Budidaya Cabai Rawit : Formula Baru Menciptakan Tanaman 98% Aman dari Kematian Pasca Pindah Tanam.
Karlina Indah / Rabu,22 Januari 2025
Cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir membawa dampak signifikan bagi para petani di Indonesia. Curah hujan yang tidak menentu, banjir, hingga angin kencang menyebabkan kerusakan lahan pertanian, penurunan hasil panen, hingga ancaman gagal panen di beberapa daerah. Selain itu, perubahan cuaca ekstrem juga memicu serangan hama dan penyakit tanaman yang meningkat, karena lingkungan menjadi lebih kondusif untuk perkembangbiakan organisme perusak. Hal ini membuat petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pestisida atau mencari solusi alternatif untuk melindungi tanaman. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan pertanian cabai, hanya sekitar 40% petani yang berhasil panen di beberapa bulan ini. Dari bulan Oktober 2024 sampai bulan Januari 2025 yang dikeluhkan petani yaitu kegagalan panen akibat serangan busuk batang, layu dan Antraknosa. Selain itu, para petani yang baru pindah tanam pun banyak yang mengalami gagal tanam, bahkan tidak sedikit petani sulam lebih dari 50% populasi. Berangkat dari permasalah tersebut, artikel kali ini khusus memabahas formula baru ala Mas Adek untuk menciptakan tanaman aman dari kematian pasca pindah tanam. Langsung saja baca penjelasan lengkapnya di bawah ini :
Persiapan Lahan : Pondasi Awal Kehidupan Tanaman.
Berdasar penjelasan dari Mas Adek untuk persiapan lahan antara kita panen di musim penghujan dan panen di musim kemarau harus dibedakan. Persiapan lahan kali ini Mas Adek tanpa menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Metode yang beliau lakukan yaitu setelah bedengan setengah jadi, kemudian di semprot dengan M21 + Asam humat merk dagang POWERSOIL. Dosis yang digunakan yaitu 5 tutup M21 dan 5 sdm powersoil per tangki spray. Setelah itu bedengan dijadikan dan di semprot lagi dengan kedua bahan tersebut, baru tutup mulsa dan dilakukan pendiaman lahan. Selama masa pendiaman lahan beliau membuat 2 lubang, yaitu lubang tanam dan lubang pupuk seperti gambar di bawah ini:
Lubang pupuk bisa langsung diisi dengan pupuk kandang. Seminggu sebelum penanaman dilakukan pengocoran Kembali menggunakan M21 dan Powersoil, setelah itu 3 hari sebelum penanaman lubang tanam di semprot menggunakan insektisida bahan aktif sipermetrin merk dagang Rizotin. Penyemprotan rizotin sebagai langkah antisipasi serangan hama tanah, mengingat di musim hujan seperti ini banyak sekali hama yang naik ke atas atau permukaan tanah yang berpotensi merusak tanaman.
Adakah Sobat Mitra Bertani ada yang sadar bahwa selama olah lahan ini Mas Adek menggunakan decomposer sampai 3 kali? Kira – kira apa ya maksud dan tujuan penggunaan
bahan tersebut? Ternyata M21 mengandung mikroba kompleks seperti Accinomytes, Pseudomonas, Lactobacillus, Trichoderma, Acetobacter dan Rhizobium. Yang mana hasil dari proses dekomposisi oleh dekomposer dapat meningkatkan kandungan bahan organik yang bersifat penyangga, membantu menjaga kestabilan pH tanah agar tidak terlalu asam ataupun basa, oleh karena itu secara tidak langsung penggunaan decomposer ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan jamur ataupun bakteri jahat. Dan faktanya, kombinasi antara penggunaan decomposer, asam humat dan juga semprot insektisida 3 hari sebelum tanam mampu menjaga tanaman pasca pindah tanam, bahkan 98% tanpa penyulaman.
Selain penggunaan bahan – bahan tersebut ada yang unik juga nih dari formula baru yang di ciptakan Mas Adek, yaitu selain tanpa penggunaan pupuk organik dan kimia sebagai pupuk dasar ternyata semua bahan baik nutrisi ataupun pembenah tanah di masukan ke lubang pemupukan. Menurut penjelasan dari Mas Adek hal ini sengaja dilakukan karena menurut beliau apabila menggunakan pupuk dasar ada kemungkinan pupuk menguap dan beresiko tinggi terhadap kematian bibit pasca pindah tanam. Dengan cara ini juga bertujuan untuk melatih akar supaya tidak manja, bisa memanjang untuk mencari sumber makanan sendiri. Terlihat simple dan hemat bukan formula baru ini, selamat mencoba ya Sobat Mitra Bertani semua ! Selain penjelasan cara olah lahan, Mas Adek juga memberi bocoran perawatan setelah tanam loh. yuk langsung simak penjelasannya di bawah ini:
Racikan Pupuk dan Perawatan Fase Vegetatif
Pupuk yang diberikan Mas Adek di Fase Vegetatif ini tidak neko – neko, beliau rutin kocor menggunakan campuran 2 kg pupuk kandang + 500 g asam humat merk dagang powersoil + 7 tutup m21 yang di campur dalam 20 liter air yang di diamkan selama 20 hari. Campuran pupuk tersebut nantinya di campur dengan 2 kg KNO putih dalam 200 liter air, dan di kocorkan dengan dosis 200 ml/lubang setiap 20 hari sekali. Kalium sengaja diberikan sejak dini karena Mas Adek ingin menciptakan tanaman yang tidak terlalu tinggi namun buahnya bisa mulai dari batang bawah, dan harapannya setiap tanaman bisa menghasilkan 2 kg buah cabai. Selain racikan tersebut, Mas Adek juga rutin kocor menggunakan kalsium dan asam humat merk dagang CAL HA dengan tujuan menjaga pH tanah dan mempertebal jaringan tanaman.
Pemberian pupuk selain via akar juga diimbangi dengan cara semprot, menggunakan pupuk daun Phospat merk dagang MORDEN FOL setiap 2 minggu sekali. Selain itu sebagai langkah antisipasi dari serangan jamur, Mas Adek rutin menggunakan fungisida bahan aktif propineb yang di roling dengan fungisida nefos. Sedangkan insektisida yang digunakan yaitu rolingan antara merk dagang Pegasus dan Agrimec. Penggunaan fungisida dan insektisida dilakukan setiap seminggu sekali dengan dosis sesuai yang tercantum di kemasan.Walaupun dari segi perawatan terlihat sederhana, namun hasil dari formula baru ini sangat memuaskan loh Sobat Mitra Bertani, bisa di lihat pada gambar berikut ini :
Teruntuk Sobat Mitra Bertani yang baru ingin mencoba bertani atau menerapkan formula baru ini, ada pesan khusus dari Mas Adek loh, yaitu jangan mudah menyerah, ingat bulan bulan kegagalan petani ini kita harus belajar, terus belajar dan semoga sukses !!. Penjelasan lengkap bisa di lihat di video ini.
Cari
KATEGORI : |
|---|
| Pengetahuan |
| Kiat Pertanian |
| Solusi Masalah |
| Berita Inspirasi |