Artikel

Budidaya Cabai : Cara Efektif Mengurangi Potensi Serangan Virus Kuning

Budidaya Cabai : Cara Efektif Mengurangi Potensi Serangan Virus Kuning


Angga Syarief / Sabtu,03 Agustus 2024

Budidaya tanaman cabai adalah kegiatan pertanian yang menjanjikan apalagi musim tanam sekarang yang makin hari harga makin naik. Namun tak terlepas dari berbagai tantangan, salah satunya adalah serangan virus kuning. Virus kuning, yang sering disebut juga sebagai "Yellow Leaf Curl Virus" (YLCV), merupakan salah satu penyakit utama berupa virus yang menyerang tanaman cabai dan dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi petani.

Virus kuning disebabkan oleh Begomovirus, yang ditularkan oleh serangga vektor, yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci). Begomovirus adalah kelompok virus yang memiliki materi genetik berupa DNA dan umumnya disebarkan melalui serangga penghisap getah.

Gejala yang diakibatkan

Serangan virus kuning dapat menurunkan produktivitas tanaman secara signifikan. Penurunan hasil panen bisa mencapai 30-100% tergantung tingkat keparahan infeksi dan waktu serangan. Selain itu, kualitas buah yang menurun juga berpengaruh terhadap nilai jual di pasaran. Gejala yang utama pada tanaman cabai adalah :

  • Daun menguning: Daun yang terinfeksi akan berubah warna menjadi kuning, terutama pada bagian urat daun.
  • Daun keriting: Daun menjadi keriting dan menggulung.
  • Pertumbuhan terhambat: Tanaman yang terinfeksi mengalami keterlambatan pertumbuhan, kerdil, dan tidak mampu menghasilkan buah secara optimal.
  • Buah berukuran kecil: Buah yang dihasilkan tanaman terinfeksi biasanya berukuran lebih kecil dan kualitasnya menurun.

Nah pada artikel ini kita akan sedikit membahas bagaimana cara antisipasi virus kuning yang tepat. Meskipun tidak 100% bisa sembuh dan bukan satu-satunya cara, kiat yang dibagikan ini bisa menginspirasi kita semua. Akan banyak menceritakan kisah inspiratif dari salah seorang petani yang masih terbilang muda.

Profil Petani

Mampir di salah satu lahan yang berada di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang di ketinggian 960 Mdpl. Lahan milik Mas Umam, petani muda yang sekarang memilih menghabiskan waktunya untuk bertani. Mas Umam akan bercerita tentang kiat budidaya cabai versi beliau yang terbilang berhasil. Dibandingkan petani-petani lainnya yang gagal akibat serangan virus kuning yang kemudian mencabut dan menggantinya dengan tanaman tembakau. Mari kita simak kiat beliau dibawah ini.

Tentang Varietas

Pemilihan varietas tahan virus sangat penting, terutama dalam budidaya tanaman cabai di lahan endemik virus dan pada musim kemarau ekstrem. Ada beberapa alasan mengapa begitu pentingnya pemilihan varietas yaitu ketahanan terhadap infeksi. Disaat ketahanan infeksinya dapat dipertanggung jawabkan, maka mempengaruhi tingkat toleransi stress lingkungan. Disaat tingkat toleransi stress dapat terkelola dengan baik maka akan mempengaruhi produktivitas yang stabil dan efisiensi pengelolaan atau perawatan.

Sehingga jika kita telaah kembali, beberapa alasan ini akan saling berkesinambungan. Itulah yang menjadi kunci pertama mengatasi virus kuning adalah dengan pemilihan varietas yang tepat. Memang terkesan simpel, tetapi dibalik itu ada pengaruh yang signifikan. Varietas cabai rawit yang Mas Umam tanam sekarang adalah varietas cabai rawit ABSOLUT 69. Salah satu cabai rawit yang sudah tidak asing lagi dikalangan petani cabai, yang mempunyai keunggulan tahan terhadap virus kuning.

Pupuk Dasar

Pemberian pupuk dasar versi Mas Umam menggunakan pupuk kandang ayam 35 karung, NPK Phonska 50 kg, dan TSP 20 kg untuk memenuhi 1.800 populasi tanaman. Proses pemberian pupuk dasarnya, yang pertama beliau membentuk bedengan terlebih dahulu. Disaat bedengan selesai dibuat, kemudian beliau tabur merata pupuk kandang ayamnya. Kemudian Mas Umam menyiapkan EM4 dekomposer dan spray pada pupuk kandang ayam yang terletak ditengah bedengan. Proses selanjutnya setelah spray dekomposer lanjut penaburan pupuk kimia.

Setelah pupuk dasar sudah tertabur merata pada bedengan, proses terakhir dilakukan penutupan menggunakan plastik mulsa. Tidak ditanami langsung, tetapi melakukan pendiaman terlebih dahulu. Proses pendiaman ini dilakukan selama 2 minggu dengan tujuan agar pupuk dasar yang diberikan dapat berhomogen dengan baik.

Perlakuan Penanaman

Seusai proses pendiaman kemudian beliau lakukan perlakuan kocor sebelum tanam. Pengocoran dilakukan H-1 sebelum penanaman menggunakan asam humat POWERSOIL, agensi hayati Trichoderma, dan Silica Carbon. Sama persis dengan metode professor cabai yang biasa kita bahas. Perlakuan sebelum kocor yang dilakukan ini untuk memastikan ketersediaan unsur hara dan perbaikan fisik,kimia, dan biologis tanaman supaya menjadi hunian yang nyaman untuk tanaman.

Pengocoran Tanaman

Pengocoran dilakukan umut 5 HST dengan interval 5 hari sekali sampai diumur 15 HST. Pupuk kocoran yang beliau gunakan yaitu Powersoil 2 sdm, Ultradap 4 sdm, dan asam amino 4 tutup botol yang dilarutkan kedalam 20 liter air. Mas Umam merasakan sendiri dari segi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. Unsur phospat yang menopang pertumbuhan akar, asam humat yang berperan pengikat unsur hara dan air, serta asam amino yang mengurangi tingkat stres dan zat activator memberikan kombinasi yang sinergis.

Itu tadi adalah bahan kocoran yang digunakan difase vegetatif. Nah kalau untuk fase generatif beliau menggunakan asam amino PREMINO 1 tutup, KALINET 5 tutup, dan IMPRESOL 2 sdm yang dilarutkan kedalam 20 liter air. Dosis yang cukup tinggi sengaja Mas Umam berikan hanya untuk bertujuan mengejar pertumbuhan buah yang maksimal. Karena saat ini juga harga cabai sedang pedas-pedasnya. Bisa terkesan boros, tetapi sekali petik bisa langsung balik modal dan untung.

Penyepraian Tanaman

Tahap fase vegetatif Mas Umam cenderung fokus spray insektisida dan fungisida. Sedangkan nutrisinya beliau menambahkan asam amino. Upaya spray pestisida dilakukan untuk langkah antisipasi sebelum terjadi gejala serangan. Insektisidanya beliau menggunakan bahan aktif abamectin dan bahan aktif piridaben beserta fungisida bahan aktif mancozeb. Untuk dosis dan interval spray dilakukan sesuai dengan anjuran pada produk.

Kemudian fokus nutrisi mulai dilakukan fase menginjak generatif menggunakan KALINET, MORDENFOL, dan VITARONSL. Perpaduan unsur mikro dan makro via spray juga akan membantu pemaksimalan bunga dan buah. Pemberian pupuk yang berimbang sangat diperlukan ketika fase peralihan dari vegetatif ke generatif. Karena fase-fase ini adalah fase krusial. Analogi seperti ibu hamil, dimana membutuhkan kecukupan gizi dan nutrisi untuk pertumbuhan janin, begitu pula tanaman. Membutuhkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan bunga dan buah.

Mengatasi Patek / Antraknosa

Meskipun musim kemarau tanaman cabai beliau ada yang terserang patek / antraknosa. Untuk mengendalikan penyakit ini beliau pertama spray kalsium CAL-HA, kemudian selang sehari spray fungisida bahan aktif mancozeb dan metalaksil dilengkapi mineral pelindung tanaman KOVERWP.

Kesimpulan artikel ini adalah pemilihan varietas tepat, pengendalian hama dan penyakit, dan pupuk yang berimbang adalah sebuah runtutan budidaya tanaman cabai yang efektif dimusim kemarau. Terbukti sendiri oleh Mas Umam, disaat petani lainnya gagal karena serangan virus kuning, beliau berhasil menumbuhkan tanaman yang sehat dan optimal.

Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.