Budidaya Cabai : Beda Fase Beda Pupuk, Selektif dan Berimbang adalah Kunci
Angga Syarief / Rabu,14 Agustus 2024
Budidaya tanaman cabai memerlukan perhatian khusus pada berbagai tahap pertumbuhannya. Salah satu fase krusial adalah fase generatif, di mana tanaman memasuki periode pembungaan dan pembuahan. Fase ini sangat penting karena menentukan kualitas dan kuantitas hasil panen cabai yang akan dihasilkan. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang updaye metode Mitra Bertani difase generatif, vigor tanaman, serta pengaruh perawatan yang tepat dalam budidaya cabai.
Update Perkembangan Tanaman
Artikel ini akan membahas kelanjutan perkembangan tanaman cabai kami, dimana saat ini tanaman cabai kami sudah memasuki fase generatif. Fase generatif adalah tahap dalam siklus hidup tanaman di mana fokus utama adalah pembentukan bunga, pembuahan, dan akhirnya hasil panen. Dalam fase ini, tanaman cabai mulai memproduksi bunga yang kemudian akan berkembang menjadi buah cabai. Keberhasilan fase ini sangat bergantung pada kondisi tanaman dan lingkungan sekitarnya.
Selama fase generatif, tanaman cabai memerlukan perhatian ekstra untuk memastikan bahwa proses pembungaan dan pembuahan berlangsung optimal. Faktor-faktor seperti pencahayaan, suhu, kelembaban, dan nutrisi memainkan peranan penting dalam menentukan hasil akhir. Puji syukur kami pada fase ini kami berhasil menumbuhkan buah yang maksimal dan pertumbuhan optimal. Terkait kendala, tanaman cabai kami sehat bebas dari antraknosa, layu fusarium, busuk batang, dan untuk virus kuning sejauh ini baru 6 tanaman yang terkena.
Tidak lain dan tidak bukan, proses sejauh ini yang kami rasakan bermodalkan perawatan yang selektif dan rutin yang dilakukan. Proses perawatan yang kami lakukan meliputi pengendalian hama dan penyakit secara bijak, aplikasi nutrisi yang seimbang, dan pola perawatan yang tepat. Perawatan yang kami lakukan sudah kami beberkan kedalam artikel sebelumnya. Khusus artikel ini akan kami fokuskan pada perawatan generatifnya.
Pemupukan Susulan
Pemberian pupuk susulan kami lakukan setiap 20 hari sekali. Pupuk susulan yang kami berikan berupa NPK Grower 5 kg, Ferthipos 5 kg, dan KNO Putih 2 kg. Ketiga pupuk ini kami campur dan tabur dilubang susulan, samping lubang tanam. Mungkin timbul pertanyaan. Mengapa pupuk susulan yang kami berikan ditaburkan sedangkan masih musim kemarau.
Pupuk yang kami taburkan akan dapat terlarut secara perlahan nantinya, sebab tidak kiita taburkan begitu saja. Jadi proses setelah penaburan pupuk susulan, kami bantu kocor menggunakan kalsium asam humat CAL-HA pada lubang tanam dan lubang susulan. Secara unsur makro yang terkandung pada pupuk susulan tadi, kami imbangi juga dengan kalsium untuk menjaga pH tanah dalam kondisi stabil dan memperkuat jaringan tanaman.
Meskipun musim kemarau, kalsium aman diaplikasikan sebab setelah melakukan pengetesan pH tanah, kami mendapati angka pH yang kurang stabil. Maka dari itu, upaya menaikkan pH adalah dengan pengocoran kalsium asam humat Cal-ha. Setelah pengocoran kalsium, kami melakukan pengocoran kembali selang 10 hari. Pengocoran kedua kami menggunakan agensi hayati Trichoderma dan asam humat kalium IMPRESOL.
Kembali lagi mengaplikasikan agensi hayati Trichoderma, meskipun diawal sudah kami lakukan, upaya ini dilakukan untuk langkah pencegahan. Dan pupuk kalium asam humat kami berikan untuk mendukung pertumbuhan buah. Pengocoran kedua ini kami lakukan pengocoran dilubang tanam dan susulan. Karena kami berupaya untuk melarutkan pupuk susulan yang kami berikan. Jadi tidak kami berikan dalam bentuk padat saja, tetap butuh air untuk melarutkannya supaya mudah diserap tanaman.
Nah untuk pemupukan susulannya kembali kami aplikasikan interval 20 hari sekali. Untuk pupuk yang digunakan masih sama dengan pemupukan susulan yang pertama. Yang berbeda adalah takaran dosisnya, naik 2 kg. Jadi NPK Grower 7 kg, Ferthipos 7 kg, dan KNO 3 Putih 2 kg. Begitulah perawatan yang kami lakukan via bawah atau kocor maupun tabur.
Perawatan Spray
Apakah cukup dengan via kocor dan tabur saja? Tidak sahaba tani. Untuk pengoptimalan perawatan kami lakukan via spray juga. Untuk spray nutrisi yang kami aplikasikan yaitu KALINET, VITARONSL, dan asam amino PREMINO. Interval yang kami aplikasikan tidak berpatok, jadi lebih sering melihat kondisi tanaman. Unsur kalsium pun juga kami aplikasikan lewat spray, interval 14 hari sekali.
Jadi selain pupuk makro dan mikro yang kami aplikasikan, kami juga mengimbanginya dengan kalsium untuk memperkuat tanaman. Jadi upaya mendukung pertumbuhan buah dan bunga, juga seimbang memperkuat tanaman. Terlihat dari batang tanaman cabai kami yang kuat dan kokoh. Penuh dengan jaringan kayu, tidak hanya gabus saja.
Lantas untuk aplikasi insektisida dan fungisida juga kami aplikasikan. Tetapi untuk fungisidanya sendiri kami tidak terlalu sering aplikasi. Justru kami menekankan aplikasi insektisidanya. Dikarenakan musim kemarau lebih mendukung perkembang biakan hama seperti kutu-kutuan, maka kami sering fokus aplikasi insektisida seperti bahan aktif imidacloprid, abamectin, diafentiuron.
Dengan aplikasi secara bergantian dan rutin itu pun, kami masih kecolongan virus gemini yang hinggap. Terdapat 6-7 tanaman yang terkena virus kuning. Tetapi meski begitu, untuk tanaman lainnya aman. Meskipun terkena virus gemini kami tetap memperhatikan agar tetap berbuah maksimal. Upaya ini kami fokuskan aplikasi unsur mikro VITARONSL tadi diawal. Dan alhamdulillah, tanaman kena virus masih berbuah optimal.
Demikian artikel ini kami buat, pada kesimpulanya adalah setiap fase tanaman pastinya membutuhkan unsur hara yang berbeda. Perlu tepat dan seimbang serta pengendalian yang selektif akan membuahkan hasil yang maksimal. Cukup sekian dan selengkapnya bias ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |