulai terlihat mengering baru beliau aplikasikan. Kandungan asam humat pada POWERSOIL ini akan membantu tanah dalam menjaga daya simpan air. Selayaknya sebuah spon busa, peran asam humat disini akan mengikat air sehingga tidak mudah hilang atau larut kedalam tanah maupun penguapan. Ditambah lagi peran asam humat ini juga penting saat budidaya tanaman dimusim kemarau, karena dia akan mampu memperbaiki struktur tanah secara fisik, kimia, maupun biologis. Peran kalsium pada CAL-HA juga dapat membantu memperkuat sistem jaringan tanaman. tanaman yang mengalami kekeringan karena musim kemarau tentu akan membuat daya tahan tanaman menurun, sehingga unsur kalsium sangat efektif diaplikasikan. Ketika tanaman sudah kuat jaringannya, akan dengan sendirinya immune atau daya tahan tanaman meningkat. Ini juga bermanfaat untuk menjaga tanaman dari serangan hama.
Sistem Penggenangan
Biasanya petani pada umumnya ketika budidaya tanaman cabai dimusim kemarau melakukan sistem penggenangan pada area parit. Langkah ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman. Tetapi langkah ini tidak Mas Miftah terapkan karena beliau samar tanaman akan stress. Ibaratnya seperti manusia, ketika kita terkena terik matahari berlebihan tentu ketika melihat air dingin kita akan bernapsu untuk meminumnya. Tetapi apa jadinya? Kebanyakan yang kita rasakan justru suhu didalam badan menjadi tidak stabil sehingga dampaknya membuat tubuh kita merasakan pusing. Begitu juga dengan tanaman, jika mencoba menggenangi parit dengan air secara sembarangan, tanaman akan kaget kemudian stress dan dampaknya banyak bunga dan buah yang rontok. Fatalnya, bisa menjadi tanaman mengalami kematian. Jadi ini alasan utama Mas Miftah tidak melakukan penggenangan air. Tetapi tidak menjadi patokan, asalkan kita mengetahui kiat melakukan penggenang yang tepat dan benar, penggenangan air masih bisa kita terapkan. Menjadi sebuah catatan, perlu kita memperhatikan kondisi tanaman dan tekstur tanahnya terlebih dahulu.
Kesimpulan artikel kali ini adalah perlunya kita memperhatikan dalam pengaplikasian nutrisi ketika fase pertumbuhan tanaman terutama dimusim kemarau. Tanaman perlu nutrisi serta daya adaptasi yang tepat. Aplikasi pupuk magnesium phospat dan asam amino efektif dalam membantu masa pertumbuhan tanaman. Musim kemarau juga berdampak terhadap kekeringan tanah, sehingga perlu sebuah langkah pengimbangan pengairan agar kebutuhan air dalam tanah untuk tanaman tercukupi. Perpaduan asam humat dan kalsium efektif membantu mengatasi kekeringan yang ditimbulkan musim kemarau.
“Bertani itu menyenangkan, yang terpenting jangan putus asa tetap mencoba menanam sampai kita bisa” pesan Mas Miftah.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |