Artikel

Uji Coba Varietas Tahan Virus dan Toleran Layu di Lahan Endemik Virus Kuning

Uji Coba Varietas Tahan Virus dan Toleran Layu di Lahan Endemik Virus Kuning


Angga Syarief / Selasa,06 Desember 2022

Banyak faktor kegagalan panen cabai salah satunya adalah terkena dampak serangan penyakit. Beberapa serangan penyakit seperti virus kuning dan layu sampai saat ini masih membuat keresahan petani. Sejauh ini obat yang benar-benar bisa menyembuhkan total dua penyakit  ini belum ada. Memang sangat susah menanganinya, apalagi mencoba menanam cabai dimana daerah yang endemik dari serangan penyakit virus kuning. Sekilas tentang penyakit virus kuning, penyakit yang menyerang bagian daun yang ditularkan melalui vektor serangga berupa kutu kebul atau bahasa latinnya Bemisia Tabaci. Virus kuning ini menyerang RNA/DNA tanaman, kemudian RNA/DNA yang telah terinfeksi sintesis proteinnya akan terpengaruh oleh virus tersebut. Meski sudah mencoba mengaplikasikan insektisida, masih banyak petani yang mengeluh tidak kunjung membuahkan hasil. Begitu mengerikannya penyakit satu ini karena target serangan virus ini langsung kepada inti selnya.

Salah satu faktor yang bisa menangkal virus satu ini adalah dengan pemelihan bibit unggul. Sekarang ini, mulai terdapat banyak bibit cabai yang mempunyai keunggulan dari segi tahan virus dan toleran layu. Salah satu varietas yang akan kami ungkap keunggulannya adalah varietas cabai Absolut 69 yang coba ditanam oleh Bapak Slamet. Menanam varietas Absolut 69 dilahan yang berlokasi di Desa Macanan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Yang menjadikan salah satu bukti keunggulan Absolut 69 ini adalah lahan milik Pak Slamet ini berada di daerah yang endemik virus kuning. Terlihat dari lahan sekitar beliau, tanaman Pak Slamet ini terhimpit tanaman tetangga yang terkena virus kuning. Tetapi sejauh ini, tanaman sampai petikan pertama pun belum ada yang terkena virus kuning. Jika pun ada, sejauh mata kami memandang terlihat baru gejala awal terkena virus kuning dan bisa sembuh. Sungguh heran bukan? Melihat kondisi tanaman Pak Slamet. Padahal sejak awal beliau sama sekali tidak memberikan perawatan, jadi tanaman dibiarkan puasa begitu saja. Tapi nyatanya tanaman tumbuh baik-baik saja. Menurut kami, ini memang faktor keunggulan dari bibit Absolut 69. Tidak cukup mengandalkan keunggulan varietas saja, beliau tetap turut memberikan perawatan seperti dibawah ini :

Tentang lahan

Lahan beliau berada di daerah yang masih endemik dengan virus kuning. Dihimpit oleh tanaman cabai tetangga yang terkena virus kuning. Disamping itu lahan yang beliau gunakan juga lahan bekas tanpa olah lahan kembali. Sama sekali tidak menambahkan pupuk dasaran, beliau hanya cukup membersihkan gulma area sekitar lahan. Terlihat dari kondisi plastik mulsa dan ajir beliau bekas dari budidaya tanaman cabai sebelumnya.

Tentang varietas

Baru pertama kali ini beliau mencoba menanam cabai varietas Absolut 69. Pak Slamet merasa tergiyur dengan embel-embel tahan virus dan toleran layu. Alhasil beliau mencoba menanam, dan menurut beliau karakteristik Absolut 69 ini berbeda dari varietas lain. Menurut beliau, yang pertama  daun tidak terlalu lebar lebih kecil dari varietas lain, disini merasa menguntungkan beliau karena dari segi penyepraian lebih enak nantinya. Kedua jarak antar ruas batang pendek, dengan jarak antar ruas yang pendek ini akan mempengaruhi produktivitas tanaman sebab jarak yang pendek penyaluran nutrisi akan optimal tidak terlalu lama sampainya ke cabang utama. Ketiga jaringan kayunya lebih tebal, sehingga tanaman ini akan lebih kuat. Jaringan kayu yang tebal ini akan membuat batang lebih kokoh berdiri, tidak lunak. Batang cabai yang lunak akan riskan terkena penyakit seperti busuk batang karena penyakit akan mudah menembus dinding sel secara langsung. Beda halnya dengan keunggulan jaringan kayunya yang tebal, akan berperan sebagai tameng.

Jarak tanam & bedengan

Jarak tanam beliau sekitar 45 cm x 45 cm, satu bedengan dibuat tiga lajur/baris. Bedengan yang beliau gunakan ini bekas dari tanaman cabai sebelumnya. Tanpa penggantian plastik mulsa dan ajir sama sekali. Pak Slamet cukup membersihkan gulma area sekitar lahan, selang sehari beliau langsung melakukan penanaman.

Perawatan

Usia Pak Slamet tidak lagi muda, umur beliau sudah menyentuh angka 80 tahun. Dengan umur segitu, beliau merasa kecapekan bila terlalu kerja keras dilahan dan lahan beliau pun tidak cukup satu saja, ada beberapa lahan lain yang beliau kerjakan. Oleh sebab itu, untuk lahan yang berada di Desa Macanan yang sekarang ini ditanami varietas Absolut 69 baru beliau rawat pertama kali ketika tanaman berumur 40 hari. Umur tanaman 40 HST itu sudah memasuki fase generatif harusnya, tetapi beliau sempat bilang kepada kami diumur 40 HST belum mulai tumbuh bunga. Menurut kami wajar saja karena beliau sama sekali tidak memberikan pupuk dasaran dan langsung melakukan penanaman. Selain itu, beliau juga keterbatasan waktu serta tenaga karena ada beberapa lahan yang beliau kerjakan. Mengingat umur, juga tidak mungkin sehari langsung menggarap dua lahan sekaligus. Jadi selama fase vegetatif atau fase pertumbuhan, tanaman dibiarkan begitu saja. Selama 40 hari tanaman puasa, tidak diberikan pupuk atau nutrisi apapun. Maka dari itu, tepat di umur 40 hari beliau langsung menggenjot perawatan, yaitu dengan :

  • Penyepraian

Tanaman sampai umur 40 HST belum terlihat tumbuh bunga, beliau langsung menggenjot nutrisi menggunakan MORDENFOL (2 sendok makan), kombinasi fungisida kontak dan sistemik, fungisida kontak bahan aktif Mankozeb 80% “Dithane” (2 sendok makan) dan fungisida sistemik bahan aktif Karbendazim 50% “Pascal” serta insektisida untuk mengendalikan thripds menggunakan bahan aktif AbamectinAbacel” (1 sendok makan) dan insektisida mengendalikan ulat daun bahan aktif Profenofos “Curacron” (1 sendok makan). Penyemprotan ini dilakukan 1 minggu sekali sampai tanaman mulai tumbuh bunga. Ketika tanaman sudah mulai tumbuh bakal buah, beliau mengganti bahan-bahan tersebut.

Ketika tanaman mulai berbuah beliau menggunakan pupuk perangsang tumbuh bunga dan buah yaitu “Antonik” yang terdapat juga ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dengan dosis 1 tutup botol dan kembali menggunakan kombinasi fungisida sistemik dan kontak diawal tadi seperti saat penyepraian pertama dengan dosis yang sama. Spray ketiga bahan ini dilakukan 1 minggu sekali sampai tanaman petikan pertama.

  • Pengocoran

Pengocoran pun juga beliau lakukan satu minggu sekali dan hanya dilakukan cukup 4 kali. Pengocoran beliau menggunakan Ultradap (1 sendok makan), KNO Putih (1 sendok makan), Super Interpros (1 sendok makan) dan NPK Yaramila yang berwarna hijau (1 sendok makan). Disini beliau lebih mengoptimalkan pemberian unsur Phospat dan sedikit kandungan Nitrogen. Beliau menyadari perawatan yang dilakukan telat, oleh sebab itu beliau menggenjot pupuk dan nutrisinya. Meski bahan serta dosis yang digunakan tidak terlalu banyak, tentu akan menghemat biaya tetapi hasil tanaman sampai dipetikan pertama ini terlihat tanaman masih berproduksi baik.

Dibikin heran bukan main oleh tanaman Pak Slamet, padahal sejak awal tanaman dibiarkan puasa tidak dilakukan perawatan disamping itu area lahan sekitar beliau juga banyak tanaman cabai yang terserang virus kuning. Apakah ini salah satu faktor mengatasi virus kuning dengan pemelihan bibit unggul? Yap, menurut saya begitu karena varietas yang tahan virus seperti Absolut 69 ini terbukti nyata dengan keunggulan tahan virus berhasil tumbuh baik dilahan yang endemik virus kuning. Dengan kondisi tanaman puasa pun tanaman masih terlihat sehat, meski ada dua tanaman yang terkena busuk batang. Menurut kami, varietas Absolut 69 ini memang benar adanya dirinya mengklaim taan virus dan toleran layu. Salah satu faktor pendukung dengan memilih bibit unggul karena akan dimudahkan dari segi perawatan.

Bijaklah dalam memilih bibit cabai, karena akan menentukan kehidupan tanaman, varietas Absolut 69 yang saya tanam ini berhasil membuktikan keunggulannya.” Pesan Pak Slamet.

Demikian artikel ini kami buat, semoga bisa menginspirasi sahabat petani semua terutama dalam memilih bibit unggul, lengkapnya ada disini.


Rekomendasi Produk :
MORDENFOL