Meningkatkan Produktivitas Tanaman Tidak Harus Mahal! Perawatan Murah Tanaman Cabai.
Angga Syarief / Jumat,18 November 2022
Menghasilkan tanaman cabai dengan produktivitas tinggi dan dalam kondisi sehat bukanlah hal yang mudah, perlu berbagai perawatan yang harus diperhatikan. Berbudiya tanaman cabai tidak terlepas juga dari musim baik itu musim penghujan maupun musim kemarau. Sudah ada konsekuensi masing-masing, bila berbudidaya tanaman cabai dimusim kemarau kendala yang sering dihadapi adalah serangan penyakit berupa virus dan hama sedangkan di musim penghujan seperti sekarang ini identik dengan serangan penyakit patogen berupa jamur.
Biasanya di musim penghujan harga cabai dipasaran mengalami kenaikan karena barang yang ada dipasaran minim tetapi permintaan pasar masih tetap sama bahkan permintaanya bisa tinggi. Ketika musim penghujan, cabai dipasaran stoknya berkurang sebab banyak yang mengalami kegagalan panen. Memang riskan ketika budidaya tanaman cabai dimusim penghujan, kebanyakan petani cabai mengalami gagal panen. Kegagalan ini biasa disebabkan oleh tingginya tingkat penyakit yang menyerang tanaman cabai seperti layu, busuk batang, dan antraknosa.
Maka dari itu, perawatan tanaman cabai dimusim penghujan harus ekstra hati-hati. Ada berbagai kiat-kiat perawatan seperti pemberian pupuk dan nutrisi yang tepat, pola tanam cabai, dan masih banyak lainnya, tujuannya adalah menjaga tanaman cabai dalam kondisi yang sehat dan menghasilkan tanaman dengan produktivitas yang tinggi. Kami disini akan membuatkan artikel terkait menjaga tanaman agar tetap dalam kondisi sehat dan produktivitas tanaman tinggi dengan cara memperhatikan perawatan dimulai dari nutrisi yang tepat dan pola tanam cabai. Kali ini, kita akan belajar bersama dengan salah satu petani bernama Mas Mustofa. Beliau bertempat tinggal di Desa Triharjo, Murangan, Kabupaten Sleman. Duduk berdiskusi bersamaan dibawah tanaman cabai milik beliau, hasilnya kami mendapatkan ilmu tentang perawatan cabai milik Mas Mustofa. Perawatannya akan kami beberkan dibawah ini :
Pola tanam
Dalam berbudidaya tanaman cabai bukan hanya melulu memperhatikan pemberian pupuk saja. Pola tanam merupakan salah satu faktor penting juga dalam berbudidaya tanaman cabai. Pola tanam ini terkait dengan pembuatan lubang tanam serta jarak tanam. Disini, tanaman cabai milik Mas Mustofa menerapkan pola tanam dengan sistem zig-zag atau selang-seling dalam dua lajur dan jarak tanam yang beliau pakai sekitar 70 cm. Jarak tanam yang cukup renggang, oleh sebab itu beliau menanam dalam satu lubang tanam diisi dua tanaman. Secara jumlah populasi akan terlihat sama dengan sistem tanam pada umumnya dengan jarak tanam 40 cm sampai 50 cm. Tetapi, dari segi kelembapan tetap beda, semakin renggang jarak tanamnya tingkat kelembapan rendah jika jarak tanamnya terlalu dekat membuat tanaman terlihat rimbun sehingga kelembapan meningkat. Bahaya dari tingkat kelembapan yang tinggi ini bisa membuat tempat tumbuhnya jamur. Jamur akan nyaman dan tumbuh dengan pesat sehingga berakibat tanaman mudah terserang penyakit.
Perempelan
Melihat kondisi tanaman cabai milik Mas Mustofa ini memang terlihat bersih terutama bagian bawah. Selama budidaya tanaman cabai, Mas Mustofa memang sering melakukan perempelan tunas anakan. Perempelan ini adalah pangkas atau potong tunas anakan bagian bawah dengan tujuan memaksimalkan pertumbuhan pada bagian atas atau batang utama. Unsur hara yang ada didalam tanah diserap oleh akar, kemudian disalurkan ke bagian buah atau bunga sehingga bila bagian bawah masih ada tunas anakan tentu nutrisi akan tersalur ke cabang bagian bawah terlebih dahulu. Secara kuantitas memang akan lebih banyak, tetapi secara kualitasnya belum tentu karena semakin banyak bakal buah tentu akan semakin banyak nutrisi yang dibutuhkan. Kasus yang kerap terjadi, kondisi buah kerdil dan kurang berbobot itu karena nutrisinya kurang terpenuhi. Sehingga cara perempelan ini termasuk cara alternatif dalam meningkatkan kualitas buahnya. Selain itu dengan dilakukan perempelan ini, sirkulasi udara disela-sela rongga tanaman akan lancar dan intensitas cahaya yang masuk akan lebih optimal diserap tanaman. Sinar matahari serta sirkulasi udara sangatlah diperlukan tanaman cabai, karena proses fotosintesis berlangsung lewat stomata. Sedangkan stomata itu terletak pada bagian bawah daun. Oleh karena itu, cahaya matahari serta sirkulasi udara yang lancar dapat diserap stomata kemudian diproses lalu diubah menjadi sumber makanan untuk tanaman.Dengan mengaplikasikan pola tanama zig-zag dengan jarak tanam 70 cm dan perempelan tunas anakan bagian bawah ini dirasakan banyak kelebihan pada tanaman cabai Mas Mustofa. “Tanaman cabai saya lebih kuat mas, terhindar dari penyakit, produktivitas tinggi, dan buah lebih berkualitas” Ujar Mas Mustofa.
Spray nutrisi
Dalam memaksimalkan pertumbuhan serta produktivitas tanamannya, beliau kembali menambahkan nutrisi via spray. Menggunakan pupuk pelebat buah dengan kandungan kalium cair atau “KALINET” dengan dosis 5 tutup botol/16 liter air, intervalnya satu minggu sekali. Dosisnya memang terbilang banyak, tetapi menurut Mas Mustofa dengan dosis semakin banyak justru malah baik untuk tanaman. Selama menggunakan dosis 5 tutup botol, tanaman beliau masih aman tidak terlihat tanda-tanda overdosis. Kandungan “KALINET” atau pupuk pelebat buah ini tidak ada kandungan klor dan nitrogen sehingga lebih aman diaplikasikan ketika musim penghujan maupun musim kemarau. Kandungannya berfokus pada phospat, kalium, dan boron. Perpaduan tiga kandungan ini terlihat bagus pada tanaman Mas Mustofa, warna daun lebih hijau segar, kulit buah tebal, bobot serta kualitas buah tinggi.
Spray Fungisida & Insektisida
Musim hujan rawan akan serangan jamur sehingga pengendaliannya beliau menggunakan fungisida bersifat kontak berbahan aktif Mankozeb 82% cukup dengan dosis 1 sendok makan/16 liter dengan interval 1 minggu sekali bersamaan spray “KALINET”.Sedangkan pengendalian serangga beliau menggunakan insektisida berbahan aktif Abamectin dosis cukup 1 tutup botol/16 liter, interval 2 minggu sekali.
Hasil panen
Saat ini beliau sudah melakukan pemetikan sebanyak 20 kali. Dalam satu minggu beliau memetik sebanyak 3 kali dan satu kali petikan beliau mendapatkan berkisar 60kg - 70 kg dari total populasi 1.500 tanaman. Sampai petikan ke 20 ini pun masih terlihat buahnya masih tetap lebat. Penyakit bercak daun, layu, dan antraknosa minim, hanya sekitar 2% tanaman beliau yang terkena busuk batang.
Kami bisa menyimpulkan, bahwa perawatan yang dilakukan Mas Mustofa ini lebih menekankan pemberian nutrisi. Memang benar adanya, memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman ini sangat bagus untuk perkembangan tanaman. Terutama dalam hal menjaga tanaman dari serangan penyakit. Karena tanaman dalam kondisi sehat nantinya akan membentuk immune serta antibody dengan sendiri. Dan perawatan yang dilakukan Mas Mustofa ini menurut kami sangat hemat. Fase generatif ini pun beliau belum melakukan via kocor, memenuhi kebutuhan nutrisinya menggunakan kalium via spray.
Terdapat faktor pendukung yang penting dalam berbudidaya tanaman, seperti halnya yang dilakukan Mas Mustofa dengan memperhatikan pola tanam dan perempelan tunas anakan. Dua cara ini beliau buktikan, tidak perlu mengeluarkan biaya banyak cukup dengan memperhatikan apa yang seharus dilakukan dan dibutuhkan tanaman.
“Saya berpesan bahwa dalam berbudidaya cabai yang penting itu pola tanamnya mas. Kalau saja itu sudah benar nanti kita tinggal genjot nutrisinya lagi lewat semprot” secuil pesan Mas Mustofa.
Demikian, artikel ini kami buat, lebih lengkapnya akan kami sampaikan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
KALINET |
Rekomendasi Produk : |
---|
KALINET |