Kiat Memaksimalkan Pertumbuhan Tanaman Cabai yang Mengalami Etiolasi
Angga Syarief / Rabu,29 Maret 2023
Vigor tanaman akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Bisa menghasilkan tanaman cabai dengan produktivitas tinggi, sehat, dan bisa tumbuh menjulang tinggi sudah menjadi hal yang diimpikan oleh para petani. Tapi bisa menghasilkan tanaman yang tinggi dengan buah lebat dan sehat bukanlah hal yang mudah. Perlu kita ketahui, bahwa tanaman yang bisa tumbuh menjulang tinggi justru tanaman itu diambang hidup dan mati. Semakin tinggi tanaman,akan semakin mudah pula tanaman tersebut terkena serangan penyakit. Proses ini dinamakan proses etiolasi, yaitu proses dimana tanaman merespon atau mencari arah datangnya matahari. Proses etiolasi inilah yang menyebabkan tanaman memanjang lebih cepat daripada biasanya. Proses ini diakibatkan daya kerja hormon auksin didalam tanaman mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Auksin adalah hormon yang mengatur pertumbuhan pemanjangan sel batang pada tanaman. Auksin ini diproduksi pada ujung tanaman dan dibawa ke bagian pertumbuhan tanaman sehingga menyebabkan peningkatan keasaman. Dari keasaman ini yang bisa memicu melemahnya dinding sel tanaman disertai terbentuknya etioplas. Banyak yang mengira bahwa tanaman yang bisa tumbuh tinggi itu istimewa. Tapi kita perlu tahu, bahwa tanaman yang tumbuh meninggi itu justru menghasilkan tanaman dengan ruas batang yang panjang, rapuh, dinding sel yang tipis, dan mudah terserang penyakit. Nah artikel kali ini, kami akan membagi tips dan kiat perawatan tanaman cabai yang tumbuh tinggi serta aman dari serangan penyakit. Artikel ini adalah lanjutan pada artikel kami sebelumnya yang membahas tentang varietas MARUYUNG dimana tanamannya memiliki produktivitas yang tinggi, sehat dan tingginya mencapai sekitar 2 meter. Kiat yang perlu diperhatikan akan kami bongkar dibawah ini.
Bedengan
Daya tumbuh tanaman yang optimal dimulai dari media yang baik dan tepat. Alangkah baiknya saat pembuatan bedengan direkayasa sebaik mungkin. Pada lahan ini, bedengan yang dibuat pemilik lahan cukup lebar dari pada bedengan pada umumnya. Kami bisa mengambil kesimpulan bedengan ini bede dengan bedengan lainnya, dari plastik mulsanya saja sudah kelihatan. Lebar bedengannya pada lahan ini sekitar 180 cm lebih dan jarak antar bedengan kurang lebih 1 meter. Dengan dibuatnya bedengan yang semakin lebar, akan semakin bebas juga akar tanaman untuk tumbuh. Akar akan dengan leluasa menjalar memenuhi setiap ruang pada tanah. Dengan begitu, semakin banyak akar yang bisa tumbuh optimal, daya serapnya juga akan meningkat. Unsur hara didalam tanah bisa diserap baik tanaman yang menjadi sumber makanan.
Lubang tanam
Lubang tanam pada lahan ini juga cukup unik, terlihat lubang tanamnya ini membentuk seperti segitiga. Jadi lubang yang digunakan untuk ditanam cabai saling berdekatan dengan jarak sekitar 30 cm dan pada bagian tengah dengan posisi sedikit diatasnya lubang tanam, diberi lubang susulan untuk memberikan pupuk susulan. Tapi untuk jarak tanam antar lubang yang ditanami cabai dengan lubang tanam samping kanan kirinya berjarak 75 cm. Dengan bentuk bedengan yang cukup lebar ini, pemilik lahan memanfaatkan jarak tanam yang cukup jauh. Bedengan ini menerapkan sistem tanam dua lajur, jarak antar lajur ini pun juga cukup jauh sekitar 70 cm. Secara sirkulasi udara dengan jarak tanam seperti ini terbilang lancar. Akan tetapi mengapa tanaman cabainya mengalami proses etiolasi? Sebab tanaman cabai ini ternaungi oleh tanaman pare sebelumnya, jadi kebutuhan sinar cahaya matahari untuk tanaman cabainya sangat minim.
