Pencegahan Layu Pada Cabai, Tanaman Sehat dengan Olah Lahan yang Tepat
Angga Syarief / Jumat,28 Oktober 2022
Musim-musim penghujan seperti sekarang ini identik dengan penyakit yang menjadi momok bagi para petani cabai yaitu penyakit layu. Penyakit satu ini bisa datang secara tiba-tiba. Kenapa penyakit satu ini masih menjadi momok bagi para petani? Karena penyakit satu ini bisa mengakibatkan kematian pada tanaman secara cepat. Ciri-ciri dari tanaman cabai yang terserang layu adalah dari segi warna daun pucat, lemas dan mudah rontok. Batang tanaman terlihat menghitam biasa petani menyebutnya dengan istilah busuk batang.
Banyak pertanyaan dari sahabat petani semua yang mempertanyakan bagaimana cara mengatasi tanaman cabai yang terkena layu. Nah pada kesempatan kali ini, artikel ini sengaja kami buat lebih tepatnya langkah mencegah layu. Beberapa waktu silam kami bersama tim melakukan perjalanan dan bertemu dengan salah satu petani di wilayah Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung. Kami melakukan wawancara bersama beliau tentang kiat-kiat beliau mencegah tanaman cabai agar tidak terkena layu. Perkenalkan nama beliau adalah Pak Supiyanto, yang terjun didunia pertanian selama 3 – 4 tahun. Tepat sekali kami melakukan wawancara dengan beliau, pasalnya pengalaman beliau sebelumnya pernah mencoba menanam cabai tetapi hampir 60% tanaman cabai beliau terkena layu. Prosentase angka yang terbilang cukup tinggi loh, hampir merasa kewalahan bagaimana cara mengatasinya. Berbagai usaha sudah beliau coba mulai dari pemberian fungisida,insektisida, dan nutrisi berlebih tetapi tak kunjung membuahkan hasil. Tetapi Pak Supi sendiri mempunyai tekad yang kuat dan pantang menyerah. Tidak pernah memperhitungkan berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk merawat tanaman. Sampai-sampai beliau tidak terlalu memperhatikan hasil panenya karena tertutup rasa ingin tahu mengatasi masalah kelayuan pada tanaman beliau. “Mengobati ternyata lebih susah mas, meskipun prosentase keberhasilannya ada, tapi sangat minim”. Ujar beliau. Langkah demi langkah beliau sudah lakukan dan belajar dari pengalaman akhirnya menemui titik terang. Jawabannya akan kami rangkum lengkap dibawah ini.
Penyakit layu
Sebelum jauh membahas bagaimana kiat-kiat mencegah layu, kami akan membahas apa itu penyakit layu. Penyakit layu ini diakibatkan karena tingkat kelembapan yang tinggi dan pH tanah masam sehingga akan memicu tumbuhnya jamur dan bakteri. Maka dari itu timbulnya layu pada tanaman cabai karena jamur dan bakteri. Layu yang disebabkan oleh bakteri dikarenakan adanya bakteri Pseudomonas Solanacearum. Bakteri parasit yang menyerang dan menginfeksi area perakaran, pangkal batang, daun dan batang tanaman cabai. Untuk layu yang disebabkan karena jamur biasa kita sebut dengan layu fusarium. Merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur patogen Fusarium Oxysporum. Infeksi layu fusarium terjadi pada leher batang bawah tanaman yang bersinggung dengan tanah.
Olah lahan & pupuk dasar
Lahan seluas 3.000 m2 dan ditanami tanaman cabai dengan jumlah populasi kurang lebih 6.500 tanaman. Termasuk lahan terasering dimana panjang bedengan tidak terlalu panjang dan berbentuk seperti anak tangga. Tujuan dibuat model terasering ini adalah untuk memperbaiki pengaliran air serta pembasahan tanah. Pengalaman sebelumnya, lahan beliau ini terkena banjir maka dari itu beliau membuat lahannya dengan model terasering. Pupuk dasaran yang beliau gunakan hanya cukup tiga bahan yaitu dolomite, pupuk kimia Fertiphos, dan pupuk kandang. Awal mulanya Pak Supi membuat bedengan setengah jadi, setelah itu beliau menambahkan pupuk dasaran tepat dibagian tengah dengan dolomite sebanyak 2.200 kg, pupuk kimia Fertiphos 150 kg, dan pupuk kandang cukup 6 zak. Cukup mengejutkan bagi kami mendengar pemberian dolomite sebanyak itu. Dibalik itu ternyata beliau mempunyai alasan tersendiri, yaitu dengan memperhatikan keasaman tanah atau pH tanah tetapi memang hal yang dirasakan oleh Pak Supi sendiri, pemberian sampai dosis segitu memang dibutuhkan oleh tanaman sesuai dengan luas lahannya. Alasannya kedua beliau sampai menggunakan dolomite sebanyak itu karena lahan sebelumnya ini terkena banjir, jadi pastinya pH didalam tanah turun. Langkah yang tepat, karena dolomite ini berperan sebagai pupuk dasaran yang bisa menaikkan pH dan sumber unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) pertimbangan lainnya karena dolomite harganya terjangkau daripada harga pupuk kimia. Setelah ketiga bahan tersebut diberikan baru beliau menutupnya kembali menggunakan tanah.
Seputar pH tanah
PH tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena dengan mengetahui tingkat pH kita dapat mengetahui mudah atau tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah yang diserap oleh tanaman. Hal itu disebabkan karena unsur hara yang mudah diserap tanaman apabila tingkat pH tanah netral atau mendekati netral. Tanah yang baik dan sehat untuk ditanami adalah yang setidaknya mendekati atau bersifat netral artinya jumlah ion H+ dan OH- hampir seimbang atau mendekati. Tanah netral mempunyai ukuran pH = 7. Sehingga dibawah 7 tanah bersifat asam yang berarti lebih banyak mengandung ion H+ dan disebut tanah masam, sedangkan diatas 7 tanah bersifat basa yang artinya banyak mengandung ion OH-. Selain itu manfaat memperhatikan pH tanah ini adalah untuk mengetahui potensi tumbuh mikroba yang baik didalam tanah. Peran mikroba ini bagus untuk tanaman terutama untuk daya tumbuh tanaman sebab mikroba ini bisa menjadi sumber makanan untuk tanaman.
Perawatan tambahan
Disamping tingkat pH tanah yang tepat dapat membantu pembentukan mikroba yang baik, tentu mikroba ini butuh asupan makanan agar tetap hidup. Cara beliau mempertahankan daya hidup mikroba tersebut adalah dengan pemberian dekomposer. Prosesnya pengaplikasiannya awalnya gula merah beliau larutkan didalam ember kapasitas 10 liter air, setelah itu dicampurkan dengan M-21 dekomposer sebanyak 1-2 liter menyesuaikan kebutuhan. Lalu setelah tercampur merata beliau masukkan campuran larutan kedua bahan tersebut kedalam drum berkapasitas 200 liter air. Setelah itu beliau lakukan pendiaman selama 2 hari agar bahan-bahan yang tercampur tadi dapat terurai dengan baik. Sesudah 2 hari dilakukan pendiaman, baru beliau aplikasikan ke lahan tepatnya disiramkan ke bedengan yang sudah tercampur dengan pupuk dasaran yang kami sebutkan diatas tadi. Setelah disiram secara keseluruhan, beliau langsung menutup bedengan menggunkan plastik mulsa.
Begitulah kiat-kiat beliau dalam mencegah serangan penyakit layu. Belajar dari pengalaman beliau yang kerap menjumpai kegagalan berbudidaya tanaman cabai yang disebabkan oleh serangan layu. Meski berbagai cara beliau sudah lakukan dari pemberian fungisida, insektisida, nutrisi lebih dan perawatan rutin tetapi tidak bisa mengatasi penyakit layu. Akhirnya beliau menemukan titik terang yaitu dengan memperhatikan olah tanah yang tepat. Kalaupun pondasi tanahnya sudah tepat pastinya tanaman akan tumbuh sehat. “Yang terpenting itu pH tanahnya mas, ini sangat berpengaruh untuk tanaman. Saya memastikan tanaman harus sehat terlebih dahulu” kata Pak Supi.
Poin terpenting adalah proses awal tepat pasti akan berdampak dengan tanaman yang sehat. Ketika tanaman sudah sehat penyakit akan tidak mudah menyerang. Layaknya manusia, lebih baik mencegah daripada mengobati. Demikian artikel ini kami buat, artikel selanjutnya akan kami buat kembali bersama Pak Supi, lebih lengkapnya dapat ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
POWERSOIL |
Rekomendasi Produk : |
---|
POWERSOIL |