Artikel

Kiat Sukses Perawatan Tanaman Cabai Lahan Bekas di Dataran Rendah

Kiat Sukses Perawatan Tanaman Cabai Lahan Bekas di Dataran Rendah


Angga Syarief / Rabu,26 Oktober 2022

Tanaman cabai bisa tumbuh dan beradaptasi baik didataran rendah maupun tinggi berkisar di angka 1 – 1.500 meter dari permukaan laut dengan keasaman tanah atau pH tanah 5,5 – 6,5. Berbudidaya tanaman cabai didataran rendah maupun tinggi mempunyai keuntungan dan konsekuensi masing-masing. Dataran tinggi cenderung identik dengan tingkat kelembapan yang tinggi sehingga rawan terkena serangan patogen penyakit seperti jamur dan juga waktu panennya terbilang lebih panjang sedangkan didataran rendah identik akan serangan hama dan virus, biasanya kerap terserang penyakit virus kuning dan keriting. Apalagi perubahan iklim seperti sekarang ini, budidaya tanaman cabai didataran rendah riskan dengan peningkatan organisme penganggu tanaman.

Artikel kali ini akan membahas bagaimana kiat-kiat yang tepat budidaya tanaman cabai didataran rendah bersama salah satu narasumber kami bernama Pak Kayani. Beramat tinggal di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Bertempat tinggal yang jaraknya hanya 10 km dari Pantai Ketawang, ketinggian 26 MDPL. Secara topografis Kabupaten Purworejo merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu antara 19o C – 28o C dengan tingkat kelembapan udara sekitar 70%-90%. Sengaja artikel ini kami buat untuk sahabat petani semua, dimana bisa menjadi salah satu referensi atau inspirasi khususnya bagi yang lahannya dekat dengan pantai. Simak kiat-kiatnya dibawah ini.

Rekondisi lahan

Lahan Pak Kayani yang sekarang digunakan termasuk lahan bekas. Sebelumnya beliau menanam cabai merah keriting dan beralih ke cabai rawit merah. Menanam tanaman cabai dengan varietas ORI 212. Tanpa dilakukan olah lahan terlebih dahulu, hanya saja beliau cukup mengganti plastik mulsa saja. Tentu lahan bekas yang tidak dilakukan olah lahan mempunyai tingkat resiko yang tinggi untuk ditanami tanaman selanjutnya. Terutama apabila pengolahan lahan sebelumnya menggunakan pupuk dasaran asal-asalan seperti menggunakan unsur Nitrogen berlebih. Akan terdapat banyak mikroorganisme yang kurang baik untuk diserap tanaman, hasilnya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Maka dari itu, beliau memanfaatkan kembali lahan bekas tanpa menyertakan kembali pupuk dasaran, hanya cukup mengkondisikannya dengan asam humat “POWERSOIL” dengan takaran dosis 2 sendok makan/20 liter air. Beliau mengkocorkan POWERSOIL ke lubang tanam sebelum penanaman dengan dosis per lubang tanam sekitar 250ml. Peran asam humat disini sebagai memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah juga akan membantu ketersediaan unsur hara didalam tanah mengingat beliau disini tidak menyertakan pupuk dasaran kembali. Tetapi tahukah anda sahabat petani semua? Penggunaan 1 kg asam humat memberikan efek yang setara dengan penggunaan 500 kg kompos konvensional. Manfaat yang sangat luar biasa, sebab itulah menjadi alasan Pak Kayani hanya cukup menggunakan asam humat sebagai pupuk dasaran.

Tentang varietas

Varietas yang ditanam beliau adalah varietas ORI 212 yang dimana sekarang sudah 6 kali pemetikan. Jarak tanam yang beliau gunakan adalah 45 cm x 45 cm dalam dua lajur dan satu lubang tanam diisi satu tanaman. Produktivitas tanaman cabai milik beliau terbilang cukup tinggi. Rahasia yang beliau lakukan ternyata melakukan perempelan, sudah melakukan perempelan tunas anakan bagian bawah sebanyak 3 kali. Dengan cara ini dan jarak tanam yang beliau terapkan pastinya dari tingkat kelembapan minim. Ini akan berpengaruh pula dengan sirkulasi udara akan lebih lancar. Dan intensitas cahaya yang ditangkap tanaman optimal sehingga produktivitas tanaman bisa tinggi.

Pemberian pupuk susulan

Sudah kami bahas diawal tadi, bahwa lahan yang digunakan Pak Kayani termasuk lahan bekas tanpa olah lahan yang tidak menyertakan kembali pupuk dasaran. Tetapi tidak hanya cukup dengan memberikan asam humat saja, beliau menggunakan pupuk susulan berupa NPK Mutiara 16-16-16 dari Yaramila. Pemberian pupuk susulan ini beliau aplikasikan via kocor tepat dilubang tanam. Dosis yang beliau gunakan setiap 1 kg/120 liter air dan takaran dosis per lubang tanam sekitar 250ml. Dengan interval 10 hari sekali dan baru dilakukan kocor sebanyak 3 kali.

