Tetap Sehat dan Lebat Meski dilahan Bekas, Ini dia Rahasianya!
Angga Syarief / Sabtu,06 Mei 2023
Cabai masih menjadi komoditas favorit dikalangan petani. Komoditas satu ini memiliki nilai komersial yang tinggi karena popularitasnya dalam dunia pertanian. Dibalik memiliki nilai ekonomi yang tinggi, ada sebuah tantangan tersendiri dalam budidaya tanaman cabai. Dalam menghadapi tantangan inilah yang mampu membuat rasa geregetan para petani cabai. Bukan hal yang mudah untuk menghadapi tantangan tersebut, perlu sebuah persiapan. Penting bagi para petani cabai untuk memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam budidaya tanaman cabai serta mengadopsi praktik atau kiat budidaya yang baik untuk memaksimalkan hasil panen agar sesuai dengan harapan.
Artikel kali ini adalah lanjutan dari artikel kami sebelumnya, yang menerangkan cara hemat dan tepat pengolahan lahan untuk tanaman cabai. Kesempatan kali ini, kita akan sambung tentang bagaimana cara pola perawatan tanaman cabai. Mengadopsi ilmu menarik seputar perawatan tanaman cabai bersama dengan Pak Didik. Akan banyak hal yang menarik yang bisa kita jadikan inspirasi. Akan kami bongkar perawatan beliau dibawah ini.
Pola tanam
Penanaman yang diterapkan beliau adalah dengan pola zig-zag, jadi umumnya petani cabai kerap melakukan pola tanam sejajar. Beda halnya dengan Pak Didik, maksud dan tujuannya beliau adalah memberi ruang tanaman untuk mendapatkan asupan cahaya matahari serta sirkulasi udaranya biar lebih lancar. Meski dengan pola tanam sejajar masih bisa tumbuh dengan baik, tetapi menurut beliau dengan pola tanam zig-zag ini tanaman lebih optimal untuk tumbuh. Manfaat lainnya adalah tunas antar tanaman agar tidak bersentuhan. Jika sampai bersentuhan apalagi jarak tanamnya terlalu dekat pastinya memicu kenaikan kelembapan. Area permukaan yang terlalu lembap akan dengan mudah memicu tumbuhnya jamur patogen. Terkesan hal yang simpel tapi ini membawa efek penting terhadap pertumbuhan tanaman.
Pemangkasan
Tidak ada satu pun tanaman beliau yang rimbun tunas airnya. Hampir semua tanaman beliau, tunas air bagian bawah dirempel / pangkas habis. Sudah menjadi kebiasaan beliau dalam budidaya cabai selalu melakukan rempel. Merasa lebih nyaman dan berefek optimal bagi tanamannya. Pertumbuhan tanaman lebih pesat meninggi sebab nutrisi yang tersalurkan langsung menuju kecabang utama. Jika kita banyak memelihara tunas air tentu nutrisi yang tersalur akan menuju setiap tunas airnya. Selain itu, kebutuhan nutrisi pun juga akan bertambah. Memang benar, semakin banyak tunas air bisa menambah kuantitas buahnya, tapi apa halnya jika sampai nutrisi yang kita berikan tidak mencukupi? Justru buah yang dihasilkan bisa tidak sesuai harapan bukan? Alih dalih melebatkan buah malah menjadi kerugian tersendiri.
Pengocoran
Mulai umur 7 HST beliau sudah melakukan pengocoran nutrisi tambahan dengan pupuk NPK 16-16-16 dari Yaramila, POWERSOIL, dan CAL-HA. Perpaduan antara pupuk NPK 16-16-16, pembenah tanah, serta kalsium akan membantu menopang pertumbuhan tanaman cabai. Menyadari sejak awal bahwa pupuk dasaran beliau tanpa pupuk kimia sama sekali, tidak menutup kemungkinan juga Pak Didik turut memberikan pupuk kimia sebagai pupuk susulan meski saat aplikasi tidak sering digunakan. Bagaimana pun beliau juga berupaya untuk tetap melakukan pemupukan secara berimbang.Beliau hanya melakukan kocor sebanyak 3 kali mulai umur 7 HST, 14 HST, dan mulai awal fase generatif.
Dosis yang dipakai beliau untuk pupuk NPK 16-16-16 2 gelas, POWERSOIL 3 SDM, CAL-HA 2 SDM yang dicampur dan dilarutkan kedalam 16 liter air. Beliau lebih berfokus memberikan dosis lebih banyak pada POWERSOILnya sebab lahan beliau adalah lahan janda/ bekas. Jadi peran POWERSOIL yang sebagai unsur pembenah tanah bermanfaat sebagai perbaikan tanah baik secara fisik, kimia, maupun biologis. Ditambah lagi aplikasi CAL-HA yang mengandung unsur kalsium yang bermanfaat sebagai memperkuat sistem jaringan tanaman. Menyinggung kembali kalau selama 4 musim selalu beliau tanami komoditas cabai tanpa rotasi komoditas lainnya, peran unsur kalsium ini sangat dibutuhkan. Sebab tanah bekas penanam cabai secara terus menerus pastinya meninggalkan mikroba positif maupun negatif. Antisipasinya beliau yaitu dengan aplikasi kalsium tersebut agar tanaman cabai yang akan ditanam selanjutnya dilahan bekas dapat kuat jaringan sehingga tahan akan cekaman patogen penyakit. Maka dari itu, aplikasi unsur pembenah tanah dan unsur kalsium ini sudah menjadi paket komplit bagi beliau untuk budidaya cabai khususnya dilahan bekas.
Spray fase vegetatif
Aplikasi spray fase vegetatif beliau menggunakan MORDENFOL 1 tutup botol + ULTRADAP 2 SDM + Fungisida bahan aktif mankozeb 1 SDM + Insektisida bahan aktif abamectin 1 tutup botol. Kesemua bahan ini beliau campur dilarutkan ke dalam 16 liter air. Aplikasi spray ini mulai beliau lakukan selang sehari setelah pengocoran jadi mulai diumur 8 HST dengan interval 1 minggu sekali. Berfokus genjot unsur phospatnya untuk memicu laju tumbuh tanaman serta antisipasi serangan penyakit dan hama. Sudah menjadi satu paket yang komplit sehingga saat fase awal pertumbuhan tanaman beliau cukup baik dan pesat.
Spray fase generatif
Pada fase generatif tanaman cabai akan mulai memproduksi bunga dan buah. Selama fase ini, tanaman membutuhkan perhatian serius seperti pemberian nutrisi. Perhatian yang terpenuhi akan ada kaitannya dengan kualitas buah yang dihasilkan. Pengoptimalan pertumbuhan bunga dan buah beliau lebih menekankan pemberian pupuk kalium dengan KALINET via spray. Saat mulai tumbuh cabang “Y” beliau langsung aplikasi KALINET. Pupuk kalium bermanfaat sebagai perangsang tumbuh bunga dan buah. Manfaat lainnya bisa menambah hasil panen, bobot buah, dan produktivitas yang tinggi. Meski tanaman cabai milik Pak Didik baru mulai awal pemetikan, terlihat tanaman cabai beliau pertumbuhan bunganya lebat. Ini menandakan efek nyata spray KALINET efektif menambah produktivitas tanaman.
Disisi lain, ternyata beliau juga masih turut memberikan MORDENFOL saat fase generatif. Akan tetapi pengaplikasiannya tidak terlalu sering, hanya sebagai selingan saja. Upaya ini beliau lakukan bertujuan agar daun tetap berproduksi. Ketika fase generatif, petani umumnya akan lebih berfokus pada pertumbuhan bunga dan buahnya saja. Tetapi prinsip Pak Didik berbeda, beliau juga berfokus pada daun, karena ketika daun tetap dapat produktif maka asupan makanan juga bertambah melalui proses fotosintesis. Langkah yang cukup cerdik dan bermanfaat, ini seperti sekali langkah bermanfaat untuk keseluruhan.
Kesimpulan yang bisa kita dapatkan dari kiat budidaya Pak Didik adalah meski tanpa pupuk kimia sebagai pupuk dasaran, tanaman masih bisa tumbuh dengan baik dan optimal. Beliau berfikiran bahwa didalam tanah sudah terdapat asupan makan yang cukup tinggal pintar-pintar kita menambahkannya. Sisanya kita tinggal optimalkan dengan nutrisi yang tepat sasaran baik via kocor maupun spray.
“Buat petani muda tetap semangat jangan gengsi, bertani itu menyenangkan dan asyik. Pasti bakal kecanduan” sekelumit pesan Pak Didik kepada kita.
Selengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |