Artikel

Budidaya Cabai Keriting : Perawatan Paling Mudah dan Murah di Lahan Bekas

Budidaya Cabai Keriting : Perawatan Paling Mudah dan Murah di Lahan Bekas


Angga Syarief / Sabtu,12 Agustus 2023

Cabai merah keriting masih menjadi cabai populer dikalangan petani setelah cabai rawit merah. Tidak asing dari berbagai daerah masih banyak yang membudidayakannya. Potensi yang dihasilkan pun dapat menghasilkan panen yang melimpah, apabila kita mengetahui kiat budidayanya dengan tepat dan benar. Kiat budidayanya meliputi pemupukan yang berimbang, pengendalian hama dan penyakit secara bijak, perlakuan selektif dari cekaman musim, baik itu musim kemarau maupun hujan dan perawatan tepat ketika dibudidayakan dilahan bekas.

Semua hal tersebut akan kita bahas satu per satu dalam artikel ini. Saat ini, kami akan membahas bagaimana kiat yang tepat dan benar seputar perawatan tanaman cabai merah keriting. Singkat cerita, setelah melakukan wawancara dengan pemilik lahannya langsung, beliau meneranhkan bahwa lahan yang sekarang ini digunakan untuk budidaya tanaman cabai merah keriting adalah lahan bekas sebanyak 4 kali penanaman. Penanaman pertama yang beliau lakukan adalah cabai merah besar, kedua cabai rawit merah, ketiga tanaman tomat, dan keempat adalah cabai merah keriting yang sekarang dibudidayakan. Pola perawatan yang beliau lakukan ada dibawah ini.

Pengondisian Lahan

Seperti yang kami jelaskan diawal tadi, lahan beliau adalah lahan bekas 4x penanaman. Secara kebutuhan unsur hara didalam tanah, tentu sudah menipis. Maka dari itu, perlakuan yang beliau lakukan sebelum penanaman beliau memberikan kapur dolomite dan pupuk SP-36 dilubang tanam. Pengamatan langsung oleh pemilik lahan, beliau menegaskan untuk pertumbuhan dan perkembangan awal tanaman cukup baik dan mudah beradapatasi. Sengaja melakukan perlakuan yang berbeda dengan petani pada umumnya, karena beliau memang gemar bereksperimen guna mendapatkan teknik budidaya berbeda dan menghemat biaya perawatan dengan hasil yang tetap optimal. Pada akhirnya beliau berhasil membuktikannya.

Tentang Varietas

Lahan beliau tepatnya berada di Kabupaten Temanggung dengan ketinggian daerah 530 MDPL. Termasuk kedalam dataran rendah, apalagi musimnya bertepatan musim kemarau ditambah lagi lahan beliau berada didaerah yang endemik serangan virus. Tetapi sejauh mata kami melihat, untuk serangan virus pada lahan beliau prosentasenya minim dibawah 50%. Padahal beliau menegaskan bahwa seharusnya tingkat serangan virus daerah beliau setiap musim ke musim harusnya diangka 50% lebih akan tanaman yang berpotensi terserang virus. Pengakuan ini beliau katakana karena berdasarakan pengalaman budidaya beliau sebelumnya. Setelah berwawancara dengan pemilik lahan, varietas yang beliau tanam adalah varietas cabai merah keriting Hibrida F1 SERAYU. Varietas yang cocok dibudidayakan di dataran menengah keatas dengan keunggulan toleran virus, ternyata benar adanya.

Pengocoran

Terkait pengocoran, sebenarnya tidak ada perlakuan khusus. Karena bertepatan dengan musim kemarau, beliau cukup menggunakan kocoran asam humat “POWERSOIL”, agensi hayati Trichoderma, dan NPK Mutiara. Kombinasi tiga bahan ini mempunyai perannya masing-masing. Untuk asam humat berperan sebagai unsur pembenah tanah baik secara fisik,kimia, dan biologis, mengurangi residu pupuk kimia didalam tanah, dan menjaga ketersediaan air didalam tanah. Mengingat lahan yang beliau adalah lahan bekas, maka beliau berupaya untuk memperbaiki struktur tanah terlebih dahulu dan langkah pencegahan akan residu pupuk kimia bekas pemberian dimusim tanam sebelumnya. Untuk peran agensi hayati Trichoderma sebagai bio pestisida terhadap serangan jamur patogen. Pastinya lahan bekas masih meninggalkan beberapa jamur patogen, apalagi pola rotasi penanaman tidak begitu beliau perhatikan.

Untuk peran NPK Mutiara adalah sebagai penambahan unsur hara didalam tanah untuk asupan makanan tanaman. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk NPK Mutiara cocok untuk mendukung pertumbuhan dan perkembang tanaman ketika fase vegetatif. Khususnya dalam pertumbuhan akar tanaman. Dengan pertumbuhan akar yang pesat, akan memudahkan tanaman juga dalam pemaksimalan penyerapan unsur hara didalam tanah. Jadi peran kombinasi 3 bahan yang beliau berikan adalah kombinasi yang efektif untuk pertumbuhan awal tanaman yang dibudidayakan dilahan bekas. Pengocoran tiga bahan ini beliau lakukan sebanyak 3 kali yakni diumur 7,14, dan 21 HST.

Pola Perawatan

Masing-masing lubang tanam beliau isi dengan 2 tanaman dan menggunakan 3 lajur penanaman. Menurut kami pola tanam yang beliau lakukan cukup nekat, sebab mengingat kembali lahan beliau adalah lahan bekas. Secara kebutuhan nutrisi tentu perlu diperhatikan. Maka dari itu, selain aplikasi kocor beliau juga memberikan nutrisi tambahan via spray dengan penambahan unsur phospat dan nitrogen. Dua unsur ini beliau berikan dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan terutama bagian tunas. Perlakuan pola tanam lainnya, beliau melakukan sistem rempel habis tunas air bagian bawah. Tujuannya untuk mengurangi kelembaban pada area permukaan tanaman. Agar potensi serangan jamur dapat diminimalisir.

Penyepraian Fase Generatif

Upaya dalam membantu pertumbuhan bunga dan buah beliau memberikan pupuk yang mengandung unsur phospat dan kalium via spray. Pengaplikasian spray ini beliau lakukan dengan interval 5-7 hari sekali. Hasil setelah pengaplikasian unsur phospat dan kalium ini, secara produktivitas stabil bahkan menandakan kenaikan. Hampir setiap ruas antar batang selalu diisi buah. Selain ini, kerontokan bunga dan buah pun juga dapat beliau jaga dengan baik. Sampai fase generatif pun, kerontokan masih terbilang aman.

Pengendalian Hama

Budidaya cabai keriting dimusim kemarau apalagi tepat didataran rendah pastinya menjadi sebuah tantangan tersendiri. Momok yang mengerikan yakni serangan virus kuning. Serangan virus kuning ini bisa ditularkan melalui vektor serangga berupa kutu-kutuan. Perkembangbiakan kutu-kutuan ini sangat pesat dimusim kemarau sebab suhu yang hangat saat musim kemarau menjadi lingkungan pendukung untuk hidup dan memaksimalkan metabolism serta mempercepat siklus hidup kutu-kutuan. Oleh sebab itu, langkah pencegahan beliau adalah dengan aplikasi insektisida seperti bahan aktif imidakloprid, abamectin dll yang selalu beliau rolling. Tidak ada patokan waktu aplikasinya, karena beliau lebih melihat kondisi tanaman terlebih dahulu.

Demikian artikel ini kami buat, semoga bisa menjadi adopsi ilmu yang bermanfaat dan menginspirasi sahabat petani semua, selengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
SERAYU
POWERSOIL