Pemupukan Pola Kue Lapis Meningkatkan Masa Panen Sampai 1 Tahun.
Angga Syarief / Sabtu,04 Maret 2023
Budidaya tanaman cabai yang aman dari serangan penyakit meski saat musim ekstrim dan memperpanjang musim panennya bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa langkah dan tips yang dilakukan untuk mewujudkan harapan itu. Artikel ini akan membagikan tips meningkatkan produktivitas tanaman dan memperpanjang masa panen. Tips ini kami dapatkan dari salah satu petani yang sudah menerapkan berbagai pola tanam. Pola tanam beliau ini menurut kami bisa menjadi inspirasi bagi sahabat petani semua. Tips lengkapnya ada dibawah.
Pengolahan lahan
Kunci sukses dalam berbudidaya tanaman menurut pemilik lahan adalah dari pengolahan lahan. Nyawa hidup atau tidaknya tanaman dimulai dari media tumbuhnya. Tanah yang baik akan menjadikan tanaman tumbuh dengan baik juga. Langkah yang dilakukan pemilik lahan mulai dari pembuatan bedengan. Saran dari beliau untuk pembuatan bedengan sebisa mungkin yang tinggi. Maksud dari pembuatan bedengan yang tinggi adalah antisipasi dari genangan air pada lahan terutama saat musim hujan. Sehingga posisi tanaman aman dari sentuhan air yang menggenang. Lebar bedengan sebisa mungkin dibuat seaman mungkin. Ukuran lebar yang beliau pakai berukuran 120 cm dengan bentuk bedengan setengah lingkaran. Orang jawa mengumpamakan seperti “geger belut” atau punggung belut. Tujuannya yaitu mengurangi genangan air pada bedengan itu sendiri. Jika pembuatan bedengan terlalu datar, secara otomatis akan membuat genangan air, sehingga dari genangan air inilah yang membuat area permukaan menjadi lembap.
Jarak tanam
Jarak tanam yang beliau gunakan berkisar 50 cm x 50 cm. Jarak tanam juga berpengaruh terhadap kelembapan. Semakin dekat jarak tanamnya, semakin dengan mudah juga memicu pertumbuhan patogen penyakit. Jamur sangat menyukai area yang lembap dan jamur inilah yang menjadi awal mulanya sumber penyakit.
Sistem pengairan
Sistem pengairan yang beliau buat, untuk posisi paritnya dibuat sedikit miring sehingga akan memudahkan air untuk mengalir. Air akan mengalir dengan mudah dan lancar langsung menuju ke pembuangan. Kerap terjadinya banjir pada area lahan, salah satu penyebabnya adalah sistem pengairannya kurang lancar. Sehingga akan menyebabkan air menggenang. Kalau air sampai menggenang juga akan meningkatkan kelembapan. Padahal karakteristik dari tanaman cabai itu sendiri tanaman yang butuh air akan tetapi jenuh akan air juga jika kapasitas airnya terlalu banyak.
Pupuk dasar
Luasan lahan sekitar 1.000 m2 persegi berkapasitas sekitar 2.000 tanaman menghabiskan kurang lebih pupuk kandang 300 karung. Yang menarik pada lahan ini, cara pemberian pupuk dasaran ini seperti kue lapis. Jadi pupuk dasaran yang diberikan pada bedengan berlapis. Pertama bedengan dibuat setengah jadi dahulu kemudian pada lapisan pertama diberikan pupuk kandang, setelah itu setiap lapisan ditutup dengan tanah. Jadi lapisan pertama dan kedua diisi pupuk kandang. Pada lapisan terakhir yaitu lapisan ketiga baru beliau memberikan pupuk kimia. Setelah itu baru tutup kembali dengan tanah dan dibentuk guladan sempurna dan langsung ditutup menggunakan plastik mulsa.
Pemilik lahan sendiri sudah berkali-kali menerapkan pemberian pupuk dasaran dengan pola kue lapis. Menurut keterangan dari pemilik lahannya langsung, dari pengalaman beliau dengan pola kue lapis ini pernah menjumpai panen selama kurun waktu 1 tahun. Jangka waktu panen yang menurut kami sangat lama, karena umumnya usia panen tanaman cabai itu berkisar 6 bulanan saja.
Uniknya lagi, pada lahan pemilik lahan ini ditumpangsarikan dengan tanaman singkong. Biasanya, para petani cabai umumnya menumpangsari tanaman cabainya dengan tanaman berjenis sulur seperti pare, kacang panjang, dan mentimun. Beda halnya dengan lahan ini, beliau mempunyai rencana tersendiri, jadi maksud beliau menumpangsarikan dengan tanaman singkong ini adalah untuk antisipasi tanaman cabai dari angin kencang, panas berlebih dan terguyurnya derasnya air hujan. Dengan tingginya tanaman singkong ini akan menaungi tanaman cabai, layaknya seperti payung tanaman cabai itu sendiri. Bila bicara soal resikonya terhadap tanaman cabainya pasti terdapat resiko. Karena dengan sistem tumpangsari ini pasti akan terjadi perebutan unsur hara sebab tanaman singkong ini termasuk tanaman yang rakus akan pemupukan. Selain itu, berbicara soal kelembapan pasti juga akan meningkat. Akan tetapi, yang kami jumpai di lahannya langsung ternyata pendapat itu terbantahkan. Tanaman cabai tetap masih tumbuh dengan baik, berarti menandakan kebutuhan nutrisinya tercukupi. Tingkat kelembapannya menurut kami masih aman karena dari serangan patogen penyakit masih terbilang prosentase yang terkena sedikit. Dengan ditumpangsarikan tanaman singkong, pemilik lahan pun juga mendapatkan keuntungan. Dari tanaman singkong miliknya bisa menghasilkan rupiah. Menurut ceritanya, keuntungan penjualan singkong bisa mencapai Rp. 3.000.000,- saat panen. Keuntungan ini bisa dimanfaatkan untuk biaya perawatan tanaman cabainya.
Tips meningkatkan produktivitas
Pemilik lahan menegaskan, bahwa beliau sejak awal sudah mempunyai strategi sendiri untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabainya. Cara yang beliau lakukan adalah merapatkan waktu panen. Awalnya, waktu panen yang beliau lakukan setiap 4 hari sekali, tetapi saat ini beliau melakukan waktu pemanenan 2 hari sekali. Menurut beliau, dengan jarak panen yang dirapatkan ini ada pengaruhnya terdapat peningkatan produktivitas tanaman. Dengan waktu panen yang dirapatkan, nutrisi yang seharusnya dibutuhkan untuk memerahkan buah berpindah fokus menumbuhkan tunas air bagian atas dan bunga. Waktu pemanenan yang rapat ini juga membawa pengaruh terhadap warna buah yang dipanen. Warna buah yang dipanen dengan jarak yang rapat biasanya cenderung berwarna jingga/orange. Dengan warna buah jingga/orange ini pun juga ada pengaruh terdapat buah cabai itu sendiri terkait daya simpan dan bobot buah. Saat panen buah cabai yang sudah berwarna terlalu merah, berarti menandakan buah cabai itu benar-benar sudah matang. Semakin matang buah cabai, akan berpengaruh juga terhadap daya simpan buah dan bisa mengalami pembusukan. Jaringan pada buah cabai yang terlalu berwarna merah akan kurang padat, beda halnya dengan warna buah cabai yang masih jingga/orange. Jaringannya akan lebih padat sehingga pengaruhnya ada pada bobot buahnya. Langkah yang dilakukan pemilik lahan ini pun juga perlu diimbangi pemberian nutrisi khususnya pupuk perangsang tumbuh bunga dan buah seperti pupuk kalium. Aplikasi yang rutin beliau lakukan sekitar 4 hari sekali dan dengan jarak panen dirapatkan menghasilkan tanaman cabai yang memiliki produktivitas tinggi dan periode waktu panen yang lama. Tetapi untuk waktu panen yang dirapatkan ini, tidak bisa menjadi patokan karena setiap daerah tentu permintaan pasarnya berbeda-beda, ada yang meminta buah cabai harus berwarna merah dan ada juga yang meminta warna buah jingga/orange. Jadi menurut kami, sahabat petani semua bisa disesuaikan dengan permintaan pasarnya.
Demikian artikel ini kami buat semoga bisa menginspirasi sahabat petani. Selengkapnya akan kami sampaikan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |