Budidaya Cabai Merah Keriting : Cuaca Ekstrem Memang Takdir, Tapi Tanaman Terhindar dari Layu adalah
Karlina Indah / Rabu,01 Januari 2025
Cuaca memang tak dapat diubah, ia adalah takdir alam yang tak bisa kita kendalikan. Namun, kemampuan petani untuk beradaptasi dan menemukan solusi menjadi kunci utama untuk tetap bertahan dalam berbagai kondisi. Saat ini, berbagai wilayah di Indonesia sedang di landa cuaca ekstram, hujan berhari – hari tanpa adanya panas matahari. Kondisi seperti ini bisa di bilang sangat mencemaskan petani, serangan patogen pasti susah di hindari. Tapi keadaan ini tidak menurunkan semangat salah satu petani muda dari Purbalingga, Ada yang kepo siapa dia? Langsung saja baca selengkapnya di bawah ini :
Profil Petani : Alvin Setyadi dari Purbalingga
Mas Alvin Setyadi merupakan salah satu petani Cabai Merah Keriting (CMK) dari Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Pada musim tanam kali ini, Mas Alvin memberanikan diri menantang cuaca, pasalnya beliau menanam CMK varietas Tangguh F1 di ketinggian 1200 mdpl. Yang mana bukan rahasia umum lagi, bahwa menanam cabai tahan virus di dataran tinggi berbanding lurus dengan serangan layu dan busuk batang. Namun yang menarik, walaupun cuaca ekstrem, kelembaban tinggi, hujan setiap hari dan kabut itu pasti, hasilnya sangat istimewa. Dari 8000 populasi, di petikan terakhir yaitu petikan ke 3, hasil mencapai 600 kg. Ternyata hasil maksimal ini bermula dari pengolahan lahan yang sesuai. Ingin tau rahasia olah lahan dan pupuk dasar yang di berikan Mas Alvin? Yuk langsung saja baca selengkapnya penjelasan di bawah ini:
Tanaman segar dimulai dari olah lahan yang benar.
Olah lahan yang dilakukan Mas Alvian dimulai dari pembuatan bedengan, kali ini bedengan sengaja dibuat tinggi. Terdapat beberapa keuntungan dari keputusan ini, seperti tanah tidak tergenang, pergerakan akar pun lebih leluasa dan maksimal. Sedangkan pupuk dasar yang digunakan di musim hujan ini yaitu Dolomit, Trichoderma, Phonska, Phospat dan Bakterisida. Berdasarkan penjelasan dari Mas Alvin, yang perlu di perhatikan di musim penghujan ini yaitu pemilihan pupuk dasar. Dianjurkan mengurangi penggunaan pupuk yang mengandung Nitrogen tinggi seperti NPK 16 16 16. Selain itu juga harus memperhatikan jarak tanam, jarak tanam yang beliau gunakan yaitu 35 cm x 60 cm, dengan penggunaan jarak tanam ini populasi yang di tanam lebih banyak yang harapannya berbanding lurus dengan hasil. Selain olah lahan, beliau juga membagikan kiat khusus dalam perawatan cabainya, yaitu sebagai berikut :
Perawatan Tanaman
Perawatan yang beliau lakukan berfokus ke pemberian pupuk, yaitu via kocor dan via semprot. Pupuk kocor yang beliau berikan adalah NPK Mutiara yang diberikan di usia 25 hst. Setelah memasuki fase generative pupuk kocor yang diberikan di ganti menggunakan magnesium sulfate, pupuk phospat dan kalsium yang diberikan setiap 2 minggu sekali. Selain melalui akar, beliau juga mengimbangi pemberian pupuk melalui daun, menggunakan fungisida, insektisida dan nutrisi. Insektisida yang digunakan yaitu rolingan antara bahan aktif Abamektin dengan bahan aktif Beta Siflutin. Sedangkan untuk nutrisi di fase vegetatif yang beliau gunakan yaitu asam amino merk dagang PREMINO di campur dengan Phospat cair. Saran dari beliau, mengingat intensitas hujan cukup tinggi penggunaan asam amino ini bisa dikurangi, Ingat dikurangi ya bukan di tiadakan ! Hal ini karena apabila penggunaannya sama dengan di musim kemarau tanaman terlalu gemoy, sehingga membuat patogen semakin nyaman. Setelah memasuki fase generative, nutrisi di ganti menggunakan kalium cair + kalsium + phospat cair. Gabungan tiga bahan tersebut bersinergi memaksimalkan pertumbuhan bunga dan buah, sehingga bisa nyantel maksimal. Hasil dari perawatan ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Segala kemudahan dari cara budidaya CMK ala Mas Alvin sudah di sampaikan, namun khusus di artikel ini Mas Alvin membagikan tips khusus pencegahan layu yang jelas terbukti manjur. Sahabat Petani kepo? Langsung saja baca tips lengkapnya di bawah ini :
Solusi Ampuh Mengendalikan Layu
Layu pada tanaman cabai bisa disebabkan oleh jamur ataupun bakteri. Serangan layu di perparah oleh keadaan lingkungan yang ekstrem seperti musim penghujan ini. Langkah pengendalian yang di pilih Mas Alvin sebisa mungkin tidak merusak tanah walaupun hasilnya tidak instan alias memerlukan waktu. Apabila sudah ada 1 atau 2 tanaman yang terserang layu di musnahkan saja, karena apabila di biarkan bukannya kembali bugar malah justru menyebar. Setelah itu, beliau kocor Bakterisida 120 ml/200 liter air + Trichoderma 500 gram/200 liter air + asam humat 500 gram/ liter air. Kombinasi ketiga produk tersebut di kocor setiap 3 hari sekali sebanyak 3 kali, pengocoran langsung di lubang tanam dilakukan berturut turut, misal pengocoran pertama di tanggal 5, nanti pengocoran kedua di tanggal 8 dan pengocoran terakhir di tanggal 11.
Adakah sahabat petani yang bertanya tanya mengenai pencampuran ke tiga produk tersebut, Apakah aman Trichoderma di campur dengan Bakterisida. Menurut beliau, pencampuran ini aman, justru malah akan bekerja sama mengendalikan layu. Ini hanya berdasar pengalaman beliau ya. Apabila sahabat petani ragu, bisa banget loh di modifikasi.
Dari pengalaman Mas Alvin ini menunjukan bahwa cuaca memang kadang merugikan, tapi ingat banyak cara yang bisa di uji cobakan. Ada juga salam khusus dari beliau yang perlu sahabat petani jadikan motivasi : “Apapun keadaan tanaman kita, wajib di rawat sepenuh hati, untuk hasil kita pasrahkan ke yang maha kuasa – Alvin Setyadi, 2024 “. Selamat mencoba resep ini, dan semoga sukses ya Sahabat Petani.
Apabila sahabat petani ingin melihat dalam versi wawancara, bisa di lihat disini
Cari
KATEGORI : |
|---|
| Pengetahuan |
| Kiat Pertanian |
| Solusi Masalah |
| Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
|---|
| PREMINO |
Rekomendasi Produk : |
|---|
| PREMINO |