Artikel

Mengatasi Permasalahan pada Buah Cabai Merah dari Benih Lokal

Mengatasi Permasalahan pada Buah Cabai Merah dari Benih Lokal


Admin / Sabtu,23 Oktober 2021

Beberapa tahun terakhir ini menanam cabai merah dari benih non hibrida (atau disebut benih lokal) cukup populer di kalangan pekebun cabai. Ini karena cabai merah benih lokal banyak dibuktikan lebih tahan terhadap bule yang bertahun-tahun memusingkan para pekebun. Tak seperti varitas hibrida yang rentan terhadap gejala daun menguning akibat virus.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud benih hibrida dan benih lokal itu? Apakah benih-benih hibrida yang dikembangkan oleh breeder-breeder dalam negeri itu juga bisa disebut benih lokal? Ya sebenarnya rancu juga, tapi kita buat saja definisinya sebagai berikut:

  • Benih hibrida, disebut juga benih F1 (Filial 1). Benih hibrida merupakan turunan ke-1 dari persilangan dua atau tiga jenis induk yang punya keunggulan spesifik masing-masing untuk diambil sifat-sifat unggulnya. Biasanya dari segi produktivitas panen yang tinggi, keseragaman dan kualitas buah, dan respon terhadap pupuk yang tinggi. Proses pembuatan benih hibrida cukup panjang, harus melalui serangkaian tahap pemurnian di kebun laboratorium yang terpisah jauh dengan kebun budidaya. Kuncinya ada pada tanaman indukan yang mempunyai sifat-sifat yang dikehendaki. Maka biji dari buah hibrida ini nantinya tidak bisa lagi dijadikan benih kembali karena akan terjadi pemisahan sifat-sifat awal yang berujung pada rendahnya panen dan kualiutas, ketidakseragaman buah, bahkan ada juga tanaman yang mandul.
  • Benih non hibrida, yang biasa disebut sebagai benih lokal. Benih jenis ini didapat dari tanaman-tanaman lokal endemik yang khas di daerah - daerah tertentu. Tak seperti jenis hibrida yang bisa memuat beberapa sekaligus sifat-sifat unggul, benih lokal mempunyai sifat-sifat unggul tertentu yang khas sebagai hasil adaptasi sekian lama terhadap lingkungan tumbuhnya. Untuk mendapatkan benihnya yang akan ditanam kembali, cukup mengambil dan menyeleksi dari tanaman induknya. Yang diambil adalah biji-biji dari buah yang sudah tua dan matang. Benih-benih cabai lokal yang tumbuh di negara dengan iklim seragam seperti di Indonesia yang tropis ini mempunyai daya adaptasi yang baik selama ditanam di lahan-lahan dengan tipe klimat, ketinggian, dan cuaca yang tak jauh berbeda. Misalnya cabai lokal asal sumatera yang ditanam di Jawa atau sebaliknya.

Popularitas cabai lokal akhir-akhir ini tampaknya semakin meningkat karena beberapa keunggulan yang dirasakan oleh pekebun jika dibandingkan dengan cabai hibrida di saat proses budidayanya, diantaranya:

  • Cabai lokal lebih tahan terhadap serangan virus penyebab bule dan keriting, karena potensi pertahanan diri pada varitas lokal masih kuat.
  • Jika tanaman dipupuk dengan standar pemupukan cabai hibrida, produktivitasnya tak kalah jauh dengan cabai hibrida.
  • Harga benih yang relatif lebih murah dibanding benih cabai hibrida.
  • Ada kemungkinan cabai lokal bisa diturunkan untuk dijadikan benih kembali.
  • Banyak cabai merah lokal yang mempunyai tingkat kepedasan dan rasa yang sesuai dengan selera masyarakat di Indonesia.

Disamping keunggulan-keunggulan di atas, cabai varitas lokal mempunyai beberapa kelemahan diantaranya:

  • Rentan terhadap paparan sinar UV terutama di saat cuaca terik yang berakibat pada kulit buah yang menguning kecokelatan.
  • Daya tahan simpan buah lebih pendek, alias cabai lebih mudah busuk jika suasana penyimpanan lembab.
  • Masa produktif lebih pendek dibanding hibrida.

Produktivitas cabai merah dari benih lokal sebenarnya bisa ditingkatkan dengan pemupukan standar cabai hibrida. Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh pekebun-pekebun cabai dengan benih lokal. Namun hanya dengan perlakuan pupuk saja tampaknya tidak banyak membantu memperbaiki kualitas buah menjadi lebih tahan simpan dan tahan terhadap sengatan sinar matahari. Untuk itu diperlukan perlakuan khusus jika kita menanam cabai merah dengan menggunakan benih lokal. Berikut anjuran yang bisa diikuti:

  • Memilih varitas lokal yang paling cocok dengan tipe geografis dan agroklimat di lahan kita. Dapatkan informasi-informasi spesifikasi benih dari penjualnya, misalnya di wilayah mana benih tersebut ditangkarkan atau banyak ditanam. Sekedar informasi, biasanya varitas lokal yang berasal dari daerah Sumatera cocok ditanam di kebanyakan lahan di pulau Jawa karena ada kesamaan tipikal geografis dan klimat.
  • Menanam tanaman peneduh di sela-sela tanaman cabai untuk mengurangi intensitas paparan sinar matahari jika menanam di musim kemarau, misalnya jagung.
  • Jangan terlalu sering menyiram atau mengairi lahan di saat cuaca terik. Saat cuaca terik akan membuat air menguap dan menciptakan lingkungan tanaman lembab. Hal ini menyebabkan kulit buah cabai mejadi lunak dan menimbulkan gejala menguning pada kulit buah cabai sebagaimana tampak pada gambar di atas. Di musim kemarau sebaiknya penyuraman dialihkan waktunya menjelang sore hari, mulai jam 15.00 WIB.
  • Gunakan KOVER WP yang berfungsi sebagai pelapis permukaan buah yang dapat menyaring sinar UV berlebihan. Untuk meningkatkan kualitas, ketebalan kulit dan meningkatkan daya simpan campurkan dengan CAL-HA yang mengandung kalsium dan unsur mikro kationik. Hal ini sekaligus untuk menghambat jamur patogen yang biasanya menyerang buah seperti antraknosa / pathek. Konsentrasi yang digunakan untuk KOVER WP adalah 4 gram per liter air, sedangkan CAL-HA 2 gram per liter air. Penyemprotan diprioritaskan pada buah. Agar partikel aktif bisa merata dapat dicampurkan LOADER / NOZZEL.

 

Guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen agar tak kalah dengan cabai hibrida, selain pemupukan akar secara cukup, sangat dianjurkan mengaplikasikan pupuk melalui daun sesuai dengan fase tanaman. Aplikasi pupuk daun ditujukan untuk menyediakan unsur-unsur hara secara instan, siap serap dan siap dimanfaatkan dengan cepat karena fase generatif tanaman cabai berlangsung relatif cepat pula. Artinya begitu buah-buah dewasa kita petik, dengan segera tanaman membentuk bunga dan buah baru, demikian berlanjut seterusnya. Agar tak terlambat memenuhi unsur hara yang sangat penting bagi fase generatif tersebut aplikasi KALINET adalah hal yang tepat. Bisa dilakukan bersamaan dengan aplikasi KOVER WP dan CAL-HA karena KALINET tidak bersifat asam sehingga tidak saling bereaksi atau mengurangi efektivitas dari kedua produk tersebut.  

Selamat menceoba dan berusaha, semoga membawa keberhasilan bagi mitra-mitra bertani semuanya.

 

 


Rekomendasi Produk :
KALINET
KOVER WP
VITARON
MORDENFOL