Artikel

Mengubah Lahan Terbuka Menjadi Greenhouse, Menghasilkan Omset Puluhan Juta

Mengubah Lahan Terbuka Menjadi Greenhouse, Menghasilkan Omset Puluhan Juta


Angga Syarief / Selasa,22 November 2022

Greenhouse atau rumah kaca adalah sebuah bangunan dengan struktur berbingkai yang dilapisi plastik menutupi seluruh permukaan bangunan, oleh karena itu disebut dengan istilah rumah kaca karena dinding yang digunakan menggunakan media plastik. Dibuatnya greenhouse ini biasanya dimanfaatkan oleh petani perkotaan untuk berbudidaya tanaman karena keterbatasan lahan terbuka. Selain itu, greenhouse memang dirancang untuk tempat tumbuh tanaman dan melindungi tanaman dari cuaca hujan maupun cuaca panas yang ekstrim.

Dengan kata lain, greenhouse manfaatnya sebagai tempat membudidayakan tanaman yang tidak sesuai dengan iklim local, seperti tanaman sayuran, buah-buahan dan masih banyak lagi. Beberapa sayuran maupun buah-buahan yang sulit dibudidayakan dilahan terbuka, contohnya seperti tanaman melon. Kali ini kita akan belajar bagaimana budidaya tanaman melon di greenhouse bersama dengan Bapak Udin. Seorang petani yang lahir di Kota Kediri dan saat ini memilih merantau ke Kabupaten Boyolali. Tepatnya sekarang beliau tinggal di Desa Catur, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Sudah menetap di Kabupaten Boyolali sekitar 6 bulan silam, tetapi bergelut didunia pertanian mulai tahun 2000an sampai tahun sekarang. Berarti sudah selama 22 tahun beliau merasakan suka dan dukanya didunia pertanian.

Lahan yang berada di Desa Catur ini bukanlah lahan milik beliau, Pak Udin berperan sebagai “penggarap sawah” dalam istilah jawanya atau gampangnya orang yang merawat sawah. Pengalaman selama 22 tahun  didunia pertanian terutama pengalaman dalam budidaya tanaman melon tentu sudah banyak ilmu yang bisa kita dapatkan dari beliau. Yuk kita sama-sama belajar dengan beliau bagaimana cara budidaya tanaman melon di greenhouse, kiat-kiatnya kita kupas dibawah ini :

Pembuatan greenhouse

Terdapat banyak tipe-tipe greenhouse, seperti Tunnel, Hoophouse, Piggyback, Multispan, dan Shadehouse. Untuk greenhouse Pak Udin ini sendiri termasuk tipe Piggyback dimana bangunan yang berbentuk seperti layaknya rumah yang dilapisi plastik UV menutup bagian atap dan dinding serta memanjang. Bahan yang beliau gunakan dalam pembuatan greenhouse ini menggunakan kerangka dari bambu. Jenis greenhouse yang dibuat Pak Udin ini lantaran dinilai ergonomis untuk budidaya tanaman melon. Bila berbicara modal diawal pembuatan greenhouse memang tidak sedikit, tetapi lebih banyak menguntungkan petani karena dari segi perawatan lebih mudah, biaya perawatan lebih murah karena tingkat resiko kegagalan yang disebabkan serangan penyakit bisa diminimalisir, dan juga waktu panennya juga lebih cepat dibandingkan budidaya dilahan terbuka.

Luas lahan kurang lebih 3.000 m2 ditutup full plastik UV. Didalam ruangan, bagian bawah beliau tutup menggunakan bahan bernama Weedmate tujuannya yaitu untuk menjaga kelembapan serta pertumbuhan gulma. Bangunan greenhouse ini juga tidak selamanya bisa bertahan, tipe greenhouse Pak Udin, kata beliau hanya bisa bertahan sekitar 5 tahun dan harus rutin menjaga kebersihan. Tetapi karena keuntungan dari budidaya tanaman di greenhouse waktu panennya lebih cepat, jadi dalam waktu kurang 1 tahun sudah balik modal. “Jadi gini mas zaki, dengan saya tanam melon 2 kali saja modal pembuatan greenhouse sudah balik mas” kata Pak Udin.

Perawatan greenhouse

Selayaknya sebuah rumah, greenhouse juga perlu dirawat dan dibersihkan. Mulai dari membersihkan plastik UV bagian atap dan dinding. Beliau rutin menjaga kebersihan 1 bulan sekali dengan mengepel permukaan dinding dan atap greenhouse. Terkena cuaca terik kemudian tiba-tiba hujan pastinya membuat plastik UV bagian dinding dan atap kotor. Biasanya akan berlumut, mestinya melakukan pembersihan agar tidak menghambat intensitas cahaya yang masuk. Sehingga tanaman akan kebutuhan sinar matahari tercukupi, nantinya memaksimalkan proses fotosintesis juga.

