Artikel

Budidaya Cabai Besar : Racikan Pemulih Keriting Daun Paling Efektif

Budidaya Cabai Besar : Racikan Pemulih Keriting Daun Paling Efektif


Angga Syarief / Sabtu,06 April 2024

Siapa yang tidak tergoda oleh kelezatan cabai merah besar? Selain memberi rasa pedas yang memikat, cabai juga menjadi salah satu tanaman favorit bagi para penggemar bumbu dapur. Bagi kamu yang tertarik untuk menekuni budidaya tanaman ini, tentunya pengolahan lahan menjadi tahapan awal yang tak bisa dilewatkan. Pengolahan lahan menjadi faktor penting sebelum memulai penanaman cabai merah besar. Pastikan lahan yang akan digunakan telah bersih dari gulma dan bahan organik lain yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Idealnya, tanah yang subur dan memiliki drainase yang baik menjadi pilihan utama. Menggunakan pupuk organik juga bisa menjadi langkah awal yang baik untuk mempersiapkan tanah agar kaya akan nutrisi.

Namun, seperti halnya dalam setiap usaha, tantangan selalu mengintai. Salah satu masalah umum yang sering dihadapi dalam budidaya cabai adalah keriting daun. Keriting daun pada cabai bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti serangan hama dan penyakit, perubahan suhu yang ekstrem, serta kelembaban udara yang tidak sesuai. Penanganan yang tepat diperlukan agar tanaman cabai tetap sehat dan produktif. Meskipun keriting daun bisa menjadi kendala serius, namun bukan berarti tidak ada solusi. Dalam menghadapi masalah ini, penting untuk melakukan observasi terhadap kondisi tanaman secara rutin. Pemberian air yang cukup, penyemprotan insektisida organik untuk mengendalikan hama, serta penyesuaian pola penyiraman dan pencahayaan dapat membantu mengurangi risiko keriting daun pada cabai.

Tak ada yang lebih memuaskan daripada melihat hasil dari jerih payah yang dilakukan. Begitu juga dalam budidaya cabai merah besar. Keberhasilan dalam mengatasi kendala keriting daun akan terasa lebih berarti saat kita mulai melihat tanaman tumbuh dengan subur, berbuah lebat, dan memberikan hasil panen yang memuaskan. Itulah keindahan dari proses bercocok tanam, di mana setiap tantangan yang dihadapi menjadi pelajaran berharga untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Dengan pengolahan lahan yang tepat, kesabaran dalam menghadapi kendala, serta upaya dalam mencari solusi, budidaya cabai merah besar bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan menguntungkan.

Profil Petani

Kesempatan kali ini, kami bersama tim berkunjung kesebuah tempat yang cukup jauh. Menginjakan kaki di Kota Malang tepatnya di Kecamatan Kujon, Kabupaten Malang dilahan seorang petani bernama Mas Rohmad. Kali ini akan banyak membahas seputar budidaya tanaman cabai merah besar terkait olah lahan dan pengendalian keriting daun.

Pupuk Dasar

Lahan seluar 5.000 m2 beliau berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang kambing dengan dosis 200 karung. Pupuk kandang kambing beliau taburkan merata pada bedengan. Setelah tertabur merata beliau spray bedengan menggunakan asam humat “POWERSOIL” dan decomposer EM4. Pertimbangan dengan spray dua bahan baku ini, karena pupuk kandang kambing yang beliau gunakan belum terfermentasi masih berbentuk butiran. Sehingga dengan melakukan spray untuk mempercepat proses dekomposisi dan mematikan patogen-patogen yang ada pada pupuk kandang kambing.

Dosis untuk masing-masing bahan spray, powersoil 4 kg dan EM4 4 botol yang dilarutkan menjadi satu kedalam 1.000 liter air. Proses selanjutnya, beliau lapisi dengan tanah. Bagian atas tanah kemudian beliau tabur menggunakan kapur pertanian/dolomite. Langkah terakhir beliau tutup tipis-tipis menggunakan tanah kembali dan pastikan bedengan dalam kondisi lembap. Setelah bedengan lembap, langsung ditutup dengan plastik mulsa.

Proses Tanam

Indikasi lahan yang sudah siap ditanami, menurut beliau mulai tumbuh gulma. Itulah pedoman beliau, maka ketika gulma sudah mulai tumbuh beliau langsung melakukan penanaman. Bibit ditanam dibedengan dengan pola satu lajur dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Ada suatu alasan tersendiri, pastinya beliau sudah mempersiapkan sejak awal dengan pola tanam tumpangsari. Jadi awal mulanya, lahan beliau tanami tanaman kobis. Setelah kobis mulai berumur 30 hari, Mas Rohmad langsung menanam cabai besar. Bila beliau memaksakan menanam dua lajur dengan jarak 30 cm, akan memperlembap area lahan.

Pengocoran Tanaman

Ketika tanaman memasuki fase membutuhkan kocor nutrisi, bertepatan dengan musim hujan. Sehingga pupuk yang beliau gunakan cenderung fokus unsur hara phospat. Tidak berani mengaplikasikan pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen. Mungkin sejenak akan mempercepat pertumbuhan tanaman, tetapi jangka panjang bisa fatal memicu tumbuh patogen. Oleh sebab itu, beliau fokus unsur phospat yang lebih aman dimusim hujan dan menopang pertumbuhan akar. Akar yang tumbuh meluas akan mempermudah penyerapan unsur hara didalam tanah.

Penyemprotan Tanaman

Spray tanaman mulai beliau lakukan diumur 15 HST menggunakan pupuk MORDENFOL, VITARONSL, dan Premino. Interval spray beliau lakukan 10 hari sekali. Setelah rutin aplikasi beberapa pupuk ini, tunas-tunas mulai bermunculan. Hijau daun tampak segar dan tanaman mampu beradaptasi baik terhadap lingkungan sekitar.

Sampai pada akhirnya, masa-masa sulit mulai dirasakan Mas Rohmad. Serangan keriting daun mendadak secara masif mulai menjangkit tanaman beliau. Sampai-sampai daun menggulung dan bergelombang parah. Beliau tekankan lagi nutrisi dengan tiga pupuk diawal tadi dan diimbangi dengan aplikasi insektisida bersamaan fungisida karena intensitas hujan yang cukup tinggi.

Insektisida beliau menggunakan abamectin dan akarisida bahan aktif piridaben. Beliau aplikasi rolling atau bergantian. Untuk fungisidanya beliau menggunakan bahan aktif mankozeb dan propineb. Mulai memperhatikan perkembangan, tampaknya hama sudah perlahan mulai menghilang.

Pemulihan Keriting

Gejala keriting yang disebabkan cukup parah, maka langkah pemulihan oleh Mas Rohmad yaitu dengan penekanan nutrisi kembali. Proses pengendalian hama sudah dilakukan dan hama mulai menghilang, selanjutnya beliau upaya memulihkan daun menggunakan kocor nutrisi berupa MORDENFOL, VITARONSL, dan Premino kembali. Interval kocor yakni seminggu 2 kali.

Mulai rutin aplikasi kocor, perlahan-lahan tanaman mulai menampakkan perubahan. Daun mulai pulih kembali sediakala dan tunas-tunas baru mulai tumbuh. Mas Rohmad mulai merasa bahagia bukan main, ternyata tanaman beliau masih mempunyai harapan untuk hidup. Dan mulai dari sini beliau belajar, bahwa pemulihan penyakit perlu mengatasi penyebab penyakit itu terlebih dahulu kemudian memenuhi asupan atau gizi tanaman agar dapat pulih sediakala.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


Rekomendasi Produk :
POWERSOIL
MORDENFOL