Artikel

Panduan Praktis Tumpangsari Cabai : Modal Hemat, Panen Pasti Berlipat.

Panduan Praktis Tumpangsari Cabai : Modal Hemat, Panen Pasti Berlipat.


Karlina Indah / Rabu,15 Januari 2025

Tumpangsari merupakan system budidaya tanaman dimana lebih dari satu tanaman ditanam dalam satu areal penanaman. Tujuan dari pola tanam tumpangsari adalah memanfaatkan faktor produksi yang dimiliki petani secara optimal, pemakaian pupuk dan pestisida lebih efisien, mengurangi erosi, konservasi lahan, stabilitas biologi tanah dan mendapatkan produksi total yang lebih besar dibandingkan penanaman secara monokultur. Salah satu petani yang berhasil membuktikan keampuhan system tanam tumpangsari yaitu Pak Slamet dari Sleman, Yogyakarta. Ada yang ingin tahu bagaimana beliau memilih dan merotasi tanaman dengan system tumpangsari ini? Yuk langsung saja baca penjelasan lengkapnya di bawah ini :

Kombinasi Tanaman Pada Sistem Tumpangsari

Interaksi antar tanaman harus diperhatikan ketika tanaman tersebut ditumbuhkan bersama dalam satu lahan. Tanaman yang satu akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang ada disekitarnya. Oleh karena itu apabila kita ingin menerapkan system tumpangsari harus memperhatikan jenis tanaman dan waktu tanam. Berdasarkan pengalaman Pak Slamet kombinasi yang sesuai untuk tumpangsari yaitu antara cabai rawit, bawang merah dan sawi. Dalam satu kali system tumpangsari ini sawi bisa di tanam sampai 3 kali, bawang merah di tanam sekali, apabila sudah panen nanti di ganti kembang kol dan yang terakhir cabai rawit. Selain kombinasi ke tiga tanaman tersebut, ada yang menarik dari system tumpangsari yang dilakukan Pak Slamet, yaitu di setiap ujung bedeng di tanami kemangi. Selain menambah pendapatan dari hasil panen kemangi, ternyata berdasar hasil penelitian Mulyadi dkk (2017) kemangi sebagai tanaman pagar juga berguna sebagai Repellent atau pengusir hama Plutella xylostella pada budidaya sawi. Penuh perhitungan sekali ya Pak Slamet ini. Menanam berbagai jenis tanaman seperti ini kira – kira akan untung atau justru buntung ya Sobat Mitra Bertani? Jawaban lengkapnya yuk langsung baca penjelasan di bawah ini :

Tumpangsari : Untung atau Buntung?

Taukah Sobat Mitra Bertani semua bahwa budidaya tanaman dengan system tumpangsari ternyata sangat menguntungkan loh. Berdasarkan penjelasan dari Pak Slamet, di kala harga cabai turun, dan biaya yang di gunakan untuk perawatan tinggi dengan tumpang sari bisa menutupi biaya budidaya cabai. Bahkan bisa dikatakan untuk modal budidaya cabai ini 0 rupiah atau tidak mengeluarkan modal sepeserpun. Tapi ingat, perhitungan waktu tanamnya harus tepat ya. Teruntuk Sobat Mitra Bertani yang ingin mencoba bisa mengikuti cara yang Pak Slamet lakukan, yaitu pertama tanam sawi, sawi panen hasilnya untuk membeli benih cabai, Lalu tanam sawi lagi dan tanam bawang merah, nanti hasil panen sawi ini di alokasikan untuk membeli pupuk cabai, sedangkan hasil panen bawang merah nantinya untuk membayar tenaga kerja. Setelah itu masih tanam sawi lagi dan panen sawi yang ke tiga ini untuk mensubsidi perawatan cabai sampai panen. Pengalaman beliau ini membuktikan bahwa sistem tumpangsari dapat menghindarkan petani dari kerugian, mengingat harga panen yang fluktuatif. Hal tersebut dikarenakan tanaman yang ditanam lebih dari satu jenis tanaman, sehingga petani tidak mengandalkan pada produksi satu jenis tanaman saja. Dengan menanam berbagai jenis tanaman seperti ini, kira – kira bagaimana ya cara perawatannya? Tenang – tenang, spesial di artikel ini akan di bocorkan cara perawatan cabai dan bawang merah ala Pak Slamet.

Perawatan Cabai ala Pak Slamet.

Musim tanam kali ini Pak Slamet menanam cabai rawit varietas ANGKASA 89 berumur 7 hst, yang mana merupakan cabai jenis tavi atau tahan virus. Kondisi lapangan menunjukan bahwa cabai jenis tavi biasanya tidak tahan akan layu, menyiasati hal tersebut Pak Slamet memiliki cara unik untuk meningkatkan imunitas tanamannya, yaitu dengan rutin semprot kalsium. Untuk aplikasinya pun tidak ada patokan hari, melainkan setiap setelah hujan langsung di semprot kalsium. Berdasar penjelasan Pak Slamet penggunaan kalsium di cuaca ekstrem seperti ini sangat wajib, karena dapat menekan keasaman dan meningkatkan pH tanah. Selain itu, Pak Slamet juga melakukan antisipasi sejak sebelum tanam dengan kocor Trichoderma merk dagang BIOSIGMA PLUS. Sebelum di kocor, Trichoderma ini di aktivasi terlebih dahulu dengan mencampur 2 ons gula + 20 liter air + 1 kg Trichoderma yang di diamkan selama 3 hari. Dosis yang beliau gunakan yaitu 100 ml larutan Trichoderma untuk10 liter air. Pengocoran ini dilakukan 3 hari sebelum tanam di lubang tanam dengan dosis 100 ml/ lubang tanam. Selain Trichoderma, Pak Slamet juga memberikan mikoriza merk dagang Micobio pada saat tanam, dengan cara menempelkan 6-10 butir Mikoriza pada akar tanaman. Hasil penelitian Adetya dkk (2018) menjelaskan bahwa mikoriza dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, melindungi akar tanaman dari infeksi patogen tanah, merangsang aktivitas mikroorganisme lain yang menguntungkan dan memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Setelah tanam, tepat 1 hst perlakuan yang Pak Slamet berikan yaitu kocor asam humat merk dagang POWERSOIL dengan dosis 1 sdm/10 liter air. Sedangkan pada usia 5 hst beliau memberikan kalsium asam humat merk dagang CAL HA dengan cara kocor di lubang tanam. Untuk penyemprotannya sendiri mengikuti penyemprotan bawang merah dan sawi.

Perawatan Bawang Merah ala Pak Slamet.

Musim hujan menjadi momok mengerikan bagi sebagian petani khususnya petani yang ingin menanam bawang merah. Namun hal tersebut tidak terjadi di Pak Slamet, tetap gentar menanam bawang merah di era gempuran hujan setiap hari. Fakta menyebutkan bahwa sampai sekarang usia tanaman 25 hst beliau baru satu kali memberikan fungisida dan nyatanya tanamannya tetap aman tanpa ada yang terkena moler. Hal ini merupakan efek nyata penggunaan kalsium sebagai salah satu cara meningkatkan anti body tanaman. Seperti yang sudah dijelaskan di awal tadi bahwa beliau selalu menyemprotkan kalsium setiap habis hujan, Selain semprot kalsium, ada beberapa resep khusus budidaya bawang merah ala Pak Slamet nih, yang pertama beliau selalu kocor Kalsium + asam humat di umur tanaman 5 hari setelah tanam. setelah memasuki umur 7 dan 11 hst beliau memberikan nutrisi via semprot menggunakan pupuk Phospat merk dagang MORDEN FOL dosis 2 tutup/ 16 liter dikombinasikan dengan KOVER WP dengan dosis 2 sdm/16 liter. Setelah memasuki usia 15 hst beliau mulai memasukan kalium yang di lengkapi silika yaitu menggunakan produk dengan merk dagang ORINIT. Alasan memasukan kalium pada kondisi tanaman belum berumbi yaitu untuk memperkokoh daun dari bawang merah dan sawi. Tidak hanya berhenti disitu, guna memaksimalkan pertumbuhan bawang merah, di usia 25 hst beliau kembali memberikan nutrisi lagi yaitu kombiansi kalium merk dagang KALINET + pupuk phospat merk dagang Morden + Kover WP.

Wah lengkap sudah nih penjelasan Pak Slamet mengenai tumpangsari yang  beliau terapakan di lahannya beserta perawatan masing – masing tanaman. Ada juga pesan dari Pak Slamet untuk pembaca artikel ini yaitu Apapun yang anda tanam, rawatlah setulus hati, Insya allah tanaman akan berbalas budi. Sekian artikel ini, semoga membantu dan selamat mencoba.

 

Daftar Pustaka

Mulyadi,H., Nasir, D dan Yunus. 2017. Pengaruh Kemangi Dan Kenikir Sebagai Tanaman Repellent Terhadap Plutella Xylostella Linn. (Lepidoptera:Plutellidae) Pada Budidaya Sawi Organik. Jurnal Agrotekbis. 5 (5) : 541 – 546

Adetya, S. Nurhatika, dan A. Muhibuddin. 2018. Pengaruh Pupuk Mikoriza Terhadap Pertumbuhan Cabai Rawit (Capsicum frutescens) di Tanah Pasir. Jurnal Sains Dan Seni Its. 7 (2)


Rekomendasi Produk :
CAL-HA
KALINET
POWERSOIL
MORDENFOL
ORINIT