Hasilnya Bikin Melongo! Nekat Budidaya Tanaman Pola Tumpangsari dilahan Bekas
Angga Syarief / Rabu,15 Maret 2023
Bukanlah cara yang mudah untuk berbudidaya tanaman dilahan bekas. Memang dari segi tenaga serta modal biaya lebih diuntungkan karena dapat menghemat. Akan tetapi jika kita menggunakan lahan bekas tentu resikonya juga sebanding dengan keuntungan tersebut. Resiko yang bisa terjadi justru tidak merasakan hasil panen karena tanaman mengalami kendala setelah itu mati. Lahan bekas sangatlah riskan sebab tanah masih terkandung beberapa mikroba negatif. Terkadang, banyak petani yang sudah mencoba budidaya satu komoditas dilahan bekas masih mengalami beberapa kendala dan kesulitan. Terus bagaimana jika mencoba menanam 3 komoditas sekaligus dilahan bekas? apakah juga akan tambah sulit?
Tentu jawabannya tidak, jika kita tau cara perawatannya. Artikel kali ini akan membahas akan hal itu. Masih ingatkah sahabat petani dengan Pak Sofar? Yap, sebelumnya sudah pernah kita bahas di artikel ini. Artikel sebelumnya kita banyak membahas bagaimana cara pengolahan lahan bekas beliau. Kali ini kita akan membahas cara perawatan tanaman beliau. Pada lahan beliau ini melakukan pola tanam tumpangsari dilahan bekas yang selalu ditanami tanaman jenis hortikultura. Tumpangsari dengan tanaman tomat, cabai merah keriting, dan kobis. Melihat pada bedengan Pak Sofar, setiap lubang tanam beliau tidak ada yang kosong. Masing-masing lubang tanam beliau tanami beberapa komoditas jenis tanaman hortikultura. Pada bagian bawah sendiri ada tanaman kobis sedangkan bagian atas tanaman kobis ada tanaman cabai merah keriting. Kemudian pada bagian tengah bedengan beliau tanami tanaman tomat. Beliau melakukan sistem tumpangsari ini dengan alasan keterbatasan lahan dan tenaga. Harapannya satu kali langkah sudah mendapatkan untung banyak. Satu kali aplikasi nutrisi, pengobatan, dan tenaga sudah terawat semua tanamannya. Kiat perawatan tanaman versi beliau akan kami bahas dibawah ini.
Perlakuan khusus
Rahasia dibalik minimnya prosentase terserang virus kuning pada tanaman cabai merah keriting beliau ini adalah perlakuannya pada benih. Beliau menyakini bahwa potensi tular tanaman CMK dimulai dari benihnya. Maka dari itu, beliau menerapkan perlakuan khusus pada benih CMK beliau. Perlakuan yang beliau lakukan adalah sebelum menyemai benih, beliau rendam dahulu benihnya dengan air hangat dan didiamkan semalam. Proses perendaman ini bertujuan untuk mengurangi potensi benih mengalami masa dormansi benih (keadaan berhenti tumbuh). Efek dari perendaman ini adalah benih akan cepat terbangun dan berkecambah. Selain itu juga untuk menseragamkan pertumbuhan serta merupakan perlindungan awal dari serangan hama dan penyakit saat stadia bibit.
Fase vegetatif
Fase pertumbuhan tanaman tentu sangat membutuhkan akan nutrisi untuk mempercepat laju tumbuh tanaman. Mengingat, lahan yang beliau ini termasuk lahan bekas selama kurang lebih 8 tahun tanpa olah lahan serta dengan pola tanam tumpangsari 3 komoditas. Secara kebutuhan akan nutrisi pastinya banyak, oleh sebab itu beliau meracik ramuan tersendiri dengan pupuk magnesium pirophospat + fungisida bahan aktif mankozeb yang dilarutkan kedalam satu drum. Kapasitas drum ini memuat sekitar 200 liter air, dosis yang beliau gunakan pupuk MORDENFOL 12 tutup botol dan fungisida kontak bahan aktif mankozeb 12 SDM yang dilarutkan kedalam 200 liter air. Satu kali racikan pada drum kapasitas 200 liter air ini bisa beliau aplikasikan pada lahan beliau sekitar 12 kali aplikasi spray. Fokus spray yang beliau lakukan cukup pada tanaman CMK saja, sedangkan tanaman tomat dan kobis cukup mendapatkan sentuhan penyepraian atau istilah jawanya “kecipratan”.
