
Ketangguhan Cabai Absolut 69: Pilihan Petani yang Tak Sekadar Untung, tapi Juga Tahan Uji
Karlina Indah / Jumat,04 Juli 2025
Di tengah tantangan budidaya cabai yang makin kompleks, mulai dari serangan virus, cuaca yang sulit diprediksi, hingga fluktuasi harga, petani dituntut untuk makin selektif dalam memilih varietas yang ditanam. Tak heran jika para petani berpengalaman kini lebih mengandalkan varietas yang sudah terbukti secara lapangan, bukan hanya berdasarkan promosi di brosur. Salah satunya adalah Agung Rizal, petani muda asal Tegalrejo, Magelang, yang telah dua kali menanam varietas cabai ABSOLUT 69 dan mengaku puas dengan performanya. Di musim tanam kali ini, Mas Agung kembali menjatuhkan pilihannya pada Absolut 69. Alasannya sederhana namun kuat yaitu buah lebat, tanaman kokoh, dan ketahanan terhadap virus cukup baik. Meski ada beberapa tanaman di lahannya yang mengalami gejala daun menguning terserang virus, ia mencurigai bahwa hal itu bukan berasal dari varietas Absolut. “Yang kuning itu daunnya mulus, sedangkan daun Absolut 69 itu bergelombang,” ujar Agung. Ia menduga ada kemungkinan kecampuran bibit saat menggunakan jasa persemaian, karena ia tidak menyemai sendiri. Berikut merupakan penampakan cabai Absolut 69 milik Mas Agung:
Dari segi penampilan, vigor tanaman Absolut 69 sangat mencolok. Batangnya terlihat berkayu dan kokoh, suatu karakter yang sering diidentikkan dengan ketahanan terhadap stres lingkungan maupun serangan penyakit. Menariknya, meskipun telah dilakukan perempelan, tunas air pada tanaman tetap tumbuh banyak, menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Tak hanya itu, tinggi tanaman pun melampaui ekspektasi. “Sudah pakai ajir 180 cm, tapi tanamannya malah lebih tinggi dari ajir,” katanya sambil tertawa. Melihat performa seperti ini, tak heran jika Mas Agung tetap setia pada varietas ini. Meskipun ada gangguan virus di sekitar lahan, tanaman cabai Absolut 69 tetap berdiri tegar dengan hasil yang tetap menjanjikan. Cerita dari Mas Agung ini menjadi gambaran nyata bahwa dalam budidaya cabai, pemilihan varietas yang tepat bisa jadi penentu keberhasilan, bukan hanya soal panen, tapi juga soal ketahanan dan efisiensi perawatan.
Pola Tanam Tiga Baris: Kuantitas Naik, Risiko Tetap Terkendali
Dalam budidaya cabai, tak hanya pemilihan varietas yang krusial, tetapi juga pola tanam yang diterapkan di lapangan. Di musim ini, Mas Agung memanfaatkan pola tanam tiga baris dalam satu bedengan, sebuah strategi yang tidak umum namun memberikan hasil yang cukup menarik. Pola ini awalnya diterapkan karena alasan sederhana, sisa bibit masih banyak setelah penanaman dua baris. Alih-alih membuang atau menyimpan bibit, Mas Agung memilih menanamnya dalam barisan ketiga, dengan jarak antar tanaman sekitar 50 cm. Meski terlihat padat, ia mengamati bahwa dari segi kuantitas hasil, pendekatan ini memberi nilai tambah. Lebih banyak tanaman berarti potensi buah yang dihasilkan juga lebih besar. Namun, Mas Agung juga menyadari bahwa strategi ini tidak tanpa konsekuensi. Salah satu tantangan utama dari pola tiga baris adalah kelembaban di area bedengan yang lebih tinggi, terutama ketika curah hujan meningkat atau sirkulasi udara kurang optimal. Kelembaban ini berpotensi menjadi pemicu penyakit layu atau jamur. Namun, hingga saat ini, tingkat kelayuan di lahannya masih tergolong rendah, hanya muncul pada satu atau dua tanaman saja. Pengalaman ini menunjukkan bahwa pola tanam tiga baris memang bisa menjadi alternatif bagi petani yang ingin memaksimalkan luas lahan, terutama jika stok bibit berlebih. Namun tentu saja, penerapannya perlu dibarengi dengan manajemen kelembaban yang baik, termasuk pemangkasan daun, pengaturan jarak tanam yang cermat, serta monitoring intensif untuk mencegah penyakit.
Dari Terpaksa Jadi Terbiasa: Perjalanan Mas Agung yang Kini Menginspirasi
Tak banyak anak muda yang memilih pertanian sebagai jalan hidup, apalagi di tengah arus pekerjaan digital dan urbanisasi yang terus menggerus ketertarikan terhadap dunia tani. Namun Mas Agung, memilih jalan yang berbeda itu. Ia memulai perjalanan bertaninya sejak lulus dari bangku SMK, bukan karena cita-cita, tapi karena keadaan yang memaksa. “Ada lahan yang harus dikelola, ya akhirnya saya coba-coba,” ungkapnya. Di masa awal, ia sudah berkali-kali menanam cabai dan berkali-kali pula mengalami kegagalan. Tantangan terbesarnya datang dari serangan jamur, penyakit yang memang sering jadi momok dalam budidaya cabai. Namun alih-alih menyerah, Mas Agung justru menjadikan setiap kegagalan sebagai pelajaran. Ia terus belajar, mencoba, dan memperbaiki pendekatan bertaninya dari waktu ke waktu. Lambat laun, rasa “terpaksa” itu berubah menjadi rasa ingin tahu, dan akhirnya menjelma menjadi kecintaan yang tulus terhadap pertanian. Kini, di usianya yang masih muda, Mas Agung tak hanya sukses membudidayakan cabai, tapi juga aktif menjadi bagian dari regenerasi petani muda di Indonesia. Yang menarik, Mas Agung tak pelit ilmu. Ia rutin membagikan dokumentasi kegiatan pertaniannya melalui media sosial, terutama TikTok dengan akun @letsgofarm. Melalui platform ini, ia menunjukkan bahwa bertani tidak harus identik dengan citra kotor dan kuno. Justru sebaliknya, ia membuktikan bahwa bertani bisa dijalani dengan semangat, strategi, dan kreativitas. Kisah Mas Agung adalah contoh nyata bahwa keberhasilan dalam pertanian bukan soal instan atau warisan pengetahuan turun-temurun. Ini adalah hasil dari ketekunan, keberanian untuk mencoba, dan kemauan untuk terus belajar. Dan yang paling penting, pertanian butuh anak muda seperti Mas Agung yang mau turun tangan dan membuat perubahan dari akar rumput.
Dengan segala pengalaman jatuh bangun yang dilaluinya, Mas Agung menunjukkan bahwa bertani bukan sekadar soal hasil panen, tapi juga soal proses, ketekunan, dan keberanian untuk terus belajar. Mulai dari memilih varietas yang tangguh seperti Absolut 69, menerapkan pola tanam tiga baris dengan segala risiko dan manfaatnya, hingga membagikan pengalamannya secara terbuka di media sosial, Mas Agung menjadi representasi nyata dari wajah baru pertanian Indonesia, muda, adaptif, dan inspiratif. Perjalanan Mas Agung bukan hanya memberi panen, tapi juga harapan akan masa depan pertanian yang terus bertumbuh bersama generasi muda. Demikian artikel ini dibuat, selamat mencoba dan jangan lupa saksikan penjelasan lengkapnya di video ini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
ABSOLUT 69 |
Rekomendasi Produk : |
---|
ABSOLUT 69 |