Artikel

Potret Kartini Masa Kini, Mengubah Lahan Kosong Perkotaan Menjadi Ladang Bisnis

Potret Kartini Masa Kini, Mengubah Lahan Kosong Perkotaan Menjadi Ladang Bisnis


Angga Syarief / Sabtu,14 Januari 2023

Pengembangan masyarakat adalah sebuah proses swadaya masyarakat yang menciptakan usaha guna meningkatkan kondisi masyarakat baik didalam bidang ekonomi, sosial, dan kultural. Menjadi salah satu metode dan pendekatan, peranan warga masyarakat menekankan dalam proses pembangunan komunitas antar komunitas. Sebagai salah satu contoh pengembangan swadaya masyarakat adalah dengan membentuk komunitas KWT (Kelompok Wanita Tani) guna menunjang sektor pertanian dan ekonomi masyarakat.

Kesempakatan kali ini, kami akan meliput sebuah komunitas KWT (Kelompok Wanita Tani) Srikandi Mandiri Gejayan, Condongcatur, Depok, Sleman. Diketuai oleh salah satu wanita Tangguh bernama Ibu Retno Setyani Nugraheni, yang akrab dengan panggilan Bu Retno. Beliau sebagai pelapor ibu-ibu setempat untuk mencoba terjun ke dunia pertanian dengan membentuk komunitas. Bu Retno sendiri mencoba membuktikan, bahwa sesosok wanita pun juga bisa terjun ke dunia pertanian meski harus terjun langsung kelahan melawan terik matahari yang membuat kulit semakin menghitam bukan menjadi sebuah penghalang tekad beliau. KWT Srikandi Mandiri mulai berdiri sebelum gejala Covid-19 menyerang. Singkat cerita, melihat pemukiman daerah beliau ada lahan yang kosong, coba beliau manfaatkan. Awalnya, lahan kosong tersebut coba beliau minta izin langsung pemilik lahan. Pada akhirnya, pemilik lahan memperbolehkan untuk dikelola, setelah mendapat izin, Bu Retno langsung tancap gas. Setiap anggotanya iuran untuk mengumpulkan modal pengolahan lahan. Lahan sudah siap digunakan, ibu-ibu setempat pun mulai turun tangan.

Awalnya, proses berjalan lancar tanpa kedala. Mulai menemukan titik terang, tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah kejadian. Lahan yang awalnya sudah mendapatkan izin, pada akhirnya diminta kembali oleh pemilik lahan. Merasa sedih dan lemas tak berdaya, Bu Retno kebingungan. Mendapat kejadian yang kurang mengenakkan Bu Retno dan ibu-ibu setempat membuat mereka berpikir putus asa. Sebagai sesosok ketua, Bu Retno mencoba menyakinkan kembali kepada ibu-ibu setempat. Bu Retno tetap optimis tidak ingin komunitas yang sudah terbentuk dari lama bubar. Perjuangan mulai dari nol coba beliau pertahankan. Pada akhirnya, Bu Retno menyampaikan keluh kesahnya kepada Pak Dukuh. Mendengar keluh kesah Bu Retno dan melihat komunitas yang beliau bentuk membawa dampak positif membuat hati Pak Dukuh mulai ada rasa empati. Pada akhirnya, Pak Dukuh memberikan lahan kosong dan tanggung jawab kepada Bu Retno dan ibu-ibu setempat untuk mengelola. Senang bukan main mendengar kabar gembira dari Pak Dukuh membuat Bu Retno dan ibu-ibu setempat tersenyum lebar. Tidak ingin menyia-nyiakan peluang, KWT Srikandi Mandiri mulai bergegas. Mendapat dukungan langsung dari kelurahan, inisiatif Bu Retno mencoba mendaftarkan KWT Srikandi Mandiri ke kelurahan agar terdaftar resmi. Dan akhirnya, pihak kelurahan menyetujui dan surat keputusan turun pada bulan November 2020. Masih tidak menyangka, yang awalnya membentuk komunitas kecil dan jerit payah mereka terbayarkan dengan mendapat dukungan lebih warga setempat dan pihak kelurahan. Tahun 2020 sampai sekarang KWT Srikandi Mandiri mulai dikenal dikalangan masyarakat.

KWT Srikandi Mandiri ternyata tidak bergerak sendirian, mereka menjalin komunikasi sesama komunitas guna mendapatkan pendampingan seputar dunia pertanian. Menjalin dengan salah satu komunitas bernama KEP Sleman yang mempunyai latar belakang komunitas yang bergerak di dunia pertanian. Sebelum mendapat dampingan dari KEP Sleman, KWT Srikandi Mandiri merasa kewalahan dalam bertani. Memang latar belakang anggota KWT Srikandi Mandiri adalah ibu-ibu rumah tangga yang belum ada ilmu bertani menurut kami hal yang wajar. Maka dari itu, membangun sebuah komunikasi antar komunitas menurut Bu Retno adalah salah satu cara mewujudkan visi dan misi dari KWT Srikandi Mandiri. Musim tanam sebelumnya, Bu Retno bersama anggotanya merasa kurang puas dengan hasil panennya. Setelah mendapatkan dampingan dari KEP Sleman tentang bagaimana cara budidaya yang tepat dan benar, alhasil mendapatkan hasil panen yang membuat bahagia bukan main Bu Retno dan anggotanya. Pertama kali mendapatkan hasil panen yang menakjubkan, Bu Retno dan anggotanya semakin antusias. KEP Sleman sebagai pendamping, memberikan ilmu-ilmu dasar terlebih dahulu dan memberikan saran dengan pemupukan yang tepat berimbang seperti pengaplikasian KALINET, MORDENFOL, dan CAL-HA. Lahan yang ditanami lebih dari satu komoditas, seperti sawi, terong, dan cabai. Hasil panen sawilah yang benar-benar hasilnya diluar dugaan, setelah pengaplikasian kocor MORDENFOL terlihat pertumbuhan sawi begitu optimal. Tanaman terlihat segar dan bobotnya begitu istimewa. Panen kemarin, Bu Retno bersama anggotanya mendapati tonase 140 an kg. Sumringah dan bahagia sekali membuat Bu Retno dan anggotanya semakin bersemangat untuk bertani. Rasa bersyukur dan semangat yang menggebu-gebu terlihat menunjukkan rasa terima kasih beliau atas dampingan dari KEP Sleman.

KEP Sleman atau Kelembagaan Ekonomi Petani yang mempunyai latar belakang dunia pertanian mendukung penuh aksi masyarakat yang ingin bergerak didunia pertanian. Membuka pintu lebar, mempersilahkan siapa saja yang membutuhkan dampingan akan dibantu semaksimal mungkin. Pak Slamet salah satu anggota KEP Sleman juga turut merasa bangga atas pencapaian KWT Srikandi Mandiri. Niat dari awal Pak Slamet sendiri ikhlas membantu Bu Retno dan anggotanya. Pertama ,Pak Slamet menekankan “Sayangilah tanamanmu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri” kata-kata indah inilah yang selalu beliau tekankan kepada Bu Retno dan anggotanya agar bisa diingat dan menjadi pedoman mereka dalam bertani. Tidak hanya cukup memberikan sebuah dampingan, Pak Slamet bersama KEP Sleman turut memberikan target atau planning goals untuk KWT Srikandi Mandiri yaitu dengan membuat Bank Sayur, dimana sebagai wadah hasil panen yang bisa menjual langsung kepada kalangan umum. Meski sekarang hal tersebut sudah terealisasi dilakukan dipinggir jalan, harapan kedepannya bisa memperbesar wadahnya dan target market atau pasarannya. Karena dengan terwujudnya Bank Sayur ini, sektor ekonomi ibu-ibu akan meningkat, hasil pendapatan bisa menjadi kas tabungan KWT Srikandi Mandiri dan juga bisa berbagi sesama dalam bentuk bantuan sosial. Sungguh mulia niat Pak Slamet dan KEP Sleman dalam mengarah dan memberikan bimbingan kepada Bu Retno dan anggotanya.

Artikel kali ini memang tidak terlalu mengarah pada kiat budidaya tanaman, tetapi lebih kearah melihat sisi pertanian yang berbeda. Terjun ke dunia pertanian tidak hanya bisa dilakukan masyarakat perkampungan saja, masyarakat perkotaan pun juga bisa melakukan. Celah serta peluang bisa kita dapatkan bila sejak awal kita sudah menumbuhkan rasa ingin tahu dan mencoba telebih dahulu. Segala sesuatu tidak akan terwujud jika kita hanya berangan-angan saja, perlu sebuah rasa mencoba yang kemudian kita lakukan aksi secara nyata seperti halnya Bu Retno dan ibu-ibu setempat. Harapan kami semoga aksi nyata Bu Retno dan ibu-ibu setempat bisa memberikan sebuah motivasi dan inspirasi bagi masyarakat.

Sekian artikel ini kami buat, senyum lebar Bu Retno dan ibu-ibu setempat adalah kebahagian kami. Selengkapnya kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
CAL-HA
KALINET
POWERSOIL
MORDENFOL