Budidaya Cabai : Formula Super Pemulihan Pasca Serangan Keriting Daun
Angga Syarief / Rabu,04 September 2024
Membudidayakan tanaman cabai di lahan bekas sering kali dianggap sebagai tantangan, namun dengan perawatan yang tepat, lahan ini bisa menjadi sumber panen yang melimpah. Artikel ini akan membahas bagaimana pemanfaatan lahan bekas yang optimal dapat menghasilkan tanaman cabai dengan batang yang kokoh dan besar, serta pertumbuhan tunas air yang maksimal. Meskipun di tengah perjalanan budidaya, tanaman menghadapi serangan hama seperti keriting daun, dengan kiat dan tindakan yang tepat, masalah tersebut bisa diatasi dan tanaman kembali tumbuh sehat. Siap untuk menemukan rahasia sukses budidaya cabai di lahan bekas? Mari kita telusuri lebih lanjut.
Profil Petani
Ngobrol asik bersama Pak Didik, salah seorang petani berasal dari Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman yang lihai dalam budidaya tanaman cabai. Saat ini tanaman beliau sudah tumbuh dengan baik dan subur. Ditandakan dengan kondisi tanaman yang produktif, batang yang kokoh, dan tunas air yang maksimal. Mari kita kupas tuntas cara perawatan versi beliau.
Tentang Lahan
Penanaman tanaman cabainya yang sekarang ini, hidup diatas lahan bekas alias lahan janda. Sudah bekas penanaman sebanyak 4 kali, dengan riwayat penanaman pertama cabai keriting, kedua cabai rawit, ketiga mentimun, dan keempat cabai rawit kembali. Olah lahan tahap pertama yang dilakukan adalah dengan menaikkan tanah yang berada diparit keatas bedengan. Sehingga bedengan beliau tidak dibongkar sama sekali, justru ditambah tanah karena sebelumnya bedengan berukuran kecil dan pendek.
Maka dari itu, upaya pembuatan bedengan dimusim sekarang ini adalah dengan pembuatan bedengan yang tinggi dan lebar. Tanpa dibongkar sama sekali beliau hanya membuka plastik mulsa dan kemudian menaburkan pupuk NPK Subsidi 50 kg, pupuk Turima 50 kg dan kapur dolomite 15 karung. Setelah tertabur pada bagian tengah bedengan kemudian langsung beliau tutup kembali menggunakan plastik mulsa.
Kemudian perlakuan sebelum penanaman yang dilakukan adalah aplikasi media tambahan pada lubang tanamnya. Media yang digunakan cukup 3 karung pupuk kandang untuk mencukupi 2.700an batang tanaman. Setelah pupuk kandang dimasukkan kedalam lubang tanam, kemudian melakukan pengocoran pada lubang tanam menggunakan asam humat POWERSOIL 2 sdm, dekomposer EM4 4 tutup botol, dan fungisida hayati trichoderma Anfush 2 sdm dilarutkan kedalam 20 liter air.
Pengocoran yang dilakukan pada lubang tanamnya, dilakukan dengan tujuan membenah tanah kembali. Menyadari bahwa lahan yang dilakukan adalah lahan bekas maka perlu dibenah kembali dengan asam humat. Kemudian dekomposer yang diaplikasikan untuk mengurai patogen-patogen yang ada pada pupuk kandang. Setelah itu diperkuat antibodi tanaman nantinya terhadap patogen menggunakan fungisida hayati trichoderma.
Pengocoran Tanaman
Pengocoran tanaman adalah proses memberikan pupuk yang dilarutkan kedalam air dengan tujuan memudahkan tanaman untuk menyerapnya. Karena akar akan lebih mudah dan maksimal penyerapanya dalam bentuk cair. Untuk tahap kocor yang dilakukan meliputi berbagai penjadwalan dan bahan yang digunakan, yaitu :
- Pengocoran pada fase vegetatif Pak Didik cukup aplikasi kocor satu kali, yaitu menggunakan Powersoil, Ultradap, dan NPK. Hanya cukup 3 bahan itu saja dan itu pun hanya aplikasi satu kali saja.
- Pengocoran kedua justru beliau lakukan disaat fase generatif/pembuahan. Pada tahap ini beliau menggunakan pupuk NPK, Powersoil, MKP. Pengocoran beberapa bahan ini diaplikasikan sebanyak 2 kali.
Alasan beliau pengocoran hanya dilakukan sebanyak 3 kai baik difase vegetatif maupun generatif sebab lahan beliau sumbang. Posisi kanan dan kiri lahan lebih tinggi, sehingga lahan beliau cepat lembap. Meskipun musim kemarau sekalipun, bilama kita tidak jeli melihat kondisi tanah bisa membuat tanah semakin lembap. Apalagi pupuk yang diaplikasikan adalah pupuk yang mengandung nitrogen. Bisa menyebabkan tanah menjadi lebih masam jika diaplikasikan tidak tepat dosis.
Penyemprotan Tanaman
Mencukupi nutrisi yang diberikan lebih ditekan pada via spray. Untuk fase vegetatif beliau menggunakan pupuk phospat cair MORDENFOL dan unsur mikro VITARONSL sebagai selingan saja. Diaplikasikan sampai memasuki fase generatif dan fase pembuahan mulai aplikasi kalium KALINET. Untuk mordenfol dan vitaronsl juga tetap diaplikasikan fase generatif, tetapi sebagai rollingan. Dengan rutin aplikasi pupuk ini, membuat tanaman beliau lebih vigor. Terlihat pada batang tanamannya yang kokoh dan besar. Pertumbuhan tunas air yang maksimal dan juga batang setiap tunas airnya juga kokoh padat.
Pemulihan Keriting Daun
Sudah menjadi keluh kesah bersama dimusim tanam sekarang. Serangan virus keriting dimana-mana secara masif membuat pasokan cabai kian hari kian merosot. Memang akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Daun keriting membuat proses fotosintesis terhambat sehingga akan terhambat juga pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pak Didik sebenarnya sempat kewalahan, karena ditengah perjalanan tanaman cabainya terserang keriting daun parah. Berbagai kiat sudah dilakukan tetapi tidak kunjung menandakan kesembuhan. Pada akhirnya Pak Didik mencoba langkah kembali untuk pemulihan keriting daun, yaitu dengan :
- Spray pertama menggunakan pupuk kalsium secara tunggal. Ketersediaan kalsium yang memadai dapat membantu tanaman lebih tahan terhadap kerusakan dan meminimalkan gejala keriting. Kalsium membantu menjaga integritas sel-sel daun, mengurangi kerusakan lebih lanjut, dan mendukung pemulihan.
- Kemudian selang dua hari setelah spray kalsium, beliau spray kembali menggunakan akarisida bahan aktif piridaben. Ditambahkan unsur mikro VITARONSL.
- Selang dua hari kembali, beliau mengaplikasikan insektisida bahan aktif abamectin dengan konsentrasi 70g/l dan unsur mikro vitaronsl.
Setelah rutinan spray pada akhirnya kunjung menandakan pulih. Pupus mulai tumbuh kembali dan serangan keriting daun dapat ditekan. Tugas Pak Didik berikutnya adalah cukup melakukan rutinan sebagai langkah antisipasi.
Kesimpulan artikel kali ini adalah faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai dari olah lahan atau media yang direkayasa sebaik mungkin. Kemudian cara aplikasi yang dilakukan dan pemberian pupuk yang tepat. Setelah itu langkah pengendalian hama secara bijak dengan tepat sasaran dan dosis lebih efektif menekan penyebaran dan mempercepat pemulihan dengan unsur mikro.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |