Artikel

Budidaya Cabai : Resep Pemulihan Pasca Serangan Lalat Buah dan Tungau

Budidaya Cabai : Resep Pemulihan Pasca Serangan Lalat Buah dan Tungau


Angga Syarief / Rabu,17 Januari 2024

Pengalaman kegagalan dalam budidaya tanaman cabai adalah hal yang umum terjadi bagi para petani. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses budidaya.  Pentingnya peran kegagalan dalam budidaya tanaman cabai tidak boleh diabaikan. Meskipun kegagalan seringkali dianggap negatif, namun sebenarnya kegagalan dapat memberikan pelajaran berharga kepada para petani. Pertama-tama, kegagalan dapat mengajarkan kita tentang kesalahan yang mungkin telah dilakukan dalam proses budidaya tanaman cabai. Ketika menghadapi kegagalan, kita dapat mengevaluasi kembali metode yang digunakan, pemilihan varietas tanaman, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil panen. Dengan memahami penyebab kegagalan, kita dapat menghindari kesalahan yang sama di masa depan dan memperbaiki pendekatan kita.

Ketika mengalami kegagalan, kita dihadapkan pada tantangan dan kesulitan yang membutuhkan ketekunan dan keberanian untuk bangkit kembali. Proses ini dapat memperkuat mental kita dan membantu kita menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan. Selain itu, kegagalan juga mendorong inovasi dan eksperimen. Ketika metode yang digunakan tidak berhasil, kita didorong untuk mencari solusi alternatif dan mencoba pendekatan baru. Dalam proses ini, kita dapat menemukan metode yang lebih efektif untuk budidaya tanaman cabai dan bahkan menghasilkan penemuan baru yang dapat meningkatkan hasil panen dan efisiensi. Dalam kesimpulannya, peran kegagalan dalam budidaya tanaman cabai sangat penting. Kegagalan memberikan pelajaran berharga, membangun ketahanan mental, dan mendorong inovasi. Oleh karena itu, kita harus melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, serta menggunakan pengalaman tersebut untuk meningkatkan kemampuan budidaya tanaman cabai.

Profil Petani

Ditemani oleh salah seorang petani asal Dusun Siloah, Desa Pagersari, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Bapak Sumardi namanya. Beliau akan berbagi ilmu terkait pola budidaya yang beliau terapkan. Meski beberapa musim sebelumnya beliau tak kunjung menemukan keberhasilan budidaya, hal inilah yang menjadi sebuah poin penting bagi kita. Dengan pengalaman kegagalan beliau kita akan menjadi mengetahui, salah satu pola budidaya yang benar bersama beliau.

Pengolahan Lahan

Tanpa memberikan pupuk dasar pada lahannya. Pak Mardi hanya cukup mengaplikasikan kapur pertanian / dolomite pada area tengah bedengan. Jadi proses awalnya, bedengan setengah jadi beliau taburkan kapur pertanian / dolomite pada bagian tengah. Setelah kapur pertanian sudah tersebar merata, baru beliau tutup kembali menggunakan tanah dan dibentuk menjadi bedengan jadi / utuh. Ukuran bedengan yang beliau gunakan yaitu lebar 100 cm tinggi 60 cm dengan jarak antar bedengan 100 cm.

Proses sebelum Tanam

Terdapat perlakuan sendiri sebelum melakukan proses penanaman. Seperti halnya metode professor cabai, sebelum penanaman melakukan penambahan beberapa nutrisi dan unsur pembenah tanah. 3 hari sebelum penanaman beliau menyertakan pupuk organik Semanggi dosis 1 SDM/ lubang tanam. Kemudian 1 hari sebelum penanaman beliau kocor menggunakan agensi hayati Trichoderma, asam humat, dan silica carbon.

Pengocoran Tanaman

Setelah penanaman dan tanaman mulai menginjak usia 5 HST, beliau mulai aplikasi pupuk kocor. Untuk pupuk yang beliau gunakan yaitu MORDENFOL dosis 50 ml, POWERSOIL 3 SDM, dan asam amino dosis 50 ml yang beliau campur dan larutkan kedalam 20 liter air.

Jarak Tanam

Penerapan jarak tanam 60 cm x 60 cm dengan modifikasi penambahan lubang pada bagian tengah lubang tanam sebagai pemberian pupuk susulan. Pertimbangan beliau menerapkan jarak tanam yang cukup renggang yaitu memperlancar sirkulasi udara, intensitas cahaya matahari optimal, dan mengurangi tingkat kelembapan.

Nutrisi Fase Vegetatif

Pengaplikasian pupuk spray yang beliau gunakan sama persis dengan metode Mas Udin. Menggunakan pupuk phospat MORDENFOL dosis 2 tutup botol, insektisida bahan aktif abamectin dosis 10ml, dan asam amino dosis 50 ml. Memang yang dikenal dari metode Mas Udin ini adalah penekanan nutrisi. Meski sudah optimal pemberian nutrisi bagian bawah via kocor, tetap aplikasi tambahan aplikasi via spray guna menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Nutrisi Fase Generatif

Tanaman mulai memasuki fase pembuahan, beliau ganti fokus pupuk kalium yaitu KALINET dengan dosis 2 tutup botol. Interval spray 3 hari sekali. Rutin mengaplikasikan pupu KALINET alhasil menaikkan produktivitas tanaman. Kondisi tanaman sekarang yang sudah mulai panen, beliau lebih menekankan kembali aplikasi KALINET. Setiap pemetikan beliau selalu kembali mengaplikasikan spray KALINET. Tujuan beliau melakukan hal ini tidak lain hanyalah untuk menjaga produktivitas tanaman dalam jangka waktu panjang. Tidak hanya itu, dalam menjaga asa agar produktivitas tanaman panjang beliau juga kembali melakukan nutrisi kocor sekali dengan MORDENFOL dosis 40 ml, POWERSOIL dosis  2 sdm, dan Premino dosis 40ml.

Pemupukan Susulan

Pupuk susulan yang beliau gunakan yaitu NPK Mutiara 16-16-16, pupuk unsur boron, pupuk kalsium, dan asam humat diumur 20 HST. Campuran beberapa pupuk ini beliau larutkan dan dikocorkan dilubang tanam. Pertimbangan beliau melakukan pengocoran karena masih bertepan dengan musim kemarau. Kalau memaksa ditugal/tabur, akan sulit larut dan diserap tanaman nantinya. Pengocoran pupuk ini beliau lakukan selama 2 kali tepatnya diumur 20 HST dan 40 HST. Kemudian beliau melakukan pemupukan susulan kembali diumur 1 bulan. Pupuk susulan yang beliau gunakan yaitu pupuk Ferthipos 5 kg, NPK Phonska subsidi 2 kg, dan NPK Grower 3 kg. Dosis per lubang susulan beliau menggunakan 1 SDM.

Aplikasi Pestisida

Penggunaan pestisida seperti insektisida mulai beliau aplikasikan di fase vegetatif yaitu dengan bahan aktif abamectin. Kemudian beliau imbangi juga dengan aplikasi fungisida secara berkala dengan fungisida hayati Trichoderma Koningii Saco-p. Menginjak fase generatif beliau mulai menambahkan insektisida dengan beberapa bahan aktif karena mulai dijumpai serangan tungau dan lalat buah. Pengendalian lalat buahnya beliau menggunakan petrogenol dan insektsida bahan aktif profenofos dan asefat. Tujuan selalu aplikasi beberapa bahan aktif yang berbeda agar tidak resisten. Kemudian pada fase ini pun tepatnya diumur 80 HST baru masuk fungisida bahan aktif mankozeb. Jadi pengaplikasian pestisida beliau tekankan sesuai dengan kondisi tanaman dahulu.

Proses Pemulihan

Dikarenakan serangan tungau dan lalat buah yang cukup masif, sehingga membuat tanaman mulai terhambat pertumbuhannya. Didapati beberapa daun, bunga, dan buah rontok dan terjangkit penyakit, beliau upaya melakukan proses pemulihan. Pak Mardi aplikasikan VIGORIN 50 ml dan VITARONSL 20 ml. Proses pemulihan ini beliau lakukan sebanyak 3 kali, aplikasi bersamaan dengan pupuk KALINET. Setelah aplikasi dua bahan ini, kunjung mendapati hasil yang baik. Tanaman mulai tampak pulih kembali secara perlahan. Didapati daun tanaman yang kuncup dan rontok mulai kembali hijau normal.

Hasil Budidaya

Hasil pola budidaya di musim tanam sekarang ini, akhirnya membuahkan hasil yang manis. Dari total 750 populasi tanaman, hanya 10 batang tanaman saja yang terkena layu fusarium. Prosentase angka serangan yang minim. Dari serangan bercak daun, antraknosa, dan busuk batang juga masih aman. Dan saat ini sudah 7x petikan.

Dalam kesimpulan, pengalaman kegagalan adalah sebuah hal yang berharga bagi kita untuk mengevaluasi agar lebih baik kedepannya. Mulai dari pemeliharaan yang baik, pemupukan yang tepat, aplikasi pestisida secara bijak akan membantu proses berlangsungnya budidaya tanaman. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL
VIGORIN
VITARON
MORDENFOL