Sistem drainase
Yang kerap menjadi kasus area lahan mengalami kebanjiran adalah mengalami kendala disistem drainase. Pada lahan ini, terlihat air tidak ada yang menggenang. Ini menandakan sistem drainasenya lancar. Padahal, musim sekarang ini intensitas hujannya cukup tinggi. Tapi pemilik lahan sudah memperhitungan sejauh itu, pembuatan parit dengan lebar kurang lebih 1 meter. Dengan memperhatikan sistem drainasenya sirkulasi airnya akan mengalir dengan lancar sehingga tanaman tidak jenuh akan air.
Perempelan
Tanaman cabai pada lahan ini sama sekali tidak melakukan sistem perempelan. Jadi yang terlihat dilahan memang tunas-tunasnya banyak. Ini yang membuat tanaman terlihat sangat rimbun. Dengan tunas air yang banyak ini dan jika sampai bersentuhan dengan tunas air tanaman sampingnya tentu bisa meningkatkan kelembapan. Ternyata perhitungan dari pemilik lahan tidak melakukan perempelan sebab tepat dimusim hujan. Jika memaksakan merempel, patogen penyakit akan mudah datang karena bekas luka rempelan itu bisa menjadi pintu masuknya patogen penyakit. Tapi jika melakukan rempel dimusim hujan pun tetap bisa. Usahakan saat merempel pun diwaktu pagi mulai terik teriknya sinar matahari agar luka bekas rempel tersebut cepat kering. Dan juga lebih baiknya, saat kita selesai merempel sebisa mungkin kita langsung spray fungisida sistemik dicampur dengan mineral pelindung tanaman. Disamping menolak jamur patogen agar enggan tumbuh juga memberikan lapisan pelindung sebagai tameng dari serangan patogen penyakit.
Menjaga pH tanah
Salah satu kendala mengapa penyakit seperti layu fusarium bisa menyerang, ini karena dimulai dari pH tanahnya yang drop/turun. Jika pH tanahnya sampai drop, penyakit layu fusarium ini akan dengan mudah menular. Maka dari itu, pemilik lahan sangat memperhatikan betul akan hal ini. Antisipasi yang beliau lakukan adalah pada lubang tanam selalu diberi campuran kapur dolomit dan asam humat “POWERSOIL” dengan perbandingan 50 kg : 1 kg. Dengan perpaduan bahan ini, manfaat kapur dolomite yang bisa meningkatkan pH tanah ditambah lagi peran dari asam humat sebagai unsur pembenah tanah yang dapat menstabilkan pH dan memaksimalkan daya ikat ion unsur hara didalam tanah. Memberikan campuran ini lebih baiknya diberikan secara berkala, sekitar 20 hari sekali menyesuaikan kondisi tanaman. Dan cara memberikannya pun ditaburkan dan diaduk merata dengan tanah karena bertepat dimusim hujan. Jadi akan cepat berhomogen dan dibantu larut oleh air hujan.
Memaksimalkan produktivitas
Pemilik lahan memaksimalkan tanaman cabainya dengan cara pemberian pupuk susulan dan pemberian nutrisi via spray. Aplikasi pupuk susulan ini diberikan dilubang susulan dengan cara tabur setiap 20 hari sekali. Pupuk kimia yang bisa larut dan dapat diserap tanah hanya beberapa persennya saja, sisanya akan menjadi residu. Maka dari itu, pemilik lahan memberikan pupuk susulan dilubang susulan agar mengantisipasi akan hal itu. Selain itu juga pupuk kimia ini sifatnya panas yang dapat menimbulkan uap, takutnya jika ditabur dilubang tanamnya langsung efeknya akan langsung pada tanaman. Sebab itulah kasus busuk batang ada kaitannya akan hal ini.
Memaksimalkan buah dan bunga, pemilik lahan melakukan penutrisian bagian atas via spray dengan pupuk yang mempunyai kombinasi unsur kalium, phospat, dan boron seperti KALINET dengan rutin. Aplikasi pupuk ini yang membuat tanaman beliau menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dengan perpaduan phospat yang dapat mempertebal sistem jaringan tanaman, boron sebagai zat pengangkut dan mengoptimalkan daun tua untuk tetap berproduksi, dan kalium sebagai perangsang tumbuh buah dan buah membuat tanaman cabai MARUYUNG ini terlihat istimewa.
Demikian artikel ini kami buat, yang bisa kami simpulkan disini adalah jika ingin membuat tanaman cabai dengan vigor yang tinggi tentu ada kiat tersendiri yang harus diperhatikan. Tidak semata wayang tanaman yang tinggi itu bagus dan istimewa. Perlu kiat yang diperhatikan untuk membuat tanaman tinggi yang sehat dan aman dari serangan penyakit. Selengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |