Artikel

Resep Rahasia Agar Tanaman Pare Berbobot, Lebat, dan Tahan Jamur

Resep Rahasia Agar Tanaman Pare Berbobot, Lebat, dan Tahan Jamur


Angga Syarief / Sabtu,23 Juli 2022

Tanaman paria atau biasa kita kenal pare termasuk tanaman sulur/merambat dari suku cucurbitaceae (suku labu-labuan). Tanaman sayur yang memiliki rasa getir, dibalik rasa yang getir ini ternyata terdapat banyak kandungan yang bermanfaat untuk tubuh seperti vit A, vit B, vit B2, vit C, natrium, kalsium, dan zat besi. Dapat memperlancar pencernaan dan menyembuhkan penyakit demam serta malaria. Morfologi tanaman pare dengan panjang buah kurang lebih 25 cm – 30 cm. Wujud daun menjari 5-7 bundar panjang dengan panjang 4-8,5 cm. Dapat berkembang baik pada dataran rendah sampai dataran tinggi, sekitar 0 – 1500 mdpl.

Pencapaian mendapat hasil panen yang memuaskan prosesnya tidaklah mudah. Kendala sering dijumpai petani seperti tanaman terkena penyakit jamur, bakteri, serangan hama (serangga), dan cuaca. Kesalahan rata-rata petani masih kurang mengamati kondisi tanaman. Ketika tanaman sudah terkena penyakit, petani justru baru melakukan penanganan, harusnya dari awal petani sudah melakukan pencegahan.

Menjawab kendala tersebut kita mencoba memberikan edukasi seputar perawatan yang tepat agar hasil panen memuaskan. Berbagai pengalaman dilapangan seputar perawatan tanaman pare sudah coba kita aplikasikan. Mulai dari daun sudah coba kita buktikan, bahwa dengan pemberian nutrisi dengan kandungan unsur hara yang lengkap ternyata berdampak terhadap kondisi daun. Pemberian unsur hara yang mengandung unsur makro, unsur mikro serta asam amino lebih efektif pada pertumbuhan daun, terutama daun yang berbentuk lebar/menjari seperti pare. Buktinya, daun tebal coraknya lebih jelas berwarna hijau gelap itu tandanya ketahanan daun terhadap jamur patogen bisa dibilang kuat. Kandungan unsur hara lengkap tersebut kita aplikasikan dalam bentuk VIGORIN.  Berupa pupuk organik cair dengan kandungan enzim metabolit dan  hormone tumbuh untuk menyempurnakan metabolisme seluruh fase pertumbuhan guna mencapai hasil panen yang optimal. Manfaat penggunaan VIGORIN adalah memaksimalkan metabolisme, memaksimalkan jumlah, bobot, dan kualitas panen serta memperpanjang usia produktif tanaman. Pengaplikasian asam amino pada tanaman terbukti pada tunas yang terus tumbuh padahal sudah beberapa kali petik. Kesalahan yang kerap dilakukan petani adalah hanya memperhatikan pembuahan, terfokus terhadap kualitas buah. Benar adanya, kualitas memang penting tetapi apa halnya kalau kualitas di nomer satukan sedangkan produktifitas tanaman kurang. Sebisa mungkin kita memperhatikan kualitas buah tetapi juga menjaga produktifitas tanaman. Ini yang penting, khususnya untuk tanaman sulur seperti pare menjaga pertumbuhan tunas sangat penting untuk memperpanjang produktifitas tanaman. Sehingga akan terus muncul bunga baru yang akan menjadi bakal buah.

Perawatan yang kedua adalah dengan membuat para-para. Para para merupakan tempat merambat tanaman pare. Pembuatan para-para juga jangan asal, ada tips membuat para-para agar tanaman pare produtifitasnya maksimal. Dengan pembuatan para-para 2-1, maksudnya 2 bedengan 1 para-para dan bedengan selanjutnya tanpa para para. Metode seperti ini akan mempermudah kita dalam merawat tanaman dari beberapa sisi. Perlu kita ketahui, bahwa tanaman pare ini termasuk tanaman sulur. Tanaman sulur sangat butuh terhadap intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang tinggi berdampak positif untuk tanaman. Sebagai tambahan nutrisi, intensitas cahaya juga banyaknya energi yang dapat diserap tanaman. Melalui proses fotosintesis yang mengolah energi dimana sinar matahari akan berinteraksi dengan klorofil, CO2 dan air untuk menghasilkan karbohidrat. Layaknya manusia, karbohidrat berperan sebagai sumber makanan cuma beda halnya kalau tanaman karbohidratnya berupa nasi sedangkan tanaman berupa cahaya matahari. Selain meningkatkan intensitas cahaya, manfaat metode para-para 2-1 ini bisa mengurangi kelembapan pada tanaman. Pasalnya, jika area sekitar tanaman terlalu lembap, penyakit seperti jamur patogen akan cepat bereaksi. Apabila sudah ditemui gejala seperti jamur patogen kemungkinan besar akan berdampak terhadap hasil panen.

Tips yang terakhir adalah dengan dilakukan perempelan atau pemangkasan. Perempelan kita tekankan pada bagian bawah saat tanaman menyentuh fase generatif. Cukup dilakukan perempelan 6 tunas air dengan tujuan agar nutrisi dari bawah tidak terbagi, bisa langsung tersalur ke cabang utama. Melakukan perempelan bagian bawah ini akan mengoptimalkan produktifitas buah bagian atas tepat di cabang utama. Kita sudah mencoba membuktikan dengan tidak dilakukan perempelan ke beberapa tanaman. Alhasil kita memang mendapati produktifas bunga berlimpah tetapi, proses dari bunga menjadi buah banyak yang gagal. Jika pun jadi, akan berdampak pada buahnya menjadi melengkung, kurang berbobot dan warna kurang segar. Teknik perempelan ini juga sudah dibuktikan oleh beberapa petani, riset membuktikan dengan perempelan produktifitas buah akan meningkat 20%.

Teori sudah kita jabarkan secara detail, buktinya kita mencoba menanam tanaman pare varietas TANJUNG 11 dengan teori perawatan yang kita jabarkan. Panjang buah sekitar 35 cm dan bobot buah mencapai 660 gram, itu artinya cukup dengan 2 buah untuk mencapai angka 1 kg. Melihat cara perawatan yang telah kita aplikasikan, bunga bermunculan dan tunas terus tumbuh, kita yakin setiap tanaman bisa berproduksi 5-7 kg/tanaman bahkan bisa lebih. Hasil yang fantastis, diluar dugaan bahkan melebihi dari deskripsi produk pare TANJUNG 11.

Demikian tips dan triknya berbudidaya tanaman pare agar produktifitas tanaman maksimal alhasil mendapatkan hasil panen yang optimal. Jangan pernah takut untuk mencoba, selagi kita mengetahui ilmu dasarnya. Video lengkapnya akan kita tampilkan disini.

 


Rekomendasi Produk :
VIGORIN