Tentang varietas

Populasi tanaman berkisar 7.000 tanaman dengan varietas melon Inthanon yang mempunyai ciri khas buah dengan kadar manis yang tinggi. Nilai jual melon selain dari bobotnya juga tergantung dari rasa manisnya. Di pasaran baik tradisional maupun modern, melon varietas Inthanon memang banyak diminati. Musim panen tanaman melon tergolong cepat, apalagi dibudidayakan di greenhouse umur 70 HST sudah bisa panen. Inilah yang menjadikan alasan beliau lebih memilih menanam tanaman melon di greenhouse daripada komoditas lain. Perputaran uangnya lebih cepat balik modal, nilai jual tinggi , dan banyak peminatnya. Keunggulan dari varietas tanaman melon Inthanon ini memang dikadar rasa manisnya yang tinggi, tetapi belum tahan virus. Penyakit yang sering menyerang tanaman melon adalah virus keriting. Penyakit yang disebabkan oleh serangan serangga dan virus, hasil identifikasi secara molekuler dengan PCR menunjukkan bahwa virus penyebab daun keriting pada melon adalah Begomovirus, memiliki DNA-A dan DNA-B.

Media tanam

Media tanam yang digunakan beliau adalah polybag berukuran 50 cm x 50 cm yang diisi cocopeat. Cocopeat adalah media tanam hidroponik yang bersifat organik, karena terbuat murni dari serbuk serabut kelapa. Cocopeat ini sendiri mumpunyai kadar pH antara 5,0 sampai 6,0 sehingga baik untuk pertumbuhan tanaman. Kami melihat lahan sekililing Pak Udin, dalam satu polybag ada yang ditanami satu tanaman dan ada juga yang dua tanaman. Segi perawatannya tentu beda, untuk polybag yang diisi dua tanaman beliau tidak menyisakan tunas anakan dan bagian atas beliau melakukan toping atau pupus bunga bagian atas. Sedangkan untuk polybag yang diisi satu tanaman beliau melakukan percabanga dua. Beliau juga melakukan polinasi, yaitu proses penyerbukan diawali dengan jatuhnya serbuksari di kepala putik. Di dalam setiap serbuk sari tersebut terdapat sel kelamin jantan atau spermatozoid yang akan bersatu dengan sel telur. Setelah itu, sel kelamin jantan akan bersatu dengan sel telur di dalam ruang bakal biji. Proses ini biasa disebut dengan pembuahan. Maka dari itu, dengan metode polinasi ini berguna untuk merangsang agar buah bagian atas bisa tumbuh lagi nantinya.

Sistem irigasi

Sistem perairan yang digunakan beliau disini adalah dengan irigasi tetes. Memasang pipa paralon yang diberi lubang kemudian memasukkan selang pada lubang, lalu selang yang terhubung pada paralon ditaruh di polybag. Dalam sehari, beliau melakukan 3 kali penyiraman yaitu diwaktu pagi hari, siang hari, dan sore hari. Setiap kali penyiraman beliau memberikan pupuk nutrisi. Pupuk nutrisi hidroponik yaitu AB-MIX yang dilarutkan dalam tandon berukuran 800 liter kemudian dipompa dialirkan ke tanaman melalu pipa paralon.

Perawatan

Pengendalian serangga dan jamur beliau menyertakan insektisida dan fungisida via spray. Sampai umur kurang lebih 60 hari, beliau baru habis insektisida kurang lebih 100 ml dan spray cukup 2 kali sedangkan fungisida habis sekitar 500 gram dan spray cukup 4 kali. Nutrisi yang diberikan tidak hanya melalui irigasi tetes, beliau juga mengaplikasikan kembali via spray dengan interval 1 minggu sekali. Bukan menjadi patokan, beliau lebih melihat kondisi tanaman bila tanaman dirasa cukup nutrisinya beliau cukup 2 minggu sekali. Karena Pak Udin lebih memaksimalkan pemberian nutrisi lewat irigasi tetes.

Hasil budidaya

Menjumpai harga pasaran melon dengan harga Rp 10.000/kg saja sudah untung, tetapi harga pasaran melon yang bertipe seperti varietas Inthanon justru lebih tinggi bisa mencapai harga pasaran sekitar Rp 18.000/kg – Rp 20.000/kg, karena tipe melon seperti Inthanon ini banyak diminati sebab kadar manis yang tinggi. Bisa kita bayangkan, dari jumlah populasi 7.000 tanaman dan angka kematian tanaman hanya 5 %, sekali panen Pak Udin bisa mendapatkan omset segunung. Dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun pun beliau sudah balik modal. Apalagi budidaya tanaman di greenhouse diuntungkan dengan selang seminggu setelah panen sudah bisa ditanam kembali. Modal buat perawatannya pun sangat hemat, segi tenaga pun tidak repot cukup memanfaatkan irigasi tetes.

Memanfaat lahan yang diolah menjadi greenhouse memang awalnya butuh modal yang besar, tetapi dibalik modal yang besar lebih banyak keuntungannya. Panen yang dihasilkan bisa berkali lipat dan segi perawatan juga termasuk simpel. Tidak mengeluarkan tenaga ekstra, cukup ngopi sambil menunggu hasil panen.

Pembuatan greenhouse memang mahal diawal, tetapi nanti hasil akhirnya banyak untungya mas, prosentase keberhasilan itu pasti karena resiko kegagalan akibat serangan penyakit minim, selain itu memudahkan kita juga segi perawatan dan perawatannya tidak mahal

Demikian artikel ini kami buat, lengkapnya simak disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET