Budidaya Cabai : Langkah Mudah Menekan Penyulaman Pasca Pindah Tanam.
Karlina Indah / Sabtu,18 Januari 2025
Budidaya cabai tidak lepas dari adanya suatu masalah, mengingat bibit cabai yang kita tanam tidak semuanya dapat tumbuh sempurna. Oleh karena itu tidak sedikit petani yang melakukan penyulaman. Penyulaman merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petani untuk mengganti tanaman yang rusak ataupun mati akibat sebab tertentu, baik karena hama, penyakit ataupun lingkungan ekstrem. Bahkan tidak sedikit keluhan petani di musim hujan ini yang melakukan penyulaman mencapai setengah dari jumlah kebutuhan bibit, kebutuhan bibit 2000 batang, eh sulam mencapai 1000 batang. Untuk menanggulangi hal tersebut, dalam artikel ini akan dikupas tuntas cara menekan penyulaman pasca pindah tanam di musim hujan yang sudah dibuktikan langsung oleh Mas Yusuf, salah petani muda dari Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Ada yang penasaran bagaimana caranya? Yuk langsung saja baca penjelasan lengkapnya di bawah ini :
4 Langkah Menekan Penyulaman Pasca Pindah Tanam
Intensitas hujan yang tinggi seperti saat ini memang merepotkan petani, salah satunya petani cabai yang baru pindah tanam. Kadar air yang tinggi karena hujan ini menyebabkan tanah lembab dan padat yang berdampak pada penghambatan proses adaptasi awal dan pertumbuhan bibit. Terdapat 4 langkah yang dilakukan Mas Yusuf, yaitu sebagai berikut :
1. Olah Lahan dan pemilihan pupuk dasar
Olah lahan merupakan kegiatan awal yang mampu menunjang proses pertumbuhan tanaman cabai. Salah satu bahan wajib yang harus diberikan yaitu pupuk dasar. Mas Yusuf melakukan 3 percobaan sekaligus di 3 lahan yang berbeda. Pupuk dasar yang digunakan di lahan pertama yaitu kohe kambing dan dolomit, sebelum di tutup tanah di semprot menggunakan asam humat dan dekomposer. Pupuk dasar yang digunakan di lahan ke dua yaitu kompos dan dolomit, kompos diberikan dengan cara tugal di lubang tanam. Sedangkan pupuk dasar yang diberikan di lahan ke tiga yaitu campuran pupuk KCl, ZA dan Fertiphos. Dari ketiga perbedaan pupuk dasar tersebut, ternyata yang paling bagus dan rekomended yaitu lahan 1 menggunakan pupuk dasar kohe kambing dan dolomit. Perbedaan hasil ini terlihat dari pertumbuhan tunas air dan tingkat kematian bibit yang minim.
2. Pemberian bahan pembenah tanah
Pembenah tanah menjadi bahan wajib selanjutnya yang diberikan Mas Yusuf. Pembenah tanah yang diberikan yaitu campuran Asam humat merk dagang POWERSOIL, Trichoderma merk dagang BIOSIGMA PLUS dan dekomposer. Ketiga bahan tersebut di campur kemudian di diamkan selama satu malam. Larutan pembenah tanah diberikan dengan cara kocor di lubang tanam, untuk waktu pemberiannya sendiri yaitu satu minggu sebelum tanam.
3. Penggunaan Mikoriza
Mikoriza berasal dari Bahasa Yunani Kuno yaitu mykes yang berarti jamur dan rhiza yang berarti akar. Sehingga bisa disimpulkan bahwa mikoriza merupakan jamur yang berasosiasi simbiotik dengan akar tanaman. Mikoriza ini pertama kali di temukan pada perakaran pepohonan hutan pinus oleh botaniwan dari Jerman pada tahun 1855. Penggunaan mikoriza yang dilakukan Mas Yusuf yaitu dengan cara di tabur pas di lubang tanam di hari H penanaman. Banyak sekali manfaat dari penggunaan Mikoriza yaitu dapat memperpanjang akar, sebagai antisipasi layu, dan karena penanaman dilakukan di musim hujan yang pasti akan panen dimusim kemarau, penggunaan mikoriza ini bisa dikatakan wajib. Karena di musim kemarau biasanya masalah utama yang dihadapi petani adalah kekeringan, yang mana mikoriza bisa memperpanjang jangkauan penyerapan air dan unsur hara.
4. Celup bibit mempercepat adaptasi bibit pasca pindah tanam.
Mas yusuf mengadopsi cara tanam ala Mitra Bertani yaitu dengan cara celup bibit menggunakan asam humat merk dagang powersoil 4 sdm + asam amino merk dagang PREMINO 2 tutup + MORDEN 2 tutup untuk 20 liter air. Hasil yang dirasakan setelah menerapkan metode ini yaitu pertumbuhan tunas sangat cepat, pertumbuhan seimbang antara tinggi tanaman dengan tunas air, minim sulam dan yang pasti tingkat kelayuan tidak sampai 1%. Menurut Mas Yusuf metode ini bisa menjadi Solusi menjawab keluhan dan keresahan yang di rasakan petani saat ini, yaitu kematian dan kelayuan bibit pasca pindah tanam. Walaupun perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli bahan - bahan pencelupan tapi di jamin lebih hemat di banding harus membeli bibit lagi untuk penyulaman.
Wahh sangat jelas bukan cara ala Mas Yusuf ini, bisa di coba dan di praktekan di lahan Sobat Mitra Bertani semua. Selain cara menekan layu dan kematian, Mas Yusuf juga menjelaskan nih perlakuan yang dilakukan selama 14 hst ini yaitu semprot pertama di usia 7 hst menggunakan KOVER WP + Kalsium yang dilengkapi asam humat merk dagang CALHA. Semprot kedua dilakukan di usia 10 hst menggunakan asam amino merk dagang Premino dan pupuk Phospat cair merk dagang Morden. Penyemprotan pertama dan kedua ini dilakukan tipis – tipis yang penting merata untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Selain penjelasan cara menekan penyulaman, ternyata ada yang menarik juga dari cara budidaya yang dilakukan Mas Yusuf ini, yaitu menanam beberapa varietas cabai yang berbeda di setiap lahannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasilnya, jadi tidak gampang terpengaruh iklan.
Kisah Mas Yusuf ini membuktikan bahwa untuk menentukan sesuatu harus dilakukan dengan cara percobaan, jangan asal mengadopsi metode yang tersebar di pasaran. Metode itu panduan umum, apa yang harus dilakukan perlu menyesuaikan dengan kondisi tanaman. Sekian artikel kali ini, apabila Sobat Mitra Bertani mau melihat kondisi tanaman Mas Yusuf dan mendapat penjelasan lebih lengkap bisa di lihat di video ini.
Cari
KATEGORI : |
|---|
| Pengetahuan |
| Kiat Pertanian |
| Solusi Masalah |
| Berita Inspirasi |