Selangkah Lebih Maju Melawan Layu, Busuk Batang, dan Antraknosa saat Musim Penghujan
Angga Syarief / Selasa,08 November 2022
Tanaman cabai sebenarnya tanaman yang menyukai cahaya matahari, tetapi tanaman ini juga tidak kuat bila terlalu panas. Musim kemarau berlebih ini pun mempunyai dampak kepada tanaman cabai seperti terserang penyakit keriting dan virus kuning. Sebaliknya, bila terlalu terkena air dengan debit yang besar juga mempunyai dampak seperti terserang penyakit layu, busuk batang dan antraknosa. Musim kemarau identik dengan timbulnya serangan hama dan virus, sedangkan dimusim penghujan identik dengan serangan penyakit akibat jamur dan baktreri. Semua memiliki kelebihan serta konsekuensinya masing-masing. Maka perlu pengimbangan dan kiat-kiat yang tepat dalam berbudidaya.
Kami telah melakukan beberapa perjalanan dan menjumpai sawah sekitar yang tanaman cabainya terserang layu, busuk batang bahkan antraknosa. Hal ini memang sangat kerap terjadi pada tanaman cabai bila menjumpai musim penghujan. Tetapi kami dibuat terheran dengan salah satu lahan sawah dimana tanaman cabainya minim sekali yang terserang penyakit layu, busuk batang dan antraknosa. Lahan yang kami jumpai ini tepatnya berada di Kecamatan Dukun. Padahal menurut kami daerah tersebut endekmik dengan serangan penyakit layu. Kami berhenti sejenak dan secara kebetulan bertemu dengan pemilik lahannya langsung, pemilik lahan ini bernama Bapak Joko, beralamat tinggal di Kecamatan Srumbung dimana mempunyai lahan di wilayah Kecamatan Dukun. Kami sempat berhenti melihat-lihat tanaman cabai milik beliau, dan kami pun langsung melakukan wawancara bersama Pak Joko. Hasil wawancara bisa disimak dibawah ini :
Pemilihan bibit unggul
Bibit unggul sekarang ini sudah beraneka ragam mempunyai keunggulan, seperti toleran layu dan tahan virus. Dengan keunggulan tersebut tentu akan sangat membantu petani khususnya dalam hal perawatan apalagi dimusim penghujan seperti sekarang ini yang identik dengan serangan layu. Varietas yang beliau tanam adalah cabai “Absolut 69” yang mengklaim toleran layu dan tahan virus. Menanam dengan jumlah populasi sekitar 3.000 tanaman. Keunggulan dari Absolut 69 ini sengaja beliau coba, dan hasilnya terbukti. Dari total 3.000 tanaman beliau angka tanaman yang terserang layu,busuk batang, dan antraknosa sangat minim. Hanya beberapa tanaman yang terserang penyakit, dan itu pun menurut kami wajar karena faktor cuaca yang ekstrim juga. Keunggulan lain dari varietas Absolut 69 ini adalah produktivitas tanaman yang tinggi. Sampai dipetikan ke 6 ini, tanaman beliau masih terlihat lebat buahnya. Selalu memantau perkembangan produksi buah dari petikan ke petikan selanjutnya, beliau menyimpulkan tanaman cabai beliau mengalami grafik kenaikan dari segi produktivitas. Bukan berarti keunggulan itu menjadi jaminan, karena bibit juga tidak memberikan garansi selebihnya tergantung perawatan kita kembali.
Pengendalian jamur
Musim hujan identik dengan penyakit busuk batang dan antraknosa, kiat pencegah beliau menggunakan kombinasi fungisida bersifat kontak dan sistemik. Untuk fungisida bersifat kontak meggunakan bahan aktif Mankozeb 80% dengan dosis 2 sendok makan/16 liter air, sedangkan untuk fungisida bersifat sistemik menggunakan bahan aktif azoksistrobin dan difenokonazol dengan dosis 10ml/16 liter air untuk langkah pencegah dan untuk langkah pengendalian 20ml/16 liter air disesuikan dengan kondisi tanaman. Memaksimalkan daya kerja dari fungisida kontak & sistemik beliau menambahkan mineral pelindung tanaman “KOVER WP” yang sudah mengandung perekat, pembasah, dan penembus sebagai pelapis pelindung tanaman dengan dosis 30gram/16 liter air. Jadi ketika disemprotkan dibuah, maka dia akan melapisi permukaan buah sehingga sebagai tameng pelindung dari air hujan. Air hujan yang menempel dibuah terlalu lama akan membuat lembap sehingga jamur akan tumbuh pada akhirnya membuat antraknosa.
Untuk memperkuat jaringan tanah dan menjaga pH agar stabil beliau menggunakan unsur kalsium “CAL-HA” dengan dosis 30gram/16 liter air. Kami ingatkan kembali, bahwa air hujan yang mengguyur tanah ini membuat pH tanah bisa turun sehingga bersifat masam. Apabila tanah sudah bersifat masam akan mempengaruhi permukaan tanaman sehingga laju pertumbuhan tanaman akan menurun, akibat lainnya tingkat kelembapan juga meningkat sehingga rawan tumbuh jamur. Maka dari itu perlunya tanaman diperkuat jaringannya sejak dini agar terhindar dari penyakit seperti layu, busuk batang,dan antroknosa.
Penyepraian nutrisi
Tanaman cabai beliau sudah petikan ke 6 dan produktivitas tanaman masih tinggi terlihat dari buahnya yang begitu lebat. Ramuan rahasia yang beliau gunakan adalah menggunakan pupuk cair yang mengandung unsur phospat,kalium,dan boron “KALINET”. Di musim penghujan seperti sekarang ini beliau lebih menekankan tidak memberikan unsur nitrogen. Karena biasanya tanaman ketika musim penghujan tumbuh dengan bagus, nutrisi diserap dengan baik oleh tanaman sehingga membuat tanaman terlihat subur. Ketika tanaman terlalu subur sebenarnya malah menjadi bahaya sebab tanaman akan bersifat sekulen atau rentan terkena penyakit. Dengan begitu, Pak Joko memilih alternatif lain dengan memberikan pupuk cair KALINET yang mengandung phospat, kalium, dan boron. Karena menurut beliau pemberian KALINET ini tepat sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan tanaman tanpa meninggalkan efek samping. Dosis yang beliau gunakan adalah 2 tutup botol/16 liter air. Pendamping penyerpaian KALINET ini beliau menggunakan bahan perekat, perata, dan penembus “LOADER” karena bertepatan dengan musim hujan. Peran LOADER ini adalah sebagai jembatan penyatu antara minyak dan air sehingga memaksimalkan daya kerja KALINET menempel pada tanaman. Dosis untuk LOADER adalah sekitar 2 sendok makan/16 liter air.
Dari kesemua bahan yang kami sebutkan tadi sampai dosisnya, untuk interval penyepraiannya yaitu 4 hari sekali. Termasuk rutin, selang waktu yang tidak lama karena bertepatan musim penghujan. Pak Joko lebih waswas lebih baik mencegah daripada mengobati. “Kalau sudah terserang repot mas mengobatinya, makanya saya lebih memilih mencegah saja” Ujar Pak Joko.
Hasil perawatan
Awal panen beliau yaitu diumur 95 HST dan sampai dipetikan ke 6 ini tanaman cabai beliau minim sekali yang terkena layu, busuk batang, dan antraknosa. Jikalau ada itu pun hanya sedikit bisa dihitung menggunakan jari. Inilah hasil pengaplikasian dari fungisida bersifat kontak dan sistemik. Prosentase keberhasilan jauh lebih tinggi daripada prosentase kematian tanaman. Sampai saat ini pun tanaman terlihat masih sehat, terlihat dari batang tanaman yang kokoh. Ini bukti dari penyepraian unsur kalsium yang beliau aplikasikan tadi. Jaringan tanaman menjadi lebih kuat, terlihat seperti jaringan kayu lebih tebal. Pemberian unsur phospat, kalium, dan boron juga memberikan dampak pada produktivitas tanaman yang masih tinggi, kondisi buah masih tetap lebat.
Perlu digaris bawahi, musim penghujan menjadi sebuah tantangan bagi para petani khususnya petani cabai. Sebisa mungkin selektif dalam pengaplikasian baik itu pupuk atau obat. Bukan seberapa banyak pupuk atau obat yang kita berikan, tapi seberapa pupuk atau obat yang tepat sasaran yang sudah kita berikan. Mencegah lebih baik daripada mengobati, dengan dibuatnya artikel ini semoga bisa menjadi inspirasi bagi sahabat petani semua, jangan hanya diam ditempat setidaknya kita harus selangkah lebih maju lagi.
“Pesan saya khusus petani pemula jangan minder jangan mudah menyerah, tetap berusaha karena usaha tidak akan mengkhianati hasil” secuil pesan Pak Joko kepada kita semua.
Demikian artikel ini kami buat, secara lengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
|---|
| Pengetahuan |
| Kiat Pertanian |
| Solusi Masalah |
| Berita Inspirasi |