Amankan Cabai dari Layu, Busuk Batang, dan Antraknosa di Musim Hujan dengan Olah Lahan yang Tepat.
Angga Syarief / Jumat,25 November 2022
Tanah menjadi media pijakan tumbuh berdirinya tanaman. Selain itu tanah juga menjadi tempat hidup mikroorganisme serta udara bagi pernapasan akar tanaman. Didalam tanah sebenarnya sudah terdapat berbagai macam unsur hara, baik yang didapatkan tanaman secara alami seperti mineral tanah, udara, air tanah dan masih banyak lagi. Terkadang perlu bantuan manusia juga melalui pemupukan. Hal ini dilakukan untuk menyediakan unsur tambahan dengan harapan tanaman bisa tumbuh optimal. Tetapi perlu kita ketahui, meski kita sudah memberikan berbagai macam pupuk, belum tentu pupuk tersebut dapat diolah didalam tanah. Dari kandungan dalam pupuk, hanya beberapa persen saja yang bisa menyatu dengan tanah sisanya belum bisa menyatu dengan tanah. Sisa-sisa yang tidak dapat diserap tanah ini yang terkadang bisa menimbulkan masalah. Bahkan, proses homogen pupuk dengan tanah tidak bisa berlangsung cepat, contohnya saja penggunaan pupuk kimia. Reaksi kimia dengan unsur organik didalam tanah ini perlu penyesuaian yang lama. Kerap terjadi, dengan mantapnya kita memberikan pupuk kimia berlebih itu berefek baik nantinya untuk tanaman. Justru kebalikannya, karena semakin banyak pupuk kimia yang kita berikan tidak tepat pada dosisnya, justru semakin banyak juga sisa-sisa unsur yang tidak dapat diserap oleh tanah. Bahayanya, bisa menjadi residu yang menimbulkan racun didalam tanah.
Sering terjadi kepada petani pada umunya, tanaman dirasa sudah memberikan pupuk dengan tepat tetapi hasilnya tidak sesuai harapan. Meski tidak sering, tetapi kami kerap menemukan beberapa tanaman yang seolah-olah tidak dapat menyerap unsur yang diberikan. Terutama dimusim penghujan seperti sekarang ini, prosentase tanaman terkena baik itu layu, busuk batang, dan antraknosa cukup tinggi. Padahal sudah memberikan pupuk dengan tepat, tapi hasilnya tanaman tidak menampakkan reaksi sama sekali. Mengapa begitu? Karena tanah bereaksi setelah dipupuk itu bisa reaksinya menguntungkan dan bisa reaksi yang merugikan.
Nah kebetulan sekali, disini kita akan sama-sama belajar mendapatkan reaksi menguntungkan tersebut bersama dengan Bapak Parjan, salah satu petani yang berlokasi di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Sahabat petani semua pasti sempat terbesit didalam hati rasa takut mencoba menanam cabai dimusim hujan apalagi dilahan yang tingkat kelembapannya tinggi. Jangan khawatir, kita akan bongkar tips dan triknya bersama Pak Parjan, disini :
Pembuatan bedengan
Lahan yang digunakan Pak Parjan ini adalah lahan bekas yang tanpa olah lahan. Diawal beliau memang sudah merekayasa bedengannya dibuat setinggi mungkin karena beliau paham betul kondisi dilahan beliau. Memang tekstur tanah dilahan beliau ini lembapnya tinggi. Bahkan dimusim penghujan, terkadang air menggenang bisa sampai setinggi plastik mulsa. Oleh karena itu, beliau merekayasa bedengan beliau sejak awal setinggi mungkin sekitar 80-90 cm tujuannya melindungi tanaman kedepannya dari kelembapan yang tinggi dan genangan air.
Pupuk dasar
Lahan bekas selama 7 tahun selalu beliau tanami cabai dan tanpa olah lahan kembali, maksudnya beliau tidak merombak keseluruhan seperti pembuatan bedengan kembali. Sebelumnya, tanaman cabai beliau cabut setelah itu selang beberapa minggu beliau hanya cukup memberikan kembali pupuk dasaran. Pertama beliau membuka plastik mulsa digulung kemudian menaburkan dolomite sebanyak 20 karung. Langkah kedua, kemudian beliau memberikan campuran pupuk dasar. Campuran pupuk dasarnya tersebut adalah 100 kg pupuk SP-36, 100 kg pupuk NPK Phonska, 2 kg Trichoderma “Trico – G” , 2 kg asam humat “POWERSOIL”, dan 2 kg calsium “CAL-HA”. Kelima bahan tersebut beliau campur menjadi satu kemudia ditaburkan diatas dolomite tepat pada bedengan. Setelah itu beliau menyemprotkan pupuk organik cair “MegaRhizo” yang dicampur dengan “POWERSOIL”. Takaran dosisnya “MegaRhizo” 2 tutup botol dan “POWERSOIL” 4 sendok makan. Setelah penyemprotan, baru beliau tutup kembali plastik mulsa.
