Artikel

Tantangan Cuaca Ekstrem, Lahan Mitra Bertani Tetap Tangguh dengan Asam Amino dan Mikoriza

Tantangan Cuaca Ekstrem, Lahan Mitra Bertani Tetap Tangguh dengan Asam Amino dan Mikoriza


Karlina Indah / Sabtu,28 Juni 2025

Di tengah tantangan budidaya cabai di musim kemarau basah, lahan cabai Learning and Development Center (LDC) milik Mitra Bertani justru menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Tanaman cabai yang sudah memasuki petikan kelima ini membuktikan bahwa hasil tinggi tetap bisa dicapai, meski ditanam dalam kondisi cuaca yang tidak menentu. Bukan tanpa alasan, keberhasilan ini ditopang oleh pendekatan pembelajaran yang berfokus pada proses dan penggunaan agensi hayati, khususnya mikoriza dengan merek dagang Micobio. Data hasil panen memperlihatkan tren peningkatan yang signifikan. Petikan pertama hanya menghasilkan 1,7 kg, namun di petikan kedua dan ketiga langsung melonjak ke 9 kg. Petikan keempat mencapai 21 kg, dan luar biasanya, pada petikan kelima hasilnya menembus lebih dari 50 kg. Produktivitas ini bukan semata-mata karena jumlah tanaman, melainkan karena kualitas pertumbuhan tanaman yang seimbang dari bawah ke atas, dengan buah yang lebat dan merata.

Menariknya, tanaman cabai ini memang tidak diarahkan untuk tumbuh terlalu tinggi. Fokusnya adalah pembentukan buah yang optimal sejak batang bagian bawah, dengan kerapatan dan daya dukung akar yang kuat. Salah satu faktor kunci yang membuat tanaman tetap produktif di musim kemarau basah adalah penggunaan mikoriza. Mikoriza merupakan jamur menguntungkan yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman. Dalam kondisi kekeringan, keberadaan mikoriza sangat krusial karena mampu memperluas jangkauan akar dalam menyerap air dan unsur hara. Secara kasat mata, tanaman cabai di lahan ini menunjukkan akar yang lebih lebat dan panjang. Ini menjadi indikator penting bahwa tanaman memiliki sistem perakaran yang sehat, sehingga mampu menopang pertumbuhan vegetatif dan generatif secara maksimal. Mikoriza bukan hanya membantu dari sisi penyerapan air, tapi juga menekan potensi serangan penyakit akar dan jamur patogen lainnya. Meski tetap ada serangan jamur ringan, skalanya sangat minim dan tidak mengganggu keberhasilan budidaya. Yang menarik, orientasi utama dari lahan LDC ini bukan untuk mengejar profit atau volume hasil semata. Lahan ini lebih ditujukan sebagai media pembelajaran bagi petani dan pelaku budidaya lainnya untuk memahami pentingnya proses budidaya yang berkelanjutan. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan pendekatan teknologi hayati yang tepat seperti mikoriza, serta manajemen budidaya yang baik, petani tetap bisa memperoleh hasil tinggi di tengah tantangan musim.

Menghadapi Kendala di Lahan Mitra Bertani

Budidaya cabai memang bukan pekerjaan mudah, terlebih jika dilakukan pada masa transisi musim atau dalam kondisi cuaca yang tidak menentu seperti ini. Hal inilah yang dirasakan di lahan cabai Learning and Development Center (LDC) milik Mitra Bertani yang ditanami pada akhir Februari lalu. Banyak petani di berbagai wilayah mengeluhkan tingginya angka kematian tanaman pada periode ini. Meski demikian, lahan LDC berhasil meminimalkan kerugian dan menjaga keberlangsungan pertumbuhan tanaman meski tetap menemui sejumlah kendala teknis. Faktor utama penyebab gangguan pertumbuhan adalah anomali cuaca. Hujan yang tidak menentu, suhu ekstrem, dan pergeseran musim membuat tanaman mengalami stres berat. Di lahan LDC sendiri memang ada tanaman yang mati, namun jumlahnya masih bisa dikendalikan berkat penanganan cepat dan terencana. Salah satu gejala umum yang terlihat adalah stagnasi pertumbuhan, di mana tanaman seperti berhenti berkembang pada fase awal setelah pindah tanam.

Untuk mengatasi hal ini, perlakuan asam amino diterapkan sejak awal, bahkan sebelum tanam. Salah satu strategi utamanya adalah pencelupan akar bibit ke dalam larutan asam amino sebelum ditanam. Asam amino berfungsi mengurangi stres fisiologis tanaman, mempercepat adaptasi akar dengan lingkungan barunya, dan mendorong pertumbuhan awal yang lebih stabil.

Tak hanya itu, pada fase kritis peralihan dari vegetatif ke generatif, tanaman juga menunjukkan tanda-tanda stres berat. Gejala yang muncul di antaranya adalah daun keriting, bunga rontok, dan pertumbuhan stagnan. Fase ini memang dikenal sebagai masa paling rawan dalam budidaya cabai, di mana tanaman membutuhkan energi ekstra untuk membentuk bunga dan bakal buah. Di sinilah kembali peran penting asam amino sebagai booster alami untuk membantu metabolisme tanaman agar tetap seimbang. Di sisi lain, curah hujan yang tinggi juga membawa ancaman tersendiri, yakni serangan penyakit bercak daun. Penyakit ini disebabkan oleh jamur atau bakteri yang menyukai kelembaban tinggi. Jika tidak ditangani dengan cepat, bercak daun dapat mengganggu proses fotosintesis dan menurunkan produktivitas tanaman secara drastis. Untuk mengurangi dampak penyakit ini, pendekatan yang digunakan di lahan LDC tetap mengandalkan penguatan tanaman dari dalam, salah satunya melalui pemberian asam amino secara rutin. Asam amino membantu mempercepat proses penyembuhan jaringan tanaman yang rusak dan meningkatkan daya tahan alami terhadap penyakit.Asam amino yang digunakan di lahan LDC mitra Bertani ini yaitu merk dagang PREMINO.

Walau tantangan demi tantangan datang, pendekatan budidaya yang adaptif, berbasis pengalaman dan pengamatan langsung di lapangan, terbukti memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman yang dirawat dengan metode ini tidak hanya bertahan dari serangan cuaca dan penyakit, tapi juga mampu berproduksi optimal seperti yang dibuktikan pada hasil panen petikan keempat dan kelima. Kendala di lahan LDC memberikan pembelajaran penting bagi Sobat Mitra Bertani semua, yang mana  dalam situasi cuaca yang tak bisa dikendalikan, respon cepat dan tepat menjadi kunci. Bukan hanya mengandalkan pestisida atau pupuk kimia, tapi juga mulai mempercayai peran biostimulan alami seperti asam amino sebagai solusi berbasis kekuatan alami untuk pertanian yang dikombinasikan dengan penggunaan pupuk hayati yang menciptakan tanaman kuat dari dalam. Demikian artikel ini dibuat, semoga membantu dan jangan lupa saksikan penjelasan legkap di video ini.


Rekomendasi Produk :
PREMINO