Artikel

Dibalik Menjadi Bumbu Perasa, Ternyata Onclang Mudah dibudidayakan

Dibalik Menjadi Bumbu Perasa, Ternyata Onclang Mudah dibudidayakan


Angga Syarief / Sabtu,30 Juli 2022

Onclang (bawang daun) atau istilah akrabnya sering kita sebut loncang ini sudah familiar bagi kita. Sering kita jumpai didapur dan dimanfaatkan sebagai campuran bumbu untuk telur, bakwan, atau mie rebus. Aroma yang khas pada daun loncang ini tak heran dijadikan sebagai penyedap rasa. Ketika menjumpai segala macam masakan pasti terdapat daun loncang. Morfologi daun yang berwarna hijau, panjang, dan berongga diyakini mempunyai khasiat seperti melancarkan pencernaan, melawan kanker, dan meningkatkan kesehatan tulang.

Tanaman bawang daun bisa dibudidayakan dengan metode tumpangsari maupun monokultur. Tumbuh baik didataran tinggi maupun dataran rendah, namun tanaman bawang daun ini jauh tumbuh maksimal dibudidayakan didataran tinggi. Ketinggian 900 - 1.700 mdpl menjadi lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman loncang. Daerah dengan intensitas curah hujan yang tepat berkisar 1.500 -  2.000 mm/tahun, kelembapan 80% - 90%, dan suhu udara harian 190 - 240 C.

Kali ini, kita akan ditemani Pak Rizki petani tanaman bawang daun/loncang. Lahan seluas 1.000 m2 yang berada di Dusun Naden, Kelurahan Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang beliau tanami tanaman loncang populasi kurang lebih 5.000 tanaman. Perbanyakan tanaman beliau lakukan dengan perbanyakan vegetatif, yakni memecah/memisahkan anakan dari rumpun utama dan dijadikan sebagai bibit baru. Pemilihan bibit juga mempengaruhi kualitas tanaman untuk dipanen. Budidaya tanaman loncang sebanyak 4 - 5 kuintal berkisar 5.000 tanaman mendapatkan hasil panen 3 - 3,5 ton. Tanaman loncang bisa kita panen ketika tanaman sudah berumur 2,5 - 3 bulan setelah tanam. Sebelum jauh membahas hasil panen Pak Rizki, kita akan mencoba cara membongkar perawatan dan pengolahan lahan.

Pengolahan Lahan & Perawatan

Olah lahan cukup menggunakan pupuk kandang ayam dan POWERSOIL. Pupuk kandang ayam mempunyai kandungan unsur nitrogen (N) 1%, phosphor (P) 0,8%, dan kalium (K) 0,4%. Pengaplikasian pupuk kandang ayam beliau sesuaikan dengan luas lahan serta kebutuhan untuk 5.000 tanaman loncangnya. Ditambah POWERSOIL yang mengandung asam humat sebagai pembenah tanah. Peran asam humat ini adalah mengikat air pada tanah dan membebaskan ion-ion hara N,P, dan K didalam tanah sehingga nantinya mudah diserap oleh tanaman. Bisa kita bayangkan asam humat ini seperti kantong plastik yang mampu menampung air untuk cadangan serap pada tanaman. Saat fase vegetatif beliau baru memberikan pupuk susulan urea dan phonska. Cukup ditaburkan dilubang tanam dosis 1 sendok makan/lubang tanam interval 20 hari sekali. Lahan seluas 1.000 m2 cukup hanya dengan campuran pupuk Urea dan Phonska 25 kg. Terbilang hemat dan tidak berani ambil resiko berlebih, mengingat daerah tempat tinggal Pak Rizki intensitas curah hujannya masih tinggi. Perlu kita ingat kembali, bahwa pemberian pupuk dasaran serta pupuk susulan yang banyak mengandung unsur hara nitrogen (N) secara berlebihan akan menjadi sumber makanan bagi jamur patogen. Nutrisi tambahan via spray beliau menggunakan MORDENFOL sejak usia tanaman 15 hari setelah tanam dengan dosis 2ml/l. Pupuk cair yang kaya akan pirofosfat magnesium ini aman diaplikasikan saat cuaca buruk. Manfaat unsur hara pirofosfat magnesium adalah merangsang pembentukan akar serta rambut-rambut akar. Selain itu membentuk dinding sel yang kokoh pada tanaman dan mempertahankan kadar klorofil (zat hijau tanaman) sampai tanaman dewasa. Penggunaan pupuk cair ini yang berfokus pada fosfat dan magnesium dirasakan perbedaan secara signifikan oleh Pak Rizki. Tanaman loncang lebih cepat tumbuh, daun lebih berbobot tebal serta batang besar kokoh, dan warna corak hijaunya lebih segar.

 

Daerah tempat tinggal Pak Rizki berada didataran menengah keatas 578 mdpl dengan suhu harian 200 C dan tingkat kelembapan 80%. Lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman daun bawang. Kebutuhan air tanaman loncang harus tepat, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Dampak kekurangan air pada tanaman loncang adalah pertumbuhan tanaman kurang maksimal, jika kelebihan air tanaman akan terkena layu fusarium. Layu fusarium/Moler ini kerap terjadi pada tanaman loncang yang disebabkan adanya jamur patogen Fusarium oxysporum f.sp cepae. Berefek daun bawang akan menguning dan terkena layu serta tanaman mudah dicabut. Bila tanaman loncang sudah terkena penyakit ini, 80% tanaman akan mengalami kematian. Jangan biarkan sampai terjadi baru menangani, Pak Rizki sudah antisipasi menggunakan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% via spray. Spray insektisida juga beliau aplikasikan bila mendapati adanya serangga atau ulat-ulatan pada tanaman.

Kesimpulan artikel ini adalah budidaya tanaman loncang terbilang mudah dan hemat biaya serta tenaga. Pengaplikasian pupuk dasar maupun pupuk susulan cukup hemat, penggunaan pupuk kendang ayam sebagai pupuk dasaran disesuaikan dengan luas lahan serta kebutuhan tanaman sedangkan pupuk susulan campuran urea dan phonska hanya cukup 25 kg. dari segi perawatan, tidak dilakukan kocor hanya via spray pemberian nutrisi menggunakan MORDENFOL dan spray insektisida serta fungisida kondisional. Bukan berarti menunggu terjadi gejala baru melakukan tindakan, spray insektisida serta fungisida tetap diberikan tetapi tidak rutin sehingga hal ini bisa menekan biaya. Yang terpenting dalam budidaya tanaman loncang ini adalah memperhatikan kebutuhan airnya. Termasuk tanaman yang membutuhkan banyak air tetapi tidak jenuh air.

Pesan Pak Rizki kepada kita semua “sayangilah tanamanmu layaknya kita menyayangi diri kita sendiri” memperhatikan tanaman seolah-olah tanaman itu mempunyai nyawa seperti manusia. Apabila kita melakukan hal yang baik, benar, dan maksimal pasti akan mendapat balasan yang maksimal juga. Ingat, Usaha tidak mengkhianati hasil. Vidio budidaya tanaman loncang kita tayangan lengkap disini.


Rekomendasi Produk :
POWERSOIL
MORDENFOL