Artikel

Budidaya Melon di Greenhouse : Untung Melimpah dan Menawarkan Hasil yang Mengejutkan

Budidaya Melon di Greenhouse : Untung Melimpah dan Menawarkan Hasil yang Mengejutkan


Angga Syarief / Sabtu,10 Juni 2023

Greenhouse atau rumah kaca adalah struktur bangunan tertutup yang dirancang untuk membantu pertumbuhan tanaman dengan menciptakan lingkungan yang terkendali. Fungsi utama dari greenhouse adalah mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan mengatur suhu, kelembapan, pencahayaan, dan sirkulasi udara didalamnya. Budidaya tanaman di greenhouse dapat kita kontrol terhadap fakto-faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan pencahayaan. Keuntungan lainnya menggunakan greenhouse antara lain perlindungan terhadap cuaca ekstrim, pengendalian hama dan penyakit, perpanjangan musim tanam, dan peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman. Budidaya tanaman di greenhouse telah membuka peluang bagi para petani untuk meningkatkan hasil panen dan menghasilkan tanaman berkualitas tinggi sepanjangn tahunnya.

Tetapi angan-angan yang terbesit dibenak para petani biaya atau modal awal pembuatan greenhouse tidaklah sedikit. Pembuatan greenhouse dapat melibatkan biaya awal yang signifikan, tergantung pada ukuran, bahan, dan perlengkapan yang digunakan. Namun, greenhouse juga dapat memberikan manfaat jangka panjang yang dapat meningkatkan hasil panen dan menghasilkan tanaman yang lebih berkualitas. Sebanding atau tidaknya antara biaya pembuatan dan hasil panen tergantung pada berbagai faktor salah satunya jenis tanaman yang dibudidayakan. Salah satu komoditas yang kerap menjadi favorit dibudidayakan didalam greenhouse adalah tanaman melon. Banyak keuntungan yang didapatkan ketika dibudidayakan didalam greenhouse. Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, akan permintaan pasar pun juga tinggi. Oleh sebab itu, hasil panen tanaman melon didalam greenhouse kebanyakan bisa balik modal hanya dalam jangka waktu beberapa panen saja.

Sehingga budidaya tanaman melon didalam greenhouse memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang besar, terutama jika dilakukan dengan baik dan benar. Keuntungan ini turut dirasakan oleh Bapak Sumarno, akrab dengan sebutan Pak Marno beralamat tinggi di Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Baru mencoba pertama kali budidaya tanaman melon digreenhouse tidak membuat dirinya kapok. Justru beliau merasa sangat puas dan senang. Beliau menegaskan bahwa prosentase keberhasilan budidaya tanaman didalam greenhouse tinggi, sehingga beliau bisa berpendapat bahwa budidaya tanaman didalam greenhouse itu murah dan mudah. Alasan beliau berpendapat seperti itu akan coba kami sampaikan dibawah ini.

Pembuatan Greenhouse

Sama sekali tidak ada rasa penyelasan dari beliau, malah Pak Marno merasa sangat senang puas. Ukuran greenhouse yang beliau buat yakni berukuran 7,5 meter x 10 meter. Setelah beliau hitung kembali, beliau mengeluarkan modal bersih sekitar Rp 20.000.000 sudah membentuk greenhouse seutuhnya dan permanen. Maka dari itu beliau berpendapat biaya pembuatannya murah karena sekali pembuatan bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Kedepannya hanya melakukan perawatan terhadap greenhouse itu sendiri dan juga biaya perawatan tanaman budidaya. Rutin perawatan greenhouse juga akan menentukan jangka waktu penggunaannya. “Kalau sering rutin merawat seperti pembersihan area greenhouse terutama bagian plastiknya, bisa awet bahkan sampai 10 tahunan Mas Zaki” Ujar Pak Marno. Bisa dijadikan sebagai inventasi jangka panjang, sekali pembuatan bisa mendapatkan potensi untung yang besar.

Pembuatan Media Tanam

Budidaya tanaman melon dengan polybag didalam greenhouse adalah metode populer dan efektif dalam memanfaatkan ruang dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Media yang berisi didalam polybag atau kantong plastik, beliau menggunakan pasir ladu yang biasa digunakan ditaman, arang sekam, kompos terfermentasi, asam humat POWERSOIL, dan dolomite. Dosis yang beliau aplikasikan dengan perbandingan 1:1:1 untuk pasir ladu, arang sekam, dan kompos. Sedangkan asam humat dan dolomite secukupnya menyesuaikan dengan kapasitas media didalam polybag. Biasanya media tanam yang digunakan untuk isi polybag rata-rata petani menggunakan cocopeat, tetapi disini Pak Marno tidak menggunakan. Ternyata ada alasan tersendiri yakni beliau masih tahap belajar dan kesibukan diluar bertani. Dengan media tanam yang beliau racik, memudahkan dari segi tenaga dan waktu perawatan karena saat pengairan cukup dalam sehari melakukan pengairan 2 kali saja. Beda halnya dengan media yang digunakan terdapat cocopeatnya, bisa melakukan pengairan sebanyak 3 kali. Bisa menghemat waktu serta tenaga yang dikerahkan. Ini terkait dengan kemampuan daya simpan airnya, dengan media racikan yang beliau aplikasikan daya simpan terhadap air lebih tahan lama dibandingan menggunakan media cocopeat. Sehingga ini akan memudahkan perawatan beliau sembari memiliki kesibukan diluar selain bertani.

Tentang Varietas

Varietas melon yang beliau tanam adalah jenis varietas Inthanon. Varietas melon ini terkenal dengan kualitas premiumnya karena memiliki rasa manis, tekstur daging renyah, dan penampilan buah yang elegan. Sehingga varietas ini memiliki nilai jual yang berbeda dengan varietas melon lokal lainnya, sebab banyak diminati pasar seperti pasar modern sekalipun.

Perawatan Kocor

Perawatan sistem kocor yang beliau lakukan ternyata ada dua langkah yakni langkah kocor sebelum tanam dan sesudah tanam. Langkah kocor sebelum tanam tepatnya H-1 penanam beliau kocor terlebih dahulu media tanamnya dengan bahan Silica Carbon, asam humat POWERSOIL” dan Trichoderma. Sama halnya dengan penerapan metode professor cabai, tetapi kali ini diterapkan didalam tanaman melon. Manfaat kombinasi dari silica carbon dan asam humat memberikan perpaduan untuk membenah tanah secara fisiki, kimia dan biologis agar struktur tanah dan daya simpan air lebih baik. Kemudian peran Trichoderma yang bermanfaat sebagai agensi hayati bio pestisida pencegahan patogen penyakit didalam tanah.

Kemudian langkah perawatan kocor dengan sistem irigasi tetes menggunakan bahan pupuk Ab-Mix, POWERSOIL, MORDENFOL, dan Trichoderma dicampur menjadi satu. Dosis yang beliau gunakan mulai dari dosis rendah dengan irigasi tetes setiap hari karena tanaman masa pertumbuhan awal, seiring bertambahnya umur baru beliau menambahkan dosisnya sedikit demi sedikit. Lebih berfokus memberikan nutrisi secara tepat dan berimbang. Upaya ini beliau lakukan demi menjaga laju pertumbuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan optimal. Pemberian nutrisi ini beliau lakukan sampai tanaman diusia 60 HST. Setelah itu mengganti pengocoran nutrisinya dengan kocor air biasa, hal ini dilakukan untuk menjaga buah melon agar tidak pecah. Tetap perlu pengimbang dengan air biasa agar menjaga kadar kemanisannya.

Sistem Polinasi

Berhubung budidaya tanaman melon yang beliau lakukan didalam greenhouse, beliau melakukan sistem polinasi mandiri. Sistem polinasi adalah proses transfer serbuk sari bagian jantan bunga melon ke bagian betina bunga melon. Dimana proses ini dapat dibantu oleh serangga penyerbuk, karena budidaya didalam greenhouse sehingga serangga penyerbuk kurang optimal membantu maka dari itu beliau melakukan sistem polinasi secara manual. Proses ini penting untuk pembentukan buah melon yang berkualitas. Saran dari beliau, polinasi bisa dilakukan ketika tanaman mulai berumur 28 – 30 HST.

Perempelan

Beliau melakukan sistem perempelan atau pangkas tunas air ketika tanaman berumur 15 HST. Selalu mengupayakan tunas air bagian bawah tepat dibawah tunas kedelapan bersih. Langkah ini beliau lakukan agar nutrisi dapat berfokus kecabang utama terutama dalam membantu pembentukan buah agar maksimal dan optimal.

Perawatan Spray

Fase mulai berbuah dan berbunga beliau bantu penyepraian dengan pupuk kalium KALINET dengan dosis 8 tutup botol/7 hari sekali. Cukup menggunakan dosis yang tinggi, akan tetapi intervalnya yang beliau renggangkan. Fokus pemberian pupuk KALINET ini juga untuk membantu pemaksimalan nutrisi untuk buah dan menjaga kerontokan bunga. Selain itu, pupuk ini juga sangat berperan terutama pada tanaman melon untuk memaksimalkan rasa manis dan bobot buah serta ketebalan daging buah. Sehingga akan menopang potensi mendapatkan nilai harga jual yang tinggi.

Fungisida dan Insektisida

Aplikasi fungisida dan insektisida sendiri tidak terlalu beliau lakukan rutin. Untuk insektisida beliau lebih melihat kondisi tanamannya, jika dirasa membutuhkan baru beliau aplikasikan. Karena keuntungan budidaya didalam greenhouse dapat meminimalisir serangan hama, oleh sebab itu aplikasi insektisida tidak terlalu rutin.

Sedangkan aplikasi fungisida beliau menggunakan fungisida Antracol dan Dithane dengan dosis 3 SDM/16 liter interval 1 minggu sekali. Termasuk hemat dalam aplikasi fungisida, karena upaya beliau dalam menjaga dari serangan jamur.

“Jangan lelah untuk bertani terutama anak muda sekarang, ayo mulai menerapkan pertanian yang modern” pesan Pak Marno.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
KALINET
POWERSOIL
MORDENFOL