Artikel

Budidaya Tomat : Tanaman Sakit pun Masih Mampu Berbuah Maksimal

Budidaya Tomat : Tanaman Sakit pun Masih Mampu Berbuah Maksimal


Angga Syarief / Sabtu,25 Mei 2024

Tomat masih menjadi salah satu komoditas yang kerap digemari oleh kalangan petani. Pasalnya tanaman satu ini mudah perawatannya. Akan tetapi apakah dengan kemudahan saat perawatan bukan berarti tanpa ada kendala? Yap realitisnya banyak petani tomat yang sering mengeluhkan beberapa kendala disaat mereka budidaya. Beberapa kendala seperti serangan penyakit busuk batang, bercak daun sampai serangan virus seperti keriting daun inilah yang membuat kerisauan para petani. Semakin banyak dijumpai kendala, tentunya prosentase panen akan menurun.

Mulai dari pasokan panen tomat menurun, ini membuat harga jual tomat melambung tinggi. Dalam hal memanfaatkan peluang ini, perlu menjaga tanaman agar tetap berbuah produktif. Meski kendala-kendala menghadapi, tetapi menumbuhkan tanaman yang tetap berbuah maksimal memerlukan kiat tersendiri. Jika kamu mencari jawaban akan kiat tersebut, kamu berada diartikel yang tepat. Kali ini kita akan berpetualang menuju kiat-kiat merawat tanaman tomat agar tetap berbuah pasca serangan hama dan penyakit.

Profil Petani

Kami bersama tim melakukan perjalan yang jauh, berangkat dari Kabupaten Magelang menuju ke lokasi tepatnya di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Lahan yang kami kunjungi yaitu miliknya Mas Rahmad. Yang menarik pada lahan tomat beliau adalah meski tanaman banyak kendala seperti keriting daun, bercak daun masih tetap berbuah dengan maksimal.

Tentang Kendala

Musim kali ini Mas Rahmad menghadapi kendala yang cukup serius. Penyakit Phytophthora infestans (Busuk Daun) dan Alternaria solani (Busuk Buah) adalah dua penyakit jamur yang sering menyerang tanaman tomat beliau. Dua penyakit ini mulai menyerang disaat memasuki fase generatif.

Perpindahan fase tanaman sering rentan terserang beberapa kendala. Hal ini didukung karena disaat fase ini tanaman memerlukan penyesuaian kembali. Saat proses perpindahan ini perlu mengerahkan energi yang banyak bagi tanaman. Oleh sebab itu, bila mana energi tidak mencukupi tanaman akan drop sehingga pertahanan tanaman melemah. Mulai dari sinilah penyakit maupun virus menyerang.

Untuk mengendalikan dua jamur ini beliau aplikasikan fungisida sistemik dan kontak. Untuk menekan jamur Phytophthora infestans (Busuk Daun) beliau menggunakan fungisida merek dagang Zampro dari BASF. Sedangkan untuk menekan jamur Alternaria solani (Busuk Buah) beliau menggunakan fungisida merek dagang Merivon dari BASF.

Tentang Lahan

Mas Rahmad menggunakan lahan bekas untuk budidaya tanaman tomat. Terakhir olah lahan sudah 2 tahun silam dan sampai sekarang belum beliau olah lahan kembali. Untuk tanaman tomat yang sekarang tanpa menggunakan pupuk dasar dan plastik mulsa.

Pengocoran Tanaman

Pemaksimalan nutrisi beliau tekankan melalui kocor. Menggunakan pupuk organik cari racikan beliau sendiri. Ditambah lagi menggunakan 15-20 ml pupuk MORDENFOL dan 35 ml pupuk VIGORIN sebagai pupuk tambahnnya. Aplikasi kocor beliau lakukan ketika tanaman menginjak umur 15 HST – 45 HST.

Dari beberapa pupuk yang beliau gunakan dan setelah diaplikasikan, tampak perlahan-lahan tanaman menandakan pertumbuhan yang baik. Mas Rahmad menjelaskan meskipun tanpa pupuk dasar, selagi aplikasi pupuk kocor yang tepat sama saja hasilnya.

Pengaturan pH Tanah

Dikarenakan curah hujan masih cukup tinggi, dalam rangka menjaga pH tanah beliau aplikasikan kalsium via tabur. Upaya ini dilakukan untuk mencegah pH tanah yang turun secara drastis oleh guyuran air hujan terus menerus. Jadi kalsium tadi tinggal beliau taburkan saja, karena juga Mas Rahmad tidak menggunakan plastik mulsa.

Spray Tanaman

Pada fase pertumbuhan tanaman alias fase vegetatif, beliau bantu spray nutrisi. Untuk pupuk yang beliau gunakan masih menggunakan pupuk Mordenfol dan ditambah dengan asam amino PREMINO. Takaran dosis yang beliau gunakan pupuk Mordenfol 15 ml dan asam amino Premino 20 ml yang dilarutkan kedalam 16 liter air. Tanaman diawal tampak subur tanpa kendala. Mas Rahmad sendiri merasa senang melihat tanaman tumbuh dengan baik. Tunas tumbuh maksimal, daun hijau segar, dan batang tanaman kokoh.

Pemaksimalan Buah

Disaat akan memasuki fase generatif atau pembuahan, Mas Rahmad dikagetkan dengan munculnya beberapa kendala. Phytophthora infestans dan Alternaria solani mulai menyerang. Penyakit yang disebakan oleh genus jamur ini memang riskan sekali menyeran tanaman tomat dimusim hujan. Ditambah lagi serangan bakteri yang membuat bercak daun. Jadi jangan heran jika musim hujan menjadi tantangan yang cukup serius ketika budidaya tanaman tomat.

Mas Rahmad sendiri awalnya tidak mengira, karena beliau melihat kondisi tanaman yang awalnya subur dan baik-baik saja. Tetapi penyakit ini tidak pandang bulu, serangan mendadak dan serempak membuat tanaman cepat terinfeksi. Daun-daun seketika kuning dan berbecak. Upaya ini beliau spray fungisida yang kami singgung diawal tadi.

Tetapi yang masih menjadi tanggungan beliau adalah menjaga bunga dan buah agar tidak rontok serta melindungi buah dari busuk pantat. Dalam rangka melindungi buah dari busuk pantat, beliau spray kalsium cair secara tunggal. Kemudian untuk menjaga kerontokan beliau menggunakan pupuk KALINET dengan dosis tinggi yakni 7-9 tutup botol/16 liter air. Aplikasi pupuk yang bergantian dan spray rutin 4 hari sekali.

Memang sengaja menggunakan dosis Kalinet yang tinggi, karena Mas Rahmad sendiri mengupayakan agar buah cepat masak disaat mengejar harga yang sedang tinggi. Dan benar saja, setelah spray kalinet, tidak sampai 4 hari buah sudah mulai memerah dengan cepat. Selain itu, dengan aplikasi pupuk  ini buah banyak yang jadi, bersih dari penyakit dan rontok.

Hasil Perawatan

Setiap hasil budidaya tanaman terletak pada kualitas dan kuantitas buah yang dipanen. Meskipun tanaman terjangkit beberapa penyakit, tetapi untuk produktivitas buah dan kualitas buah tomatnya tidak diragukan lagi.

Mas Rahmad sudah 4 kali panen, untuk panen pertama mendapatkan 240 kg, kedua mendapatkan 780 kg, ketiga mendapatkan 1.080 kg dan petikan keempat mendapatkan 1.320 kg. Terbukti bukan? bahwa setiap petikannya selalu menandakan kenaikan. Harapan Mas Rahmad petikan selanjutnya mendapatkan tonase yang terus meningkat dari petikan sebelumnya.

Dalam budidaya tanaman apapun itu tidak hanya berbicara hasil manisnya saja. Kendala-kendala yang menghantui kita tetap berjalan beriringan dengan kita. Poin terpenting disini adalah disaat terkena kendala sekalipun kita tidak perlu panik. Mengambil langkah tepat dan menghadapi dengan tenang seperti Mas Rahmad adalah cerminan yang patut kita contoh. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa sahabat tani tonton disini.


Rekomendasi Produk :
PREMINO
KALINET
VIGORIN
MORDENFOL