Sistem perairan

Memahami jenis tanah beliau termasuk tanah yang mengandung liat cukup tinggi, dimana ketika terkena air berlebih akan lembap sedangkan terkena kemarau berkepanjangan akan mengeras. Perlu kita ketahui bahwasanya kriteria dari tanaman cabai itu butuh air tetapi jenuh akan air, dalam arti harus seimbang tingkat kelembapannya agar tanaman cabai tumbuh optimal. Cara mengatasi hal tersebut beliau mengaliri lahannya sampai air tersebut menggenang dibagian parit dengan ketinggian air berkisar 20 cm tidak sampai mengenai plastik mulsa. Kemudian beliau mengguyurkan air tersebut menggunakan gayung di bedengan bagian bawah tempat akar menunjang tumbuh. Sistem perairan ini beliau lakukan setiap 1 minggu sekali.

Perawatan fase vegetatif

Tanaman masih berusia dini sudah beliau berikan nutrisi, berupa unsur magnesium phospat “MORDENFOL” dalam takaran dosis 50ml/16 liter air. Tidak cukup hanya itu, beliau juga turut mencampurkan beberapa bahan yaitu insektisida berbahan aktif Emamektin Benzoat 5% dalam merek dagang “Proclaim” takaran dosis 1 sendok makan/16 liter air, fungisida berbahan asibensolar-S-Metil 1% dan Mankozeb 48% dalam merek dagang “Bion-M” takaran dosis 1 sendok makan/16 liter air dan dilengkapi dengan unsur mikro dalam merek dagang “VITARONSL” dosisnya 1 tutup botol/16 liter tujuannya dilengkapi unsur mikro ini adalah sebagai meregensari sel-sel dan pelindung serta pembentuk antibody terutama dari serangan hama penyakit serta cuaca. Interval spray 4-5 hari sekali.

Perawatan fase generatif

Usia tanaman menginjak fase generatif adalah fase dimana penyaluran karbohidrat didalam tubuh tumbuhan secara besar-besaran ke bunga dan buah. Perlunya pemberian nutrisi berlebih disini akan berdampak baik juga untuk tanaman. Pengaplikasian MORDENFOL masih tetap beliau berikan dengan dosis 50ml/16 liter air. Dan beliau juga turut memberikan unsur Kalium cair “KALINET” dengan dosis 50ml/16 liter air. Kedua bahan ini beliau juga campurkan dengan fungisida merek dagang “Bion-M” dosis 2 sendok makan/16 liter air dan ditambah unsur pelindung tanaman yaitu silica carbonCOVER WP” dosis 2 sendok makan/16 liter air. Peran dari COVER WP disini adalah melapisi permukaan tanaman dengan partikel mikron yang menghambat / mencegah perkembangan spora jamur patogen terutama bercak daun, antraknosa, embun tepung, bercak ungu dan karat buah dan lain-lain. Interval spray fase generatif yang beliau aplikasikan adalah 4-5 hari sekali.

Hasil perawatan

Penyakit tanaman cabai yang dibudidayakan didataran rendah identik dengan serangan virus kuning dan keriting. Tetapi dengan metode atau cara perawatan Pak Kayani ini sampai petikan ke 6 belum ada tanaman cabai beliau yang terserang virus kuning maupun keriting. Cara yang diterapkan beliau ini ternyata membuahkan hasil dan bukti.

Catatan penting

Dari awal pembahasan sampai akhir ini berbicara tentang bagaimana perawatan yang tepat budidaya tanaman cabai khususnya didataran rendah. Bahwa sudah kami sampaikan, dataran rendah itu identik dengan serangan virus kuning dan keriting. Sampai sejauh ini, obat untuk mengatasi virus kuning belum ada. Maka dari itu, belajar bersama Pak Kayani disini adalah beliau melakukan pencegahan terlebih dahulu sebelum terkena kendala. Perlu digaris bawahi bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Dan bila berbudidaya tanaman cabai didataran rendah dan menjumpai musim penghujan seperti sekarang ini tanaman cabai riskan terkena penyakit seperti antraknosa yang menyerang bagian buah. Air hujan yang mengguyur tanaman sifatnya adalah asam. Sehingga air hujan yang sudah menempel di buah tadi cepat atau lambat bila tidak segera hilang akan menyebabkan jamur dan berdampak terkena antraknosa. Maka dari itu langkahnya kami tidak akan terlalu menekan berbicara apa saja obat yang tepat tetapi lebih kearah cara pencegahannya agar tidak sampai terkena. Kami menekankan pemberian unsur Kalium, Kalsium, dan Silica Carbon disini sangatlah efektif. Paling utama adalah mempertebal dinding sel pada buah, semakin tebal dinding sel semakin tahan juga akan serangan penyakit. Manfaat dari perpaduan 3 bahan ini adalah dalam menjaga immune tanaman dan sebagai tameng dari serangan penyakit. Memastikan tanaman itu sehat terlebih dahulu jangan sampai tanaman sampai terkena dampak baru kita melakukan tindakan.

Demikian artikel ini kami buat, lengkapnya dapat ditonton disini.