Artikel

Pola Tumpangsari : Jangan Asal-Asalan ! Point Penting Tanam Pola Tumpangsari

Pola Tumpangsari : Jangan Asal-Asalan ! Point Penting Tanam Pola Tumpangsari


Angga Syarief / Sabtu,13 Januari 2024

Ilmu mendasar dalam budidaya tanaman adalah pengetahuan dasar yang sangat penting bagi para petani atau penanam tanaman. Dalam budidaya tanaman, terdapat banyak aspek yang perlu dipahami, seperti pemilihan bibit atau benih yang baik, pemupukan yang tepat, pengaturan pola tanam, dan perawatan tanaman secara umum. Dengan memiliki ilmu mendasar ini, petani dapat memahami prinsip-prinsip dasar dalam budidaya tanaman. Mereka dapat memilih varietas tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan pasar. Mereka juga dapat mengetahui jenis pupuk yang diperlukan oleh tanaman serta dosis yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, pengetahuan tentang pengaturan pola tanam akan membantu petani dalam mengoptimalkan penggunaan lahan dan sumber daya lainnya.

Ilmu mendasar dalam budidaya tanaman juga melibatkan pemahaman tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti suhu, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Dengan memahami faktor-faktor ini, petani dapat mengatur kondisi lingkungan yang optimal bagi tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Pentingnya ilmu mendasar dalam budidaya tanaman adalah untuk memberikan dasar yang kuat bagi petani dalam mengambil keputusan yang tepat. Dengan memiliki pengetahuan yang baik, mereka dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan tanaman dan hasil panen. Selain itu, ilmu mendasar juga memberikan landasan bagi petani untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam budidaya tanaman.

Tentang Lahan & Pola Tanam

Kami sengaja mengunjungi lahan yang tepatnya berada di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Hal yang menarik pada lahan ini adalah, pemilik lahan menerapkan pola tanam tumpangsari. Tanaman yang ditumpangsarikan yaitu tanaman timun, cabai, dan buncis. Yang membuat kami terkejut adalah dengan pertumbuhan dan perkembangan tanamannya. Pola tanam tumpangsari 3 tanaman sekaligus, pastinya bukan hal yang mudah dilakukan. Memerlukan pengelolaan yang baik dalam upaya menumbuhkan tanaman yang optimal. Menjadi daya tarik tersendiri, sebab pemilik lahan menjelaskan bahwa selama perawatannya, cukup seadanya. Nah, inilah yang membuat daya tarik bagi kami begitu juga dengan petani sekitar.

Waktu Penanaman

Proses penanaman yang dilakukan pemilik lahan, jarak penanamannya tidak jauh. Awal mula penanaman tanaman timun dengan tanaman buncis ditanam bersamaan. Selang 4 hari baru pemilik lahan mulai menanam tanaman cabai. Jadi pada bedengan, untuk lajur kanan beliau tanam tanaman timun, lajur sebelah kiri tanaman buncis, dan pada bagian tengah bedengan tanaman cabai. Ketika tanaman buncis dan timun mulai memasuki fase generatif, baru merasakan kewalahan. Pemilik lahan sendiri menjelaskan, bahwa perawatan yang di lakukan cukup kerepotan. Untuk penyemprotan begitu juga pengocoran membutuhkan usaha yang cukup memakan tenaga. Pasalnya, pada area parit yang menjadi tempat berjalan mulai tertutup oleh rimbunnya tanaman buncis dan timun.

Upaya yang diperhatikan

Pola tanam tumpangsari memang memiliki segi yang menguntungkan. Dalam sekali musim tanam sekaligus, bisa menanam lebih dari satu tanaman akan mendapatkan keuntungan hasil panen dimana nantinya hasil panen tersebut bisa digunakan sebagai modal perawatan. Seperti halnya yang dilakukan pemilik lahan, harapannya hasil panen dari tanaman timun dan buncis bisa mencukupi modal perawatan tanaman inti yakni tanaman cabai. Tetapi seiiring berjalannya waktu, memasuki fase generatif justru pemilik lahan merasa kewalahan. Mengapa demikian? Tumpang sari 3 tanaman sekaligus pastinya membutuhkan nutrisi yang cukup besar. Semakin banyak tanaman yang ditumpangsarikan, secara kebutuhan nutrisi harus bisa mencukupi.

Kami mendapatkan point penting bagi sahabat petani semua. Pertama, dalam hal melakukan pola tanam tumpangsari perlu memperhatikan waktu penanaman dan jenis tanaman yang ditanam. Sebaiknya, jangan menanam tanaman dengan jenis yang sama, seperti pemilik lahan. Beliau menanam tanaman timun dan buncis yang bersamaan, padahal dua tanaman ini berjenis tanaman sulur. Jadi ketika dua tanaman ini mulai merambat bersamaan, kedepannya akan menjadi penghambatan perawatan yang fokus utamanya adalah tanaman cabai. Sehingga kami menghimbau untuk sahabat petani semua, tidak ada salahnya menerapkan pola tumpangsari seperti pemilik lahan. Akan tetapi, perlu memperhatikan waktu penanaman dan waktu masa panennya. Saran dari kami, ketika tanaman timun dan buncis mulai berbuah baru bisa penanaman tanaman cabai. Lantas bagaimana jika bersamaan tanamnya? Yang ada akan membuat kewalahan perawatan pada tanaman cabainya. Seharusnya bisa melakukan pengocoran dan penyemprotan, tetapi harus terkendala dengan adanya tanaman timun dan buncis. Tanaman cabai tertutup oleh rimbunnya tanaman timun dan buncis. Dalam jangka panjang, akan mempengaruhi daya tumbuh tanaman cabai.

Point penting kedua yaitu terkait jarak tanam. Pemilik lahan cukup nekat dalam hal ini, karena jarak tanam yang beliau gunakan yaitu 40 cm x 40 cm. Ditambah lagi pada lubang tanam tanaman timun, ditanami 2 tanaman. Varietas timun yang digunakan pemilik lahan yaitu varietas Legen 22. Memang segi pertumbuhan tanaman timunnya baik dan optimal. Terlihat pada segi produktivitas yang tinggi, aman dari serangan jamur, dan buah yang dihasilkan berkualitas. Padahal pemilik lahan sendiri tidak melakukan perempelan. Inilah yang membuat tingkat kelembapan area lahan tinggi. Untungnya, tanaman timun Legen 22 ini bisa toloren terhadap jamur. Dimana semakin lembapnya area tanaman, akan semakin mudah juga memicu pertumbuhan jamur. Maka dari itu, kami menyarankan dengan penerapan jarak tanam yang renggang, bisa menerapkan jarak tanam 60 cm x 60 cm. Tujuannya agar mengurangi kelembapan, disamping itu juga intensitas cahaya matahari bisa optimal dan sirkulasi udara lebih lancar. Kemudian usahakan untuk pemilihan varietas yang tepat, seperti tanaman timun Legen 22. Dengan pola tumpangsari dan pemilihan varietas yang sudah toleran jamur, pastinya akan menguntungkan dimana seharusnya lebih riskan dengan serangan jamur, sejauh ini tanaman timun Legen 22 masih aman. Dan usahakan untuk melakukan perempelan daun yang sudah tidak produktif dan sistem toping ketika tanaman timun sudah berbuah sekitar 6-8 buah. Dengan begitu, fokus nutrisi akan tersalur pada buah, bukan tumbuh meninggi secara terus menerus. Meskipun tanaman timun ini baru dilakukan kocor 2 kali, tetapi yang terlihat dilahan buah yang dihasilkan masih optimal.

Point ketiga adalah pengoptimalan nutrisi yang diberikan. Tumpangsari tanaman, pastinya membutuhkan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Pengaplikasian nutrisi yang tepat, menjadi sebuah jawaban pasti ketika kamu berbudidaya tanaman terutama penerapan pola tumpangsari. Pengimbangan pemberian nutrisi kocor, juga perlu pengimbangan nutrisi via spray. Nutrisi seperti pupuk kalium, phospat, boron seperti KALINET sangat cocok diaplikasikan. Kandungan tigas unsur ini akan membantu mencukupi kebutuhan nutrisi. Disamping menambah produktivitas tanaman, dengan kandungan phospat dan boron akan tetap membantu pertumbuhan daun. Daun yang terjaga daya tumbuhnya, akan membantu proses fotosintesis. Proses ini juga menambah asupan makan bagi tanaman melalui sumber energi cahaya matahari dan air.

Dalam kesimpulan, ilmu mendasar sangat penting dalam budidaya tanaman karena memberikan petani pengetahuan dasar yang diperlukan untuk merawat tanaman dengan baik. Dengan memiliki ilmu mendasar ini, petani dapat mengambil keputusan yang tepat dan mengoptimalkan hasil panen mereka. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
LEGEN 22
KALINET