Selang 15 hari baru beliau melakukan penanaman. Mengapa tidak langsung tanam? Karena beliau melakukan pendiaman dimana untuk menghomogenkan pupuk dasaran dengan tanah. Kami sering mendapatkan keluhan sahabat petani semua mengapa tanaman masih dini bisa mati. Jawabannya, besar kemungkinan tanaman masih dini sudah mati karena tidak dilakukan proses pendiaman terlebih dahulu. Setelah pemberian pupuk dasar, jarak hari yang masih dekat inilah yang memungkinkan tanaman mati. Karena tanaman kaget, belum siap beradaptasi dilahan langsung. Perlu diketahui, reaksi pupuk kimia itu bersifat panas, sehingga menimbulkan uap. Nah uap ini lah yang naik sehingga membuat reaksi pada tanaman terbakar. Akar tidak kuat menerima uap tersebut kemudian akar mati dan membuat tanaman layu. Maka dari itu proses pendiamanan sebaiknya dilakukan, ciri lahan yang sudah siap ditanam itu mulai tumbuh rumput diarea sekita lahan. Rumput saja sudah mulai bisa tumbuh apalagi tanaman.
Saat akan proses penanaman, sebelumnya beliau memberikan kembali oplosan “POWERSOIL” dan “CAL-HA”. Kedua bahan ini dicampur menjadi satu, “POWERSOIL” 4 kg dan “CAL-HA” 4 kg. Setelah kedua bahan ini dicampur beliau taburkan cukup satu jimpit tangan saja ditabur tepat dilubang tanam. Setelah menaburkan semua, baru beliau langsung tanam.
Disini kami melihat Pak Parjan cukup royal dalam pemakaian pupuk dasaran terutama unsur pembenah tanah, calsium, dan agensi hayati. Kombinasi ketiga unsur ini memang bagus untuk tanah. Perpaduan asam humat dengan agensi hayati ini membuat tanah menjadi tempat tumbuh yang baik untuk tanaman. Mikroba baik didalam tanah menjadi tumbuh dengan pesat sehingga bisa menjadi bahan makanan untuk tanaman. Selain itu sebagai pengimbang penggunaan pupuk kimia. Mengingat lahan beliau tingkat lembapnya tinggi, oleh karena itu beliau royal memberikan unsur calsium. Semakin tinggi tingkat kelembapan, semakin tinggi juga potensi pertumbuhan jamur. Tumbuhnya jamur inilah yang membuat tanaman terkena layu, busuk batang dan antraknosa. Unsur calsium berguna untuk memperkuat jaringan tanaman. Pondasi awal nutrisi didalam tanah tercukupi disamping itu dikuatkan jaringan tanamannya. Langkah yang tepat menurut kami.
Jarak tanam & antisipasi musim hujan
Total popluasi tanaman berkisar 3.000 tanaman dan jarak tanam yang digunakan sekitar 50 cm x 50 cm. Beliau pun juga melakukan sistem perempelan pada tunas anakan bagian bawah diumur 30 hari dan rempel habis daun bawah cabang Y diumur 50 hari. Pola tanam seperti yang dilakukan Pak Parjan ini memang tepat dimusim penghujan. Jarak tanam yang terlalu dekat dan tidak melakukan perempelan besar kemungkinan meningkatkan kelembapan diarea permukaan tanaman. Dengan pola tanam seperti beliau, nantinya tanaman akan mudah dalam mendapatkan cahaya matahari dan juga sirkulasi udara akan lebih lancar.
Hasil panen
Saat ini, beliau sudah melakukan pemetikan sebanyak 6 kali. Tonase dipetikan ke 5 beliau sudah mendapatkan 154,5 kg. Sampai mau petikan ke 6 ini pun produktivitas tanaman masih tinggi, kondisi tanaman masih sehat terlihat dari warna daunnya masih hijau segar tidak ada bercak daun, buah lebat tidak ada yang terkena antraknosa. Memang terbukti, pengaplikasian unsur yang tepat ini membuat tanaman sejauh ini masih sehat minim layu, busuk batang dan antraknosa.
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa kami sampaikan, pencegah layu, busuk batang, dan antraknosa bisa kita cegah dari awal mulai dari hal yang kesannya sederhana yaitu dengan olah lahan. Menguatkan pondasi diawal akan menopang tanaman tumbuh dengan sehat sehingga prosentase terkena penyakit minim. Sejatinya, tanaman itu lebih membutuhkan nutrisi, ibarat kata seperti manusia. Kita sebagai manusia dalam menjaga kesehatan cukup mengkonsumsi makanan yang menyehatkan seperti 4 sehat 5 sempurna. Bila kita tidak menjaga hal itu, ujung-ujungnya kita akan jatuh sakit. Selama kita sakit yang kita butuhkan adalah obat. Nah, daripada kita sakit terus ke apotik membeli obat lebih baiknya kita menjaga kesehatan dengan konsumsi makanan yang menyehatkan dan atur pola hidup. Menjaga akan lebih baik daripada mengobati.
Artikel ini lebih membahas tentang pengolahan lahan upaya untuk mencegah penyakit, untuk perawatan selebihnya akan kami bahas diartikel selanjutnya.
Lengkapnya dapat ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
CAL-HA |
Rekomendasi Produk : |
---|
CAL-HA |