Aplikasi pupuk dan fungisida ini beliau lakukan ketika tanaman berusia 15 HST dengan interval spray 7 hari sekali. Pengaplikasian ini beliau mulai hentikan ketika tanaman menyentuh fase generatif atau mulai berbunga. Efek campuran bahan ini membuat warna daun pada tanaman beliau lebih berwarna hijau segar. Kandungan magnesium piropospat inilah yang membuat warna hijau daun jadi lebih segar. Selain itu tunas air mulai banyak yang tumbuh. Ditambah lagi aplikasi fungisida yang memberikan perlindungan tanaman beliau terhadap serangan jamur patogen.
Fase generatif
Fase dimana dimulainya penyaluran karbohidrat secara besar-besaran sebagai awal mulanya pembentukan bunga dan buah. Pada fase ini, beliau mengganti pupuknya, saat fase generatif ini sangat butuh pupuk dengan konsentrasi kalium tinggi. Fungsi unsur kalium untuk merangsang tumbuh bunga dan mempercepat bunga masak menjadi buah. Pupuk kalium yang beliau gunakan adalah pupuk kalium KALINET. Kemudian beliau juga menambahkan fungisida sistemik bahan aktif azoksistrobin + difenokonazol dan mineral pelindung tanaman “KOVERWP”. Dosis yang beliau gunakan untuk KALINET 2 tutup botol, fungisida mankozeb 2 SDM, fungisida sistemik bahan aktif azoksistrobin + difenokonazol 5 ml, KOVERWP 2 SDM dilarutkan kedalam 16 liter air. Manfaat dari penggunaan KALINET disini adalah bunga pada tanaman CMK beliau tidak mudah rontok dan bunga banyak yang masak jadi buah. Kemudian prosentase pertumbuhan bunga dan buahnya pun juga ikut bertambah. Efek nyata pada buah cabainya pun dari segi bobot buah lebih berisi dan kulit buahnya tebal. Untuk menjaga kestabilan kualitas buah dan daun cabai beliau menambahkan KOVERWP dimana berperan sebagai pelindung yang memberikan lapisan berupa silica. Manfaatnya sangat dirasakan beliau terutama dimusim ekstrim seperti sekarang ini, ketika pergantian cuaca atau dibilang musim kemarau basah tentu membuat tanaman menjadi susah beradaptasi terhadap suhu. Ketika diguyur intensitas air hujan yang tinggi membuat daun mudah berlubang atau rusak juga riskannya terkena jamur dan saat terkena terik matahari berlebih membuat daun berkerut kering. Dengan adanya KOVERWP ini membuat pelapis atau tameng yang melindungi tanaman dari intensitas guyuran air hujan dan sinar UV matahari berlebih. Disamping itu KOVERWP juga bisa meningkatkan peran atau daya kerja dari fungisida baik itu kontak maupun sistemik.
Hasil perawatan
Tanaman cabai merah keriting sudah biasa dikenal dikalangan petani dengan mudahnya tertular virus kuning/gemini. Kenyataannya, dilahan Pak Sofar ini masih terbilang aman. Beliau berani mengatakan masih aman karena beliau ada track recrod atau catatanya. Dari total populasi tanaman CMK sekitar 15.000 tanaman hanya ada 111 tanaman yang terkena virus gemini/kuning. Biasanya, beliau menandai sendiri untuk tanaman CMK beliau yang terkena virus gemini dengan tali rafia warna kuning. Total tanaman yang terserang layu pun hanya 46 tanaman saja.
Kesimpulan artikel kali ini adalah budidaya tanaman dengan pola tanam tumpangsari dilahan bekas bukanlah hal yang terbilang sulit. Akan terlihat mudah jika kita tahu perawatannya. Lahan bekas bisa diantisipasi dengan pengolahan lahan yang tepat. Pemberian pupuk dasar yang tepat serta unsur pembenah tanah sebisa mungkin muntlak diaplikasikan. Kemudian diimbangi dengan perawatan pemberian nutrisi via spray. Pupuk unsur hara yang tepat juga akan menunjang produktivitas tanaman. Pola tanam tumpangsari apalagi dilahan bekas secara kebutuhkan nutrisi tentu harus tercukupi.
“Jadi petani itu memang harus sabar, telaten, tekun dan banyak bersyukur. Kita tidak usah mengandalkan siapa-siapa cukup mampu berdiri diatas kaki kita sendiri” pesan Pak Sofar kepada kita.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |