Budidaya Pare Tanpa Gagal: Kiat Sukses dari Pemilihan Benih hingga Panen
Karlina Indah / Jumat,09 Mei 2025
Budidaya pare (Momordica charantia) kini semakin diminati karena permintaan pasar yang stabil dan manfaat kesehatan yang tinggi. Dengan nilai jual buah yang konsisten dan peluang pasar yang terus berkembang, budidaya pare menjadi alternatif usaha pertanian yang menjanjikan. Pare kaya akan vitamin, mineral, dan memiliki khasiat sebagai antidiabetes alami. Namun, untuk meraih hasil panen yang maksimal dan kualitas buah yang baik, Sobat Mitra Bertani perlu memperhatikan sejumlah kiat penting. Berikut ini kami sajikan lima tips dan trik kiat sukses budidaya pare, mulai dari pemilihan benih hingga penanganan hama dan penyakit.
1. Pemilihan Benih Unggul
Benih unggul adalah benih yang memiliki kualitas genetik unggul dan memenuhi standar minimal agronomis, fisik dan fisiologi. Pemilihan benih memang bukan satu – satunya fondasi, namun salah satu fondasi utama keberhasilan budidaya pare. Benih berkualitas menentukan daya tumbuh, ketahanan terhadap penyakit, dan karakter buah sesuai permintaan pasar. Berikut penjelasan lengkapnya:
- Toleransi terhadap penyakit
Salah satu rekomendasi benih yang baik yaitu yang memiliki ketahanan atau toleransi terhadap kriting daun karena kriting daun menjadi penyakit utama di cabai. Selain itu juga harus yang memiliki ketahan dari jamur penyakit. Salah satu varietas yang memiliki karakteristik tersebut yaitu Pare Karlina.
- Karakteristik buah sesuai pasar lokal
Setiap daerah memiliki preferensi rasa, ukuran, dan warna buah yang berbeda. Misalnya, ada konsumen yang menyukai pare berduri halus dengan rasa sedikit tidak pahit dan warna lebih pucat. Namun ada juga yang sebaliknya, menyukai buah yang bergerigi kasar, warna hijau pekat dengan rasa lebih pahit. Sesuaikan pilihan benih dengan karakteristik yang paling laku di pasar sekitar Sobat Mitra Bertani.
- Teknik penyemaian
Agar benih berkecambah optimal, semai dulu dalam media semai lebih di rekomendasikan daripada tabel atau tanam benih langsung. Hal ini dapat menurunkan risiko benih membusuk atau dimakan hama seperti semut, yang mana resiko tersebut selain lebih boros dari segi modal juga boros dari segi waktu.
2. Mempersiapkan Lahan yang Ideal
Lahan yang baik memegang peran krusial untuk pertumbuhan akar, penyerapan air, dan sirkulasi udara. Sobat Mitra Bertani bisa memilih tanah yang gembur, tidak terlalu liat dan tidak pula sangat berpasir. Tanah gembur memudahkan akar menembus dan menyebar, serta memudahkan drainase. Selain itu, tanah juga harus mengandung cukup bahan organic. Peningkatan bahan organic bisa dengan pemberian pupuk kandang matang, bokashi, atau asam humat. Bahan organik membantu menahan air dan menyediakan nutrisi perlahan bagi tanaman. Diusahakan lahan juga dalam keadaan lembab. Pare sebagian besar terdiri dari air, sehingga memerlukan kelembaban cukup.
3. Pemasangan Instalasi Ajir dan Para
Pare adalah tanaman sulur panjang yang mulai dari pangkal batang sampai pucuk termuda dapat mencapai 4 m. Untuk memaksimalkan produktivitas dan memudahkan panen, diperlukan penyangga dan rakitan yang tepat. Ajir bisa menggunakan bambu atau tiang besi dan sebaiknya di pasang sebelum tanam atau maksimal 10 hari setelah tanam. Sedangkan untuk para – para bisa menggunakan sistem 2–1, yaitu dua sulur dipandu ke satu arah dan satu sulur ke arah berlawanan, sehingga sinar matahari dapat menembus lebih merata. Rangka rambat bisa berupa kawat dan tali rafia yang direntangkan horizontal pada ketinggian 1,5–2 m dari tanah. Selain itu juga perlu yang namanya pemangkasan tunas air dan perempelan daun bawah. Tunas air yang tumbuh di ketiak daun perlu dipangkas rutin agar nutrisi tidak terbuang percuma dan mempercepat penyebaran nutrisi yang di angkut dari tanah. Selain itu, Sobat Mitra Bertani juga wajib melakukan pangkas daun-daun bawah hingga ketinggian 1,5 m untuk meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban berlebih di pangkal tanaman.
4. Manajemen Nutrisi Tepat Guna
Tanaman pare ini membutuhkan nutrisi yang cepat bisa di serap namun tepat. Rekomendasi nutrisi diberikan sesering mungkin, satu minggu bisa sampai 2 kali. Karena hampir seluruh penyusun tubuhnya itu air untuk pemberian pupuk lewat bawah sebisa mungkin dengan pengocoran. Atau apabila pemupukan di berikan dengan cara tugal, Sobat Mitra Bertani tetap harus rutin melakukan pengocoran baik dengan air saja atau air di campur dengan asam humat. Apabila ingin masa panennya awet, bisa 2 kali setelah panen melakukan pemupukan baik untuk buah ataupun untuk daun, karena harapannya buah maksimal namuntitik tumbuh tidak macet dan tetap tumbuh.
5. Pemeliharaan Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit secara berkala dengan dosis rendah lebih efektif dibanding dosis tinggi namun diberikan sekaligus. Jangan lupa, Sobat Mitra Bertani harus sering memantau tanaman minimal 2 kali seminggu untuk mendeteksi gejala awal serangan kutu daun, trips, ulat, dan keriting daun. Sehingga pencegahan ataupun pengendalian bisa dilakukan sedini mungkin. Berikut merupakan bukti menggunakan 5 tips dan trik diatas:
Budidaya pare yang sukses tidak hanya bergantung pada satu faktor, melainkan sinergi antara pemilihan benih unggul, persiapan lahan ideal, instalasi rambat yang baik, manajemen nutrisi teratur, dan pengendalian hama-penyakit secara berkala. Dengan menerapkan tips dan trik di atas secara konsisten, Sobat Mitra Bertani dapat meraih panen pare berkualitas tinggi, produktivitas tinggi, serta mengurangi risiko gagal panen. Jangan ragu untuk melakukan pencatatan dan evaluasi rutin agar setiap langkah budidaya semakin terasah dan efisien. Teruslah belajar dari pengalaman lapangan dan jangan lupa berbagi pengetahuan dengan sesama petani. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Jangan lupa saksikan penjelasan lengkapnya di video ini.
Cari
KATEGORI : |
|---|
| Pengetahuan |
| Kiat Pertanian |
| Solusi Masalah |
| Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
|---|
| POWERSOIL |
Rekomendasi Produk : |
|---|
| POWERSOIL |