Artikel

Layak dijadikan Guru Budidaya Cabai !! Pupuk Dasar Tanpa Kimia, 10.000 tanaman full buah !!

Layak dijadikan Guru Budidaya Cabai !! Pupuk Dasar Tanpa Kimia, 10.000 tanaman full buah !!


Angga Syarief / Sabtu,09 September 2023

Dalam meraih hasil panen cabai yang melimpah, penerapan pola perawatan tanaman cabai yang tepat sangatlah penting. Memang membutuhkan edukasi serta berbagi pengalaman untuk kita jadikan bekal saat akan memulai budidaya tanaman cabai. Khususnya, para petani pemula yang mempunyai latar belakang di luar dunia pertanian. Sering mengalami hambatan dalam benak, ketakutan akan gagalnya saat budidaya tanaman cabai. Akan tetapi hal itu, bisa kita ubah pola pikir kita jika sudah mempunyai niat dari awal dan terus banyak belajar dari berbagai referensi.

Dengan adanya artikel ini, akan membagikan tips dan trik khususnya untuk petani pemula dalam budidaya tanaman cabai dengan hasil yang mampu bersaing dengan para petani senior. Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel kami yang sebelumnya, disini. Melanjutkan pengalaman dan kiat budidaya Mas Danang, si petani pemula yang mampu menghasilkan tanaman cabai yang istimewa. Layak kita jadikan sebuah inovasi untuk membangun diri kita, mempunyai niatan untuk memulai bertani tanpa rasa takut. Simak lengkap perawatan beliau dibawah ini.

Pupuk Dasar

Hal yang menarik dalam budidaya tanaman cabai milik Mas Danang, saat pemberian pupuk dasar beliau sama sekali tanpa menggunakan pupuk kimia. Pupuk dasar yang beliau gunakan cukup dengan pupuk kohe ayam yang ada sekamnya. Alasan beliau cukup menggunakan kohe ayam yang ada sekamnya adalah untuk memperbaiki aerasi, agregat, dan suplai bahan organik didalam tanah. Mengingat tipikal tanah pada lahan beliau, ketika mengering akan mudah mengeras. Proses pemberiannya, kohe beliau taburkan pada permukaan bedengan, kemudian beliau spray dengan EM4 dekomposer lalu dicangkul agar merata dengan tanah kemudian dibentuk bedengan. Setelah terbentuknya bedengan, lalu segera mungkin pemasangan plastik mulsa. Seusai pemasangan plastik mulsa, beliau diamkan selama kurang lebih 1 minggu. Tujuannya agar pupuk kohe tadi dapat terfermentasi terlebih dahulu dan juga mampu berhomogen baik dengan tanah.

Pengocoran

Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, cara pengocoran dan penyepraian beliau modifikasi menggunakan alat berupa selang drip dan sprayer pada masing-masing bedengan. Proses pengocoran yang beliau lakukan berpatok pada umur tanaman. Jadi beliau membaginya menjadi 3 tahapan. Diawal tanam tepatnya di umur 1 minggu sampai umur sebulan beliau kocor dengan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 yang berwarna biru dengan dosis 2 kg dan pupuk MKP dengan dosis ½ kg. Pada tahap kedua tepat selepas 1 bulan di bulan kedua, beliau masih menggunakan bahan yang sama, tetapi yang berbeda ada pada takaran dosisnya. Mas Danang naikkan dosisnya menjadi NPK Mutiara 16-16-16 4 kg dan pupuk MKP 1 kg. Proses kocor terakhir di bulan ketiga beliau ganti bahan dengan pupuk KNO3 Putih dosis 2 kg dan NPK Grower yang berwarna hijau dosis 6 kg. Kesemua takaran dosis ini beliau larutkan kedalam drum berkapasitas 200 liter air.

Penyepraian

Ketika fase pertumbuhan tepatnya fase vegetatif, beliau sudah mengaplikasikan insektisida dan fungisida secara berkala. Meskipun aplikasi spray yang beliau lakukan dengan interval 1 minggu sekali, untuk takaran dosisnya beliau mulai dengan dosis rendah. Melakukan spray insektisida dan fungisida dalam rangka langkah preventif serangan hama dan penyakit.

Mulai masuk fase pembuahan / generatif beliau mulai berfokus untuk genjot nutrisi. Pupuk KALINET menjadi pilihan beliau ketika mas generatif. Untuk takaran dosis beliau sesuaikan dengan anjuran pada produk. Sedangkan interval spray, saat awal proses pembuahan beliau lakukan 1 minggu sekali, kemudian seiiring berjalannya waktu mulai menandakan buah banyak yang tumbuh, beliau rapatkan interval spraynya menjadi seminggu 2 kali. Beliau sendiri merasakan, setelah rutin aplikasi KALINET produktivitas tanaman menjadi meningkat. Terlihat pada buah yang dihasilkan, hampir setiap permukaan tanaman penuh dengan buah.

Bahkan beliau sendiri sampai kewalahan, sampai-sampai beliau libur penyepraian, sebab banyak tanaman yang roboh karena kebanyakan buah. Tanaman terlalu berat untuk menyangganya, akhirnya beliau bantu dengan memperkokoh ajir kembali agar tanaman tetap mampu tegak berdiri. “Saya sendiri saja tidak menyangka Mas Zaki, kok sampai bisa roboh karena saking banyak buahnya” Ujar Mas Danang sambil senyum ketawa.

Hasil Perawatan & Pemetikan

Mas Danang menuai hasil yang sangat layak dijadikan salah satu tanaman yang istimewa. Yang nyata dilihat mata, hamparan penuh buah cabai seluas 1,2 hektar membuat mata betah memandangnya. Sekarang ini sudah di petikan ke-12 dengan interval pemetikan 1 minggu sekali. Pengalaman beliau, pernah melakukan interval petiknya dijarangkan, alhasil buah sudah terlalu merah. Akibatnya ketika dijual dipasaran terkena sortiran, sebab permintaan pasar daerah beliau meminta buah yang orange.

Patut dijadikan inovasi bagi kita semua, Mas Danang mampu membuktikan menyandang petani pemula hanyalah sebatas status. Asal sejak awal mempunyai niat dan tidak pernah bosan belajar akan mampu menghasilkan tanaman yang sesuai dengan harapan kita, seperti tanaman cabai milik Mas Danang. Permulaan yang sangat bagus, mampu menghasilkan tanaman cabai yang berani bersaing dengan petani senior. Bermodal semangat, niat, ilmu, dan saling berbagi pengalaman adalah modal bekal kita saat bertani. Tinggal kita melakukan eksekusi sebaik mungkin dan selalu evaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan agar kedepannya menjadi lebih baik. Mas Danang sendiri menegaskan bahwa tidaklah mahal saat kita mencoba budidaya tanaman cabai, akan murah jika kita mengetahui pola perawatan yang tepat.

“Kalau mau bertani sesuai dengan kapasitas saja, jangan terlalu memaksakan. Berproses dari kecil dahulu, setelah mendapatkan ilmu dan pengalaman baru merencanakan secara besar” Pesan Mas Danang.

Demikian artikel ini kami buat semoga bisa menginspirasi, lengkapnya ada disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET