Artikel

Cara Mencegah Kematian Cabai Tahan Virus di Musim Hujan

Cara Mencegah Kematian Cabai Tahan Virus di Musim Hujan


Karlina Indah / Rabu,08 Oktober 2025

Di tengah tantangan besar yang dihadapi petani cabai, terutama masalah kematian tanaman akibat serangan penyakit dan cuaca ekstrem, muncul sosok inspiratif dari Muntilan, Magelang yaitu Mbah Subandi, petani senior berusia 70 tahun yang masih aktif mengelola lahannya dengan cara unik dan penuh pengalaman. Dengan ketekunan dan naluri bertani yang terasah puluhan tahun, beliau menemukan cara ampuh menekan kematian tanaman cabai. Saat ini, Mbah Subandi menanam CMK varietas Cintavi yang sudah 7 kali petikan, ditumpangsari dengan Cabai Rawit varietas Absolut 69 yang sudah 3 kali petikan, dengan interval panen dua hari sekali. Pengalaman Mbah Subandi menanam varietas Absolut kali ini bukan yang pertama. Sudah dua kali musim tanam beliau menggunakan varietas ini, dan hasilnya terus menunjukkan performa yang memuaskan. Menurutnya, tingkat keberhasilan buah sangat tinggi, hanya sedikit sekali bunga yang rontok. Setiap ruas cabang menghasilkan buah ganda (dobel), menjadikan tampilan tanaman tampak lebat dan produktif. Keunggulan varietas ini terasa semakin nyata ketika ditanam di lahan yang sudah endemik virus, kondisi yang biasanya membuat banyak petani gagal panen. Namun, berkat penggunaan benih tahan virus seperti Absolut, Mbah Subandi bisa menjaga pertumbuhan tetap stabil tanpa gejala berat. Dari hasil pengamatan di lapang, tingkat kelayuan pun sangat rendah dari 9 beki Cintavi dan 9 beki Absolut, tidak sampai 1% tanaman yang layu. Dari sisi pasar, ukuran buah sedang dan seragam membuat tengkulak menilai hasil panen Mbah Subandi “pas” untuk dijual. Tak terlalu besar, tapi juga tidak kecil, ukuran yang disukai pengepul. 

Cara Mencegah Kematian Cabai dari Olah Lahan hingga Tanam

Kunci utama keberhasilan Mbah Subandi dalam menekan angka kematian tanaman cabai terletak pada pengelolaan lahan dan penanaman yang sangat hati-hati sejak awal. Lahan yang beliau gunakan bukan lahan baru, melainkan bekas sawah padi yang terakhir ditanami padi pada tahun 2008. Artinya, struktur tanahnya sudah terlalu capek untuk ditanami hortikultura, sehingga perlu perlakuan khusus agar tetap sehat dan menekan kematian.

1. Olah Lahan: Dari Gundukan Menjadi Parit

Langkah pertama yang dilakukan adalah perendaman lahan selama satu minggu, lalu dikeringkan. Setelah itu,dibentuk bedengan dengan pemindahan posisi yang awalnya guludan menjadi parit. Bedengan dibuat dengan ukuran tinggi 50 cm. Tujuannya jelas, agar air tidak menggenang saat hujan, karena menurut Mbah Subandi, “kelemahan cabai varietas tahan virus itu kalau terendam air, cepat layu dan mati.” Bedengan pun dibuat dengan bentuk setengah lingkaran, supaya air bisa langsung mengalir ke parit tanpa menumpuk di sekitar akar.

2. Pemupukan Dasar yang Aman untuk Akar

Untuk pupuk dasar, Mbah Subandi menggunakan NPK Phonska subsidi sebanyak 2 kwintal dan dolomit 16 karung (20 kg per karung). Pupuk tidak ditebar langsung di atas jalur tanam, melainkan dibelah di tengah bedengan, kemudian ditutup tanah tipis. Hal ini penting agar pupuk tidak bersentuhan langsung dengan akar muda yang bisa menyebabkan kematian tanaman dini. Setelah pemupukan, lahan dibiarkan mengalami pendiaman sekitar 10 hari sampai lahan siap digunakan.

3. Persiapan Tanam: Menghidupkan Tanah dengan Mikroba Baik

Tiga hari sebelum tanam, dilakukan pengocoran pada lubang tanam menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) 1 liter/20 liter air, dicampur dengan Trichoderma 2 sendok makan/20 liter dan asam humat (merk dagang POWERSOIL) 3 sendok makan/20 liter. Campuran ini berfungsi sebagai pembenah tanah, wajib dilakukan karena lahan sudah “capek” akibat sering dipakai untuk hortikultura.

4. Penanaman dan Perawatan Awal

Sehari sebelum tanam, bibit disemprot Morden Fol + Interfos untuk memperkuat jaringan tanaman. Saat penanaman, langsung melakukan pengocoran pertama menggunakan CalHa 3 sendok makan + Interfos atau Ultra DAP 7 sendok makan per tangki. Cara ini membuat tanaman lebih cepat beradaptasi dan akar segera aktif menyerap nutrisi. Hasilnya pun nyata, tingkat kematian hanya sekitar 10 tanaman dari seluruh tanaman, angka yang sangat rendah untuk populasi 7.200 tanaman.

pH Tanah: Kunci Nutrisi Terserap dan Tanaman Tetap Sehat

Salah satu kunci utama yang sering diabaikan petani, namun menjadi perhatian serius bagi Mbah Subandi, adalah pH tanah. Menurut beliau, banyak kasus kematian cabai bukan hanya karena kesalahan olah lahan dan perawatan awal setelah pindah tanam, melainkan akibat pH tanah yang terlalu asam, sehingga akar sulit menyerap unsur hara dan mudah terserang jamur penyebab layu. Dari pengalamannya, sebelum dilakukan pengocoran CalHa, pH tanah di lahannya hanya sekitar 5,5. Kondisi ini tergolong asam dan tidak ideal untuk pertumbuhan cabai. Namun setelah dilakukan pengocoran CalHa sebanyak tiga kali, pH meningkat menjadi 6,5, yaitu kondisi netral yang paling disukai tanaman hortikultura seperti cabai. Perubahan pH ini bukan hanya membuat akar lebih nyaman tumbuh, tetapi juga membuka kunci unsur hara di dalam tanah, sehingga nutrisi dari pupuk dasar maupun POC bisa terserap lebih optimal. Mbah Subandi selalu menekankan, “pH itu kunci utama, kalau pH bagus, pupuk tidak sia-sia.” Dengan menjaga pH di kisaran 6–6,5, Mbah Subandi berhasil membuat tanaman tetap sehat dan tahan terhadap stres lingkungan. Dari pengalaman panjang Mbah Subandi, jelas bahwa kunci mencegah kematian cabai bukan pada mahalnya pupuk, tetapi pada cara memahami tanah dan tanaman. Mulai dari olah lahan yang benar, pengaturan air, pemupukan hati-hati, hingga menjaga pH tetap seimbang, semuanya saling berkaitan untuk menciptakan kondisi tumbuh yang ideal. Metode sederhana tapi terukur yang diterapkan Mbah Subandi membuktikan bahwa petani tradisional pun bisa menghasilkan budidaya cabai yang sehat, produktif, dan berkelanjutan, tanpa harus bergantung pada bahan kimia berlebih. Sebuah pelajaran berharga bahwa dalam bertani, ilmu dan ketelatenan sering kali lebih kuat daripada sekadar kebiasaan.


Rekomendasi Produk :
ABSOLUT 69
CAL-HA
POWERSOIL
MORDENFOL