Artikel

Budidaya Bawang Merah : Tanam dilahan Janda Tanpa Olah Lahan Selama 7 Tahun

Budidaya Bawang Merah : Tanam dilahan Janda Tanpa Olah Lahan Selama 7 Tahun


Angga Syarief / Rabu,18 Desember 2024

Bawang merah, si kecil yang penuh manfaat, memang tak pernah kehilangan penggemar. Selain menjadi bahan utama berbagai masakan, budidaya bawang merah juga menawarkan peluang bisnis yang menggiurkan. Kali ini, kita akan membahas perjalanan seorang petani bernama Pak Yono yang tinggal di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dengan pengalaman dan strategi yang matang, beliau berhasil mengoptimalkan budidaya bawang merah meski menghadapi tantangan tanah bekas olahan selama bertahun-tahun. Mari kita simak rahasia suksesnya!

Profil Petani

Pak Yono adalah seorang petani berpengalaman di Kabupaten Bantul yang kini tengah fokus membudidayakan bawang merah. Saat ini, tanaman bawang merahnya telah mencapai usia 43 Hari Setelah Tanam (HST). Uniknya, beliau menanam bawang merah di lahan bekas yang telah digunakan selama tujuh tahun. Tentu saja, lahan seperti ini memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal ketersediaan unsur hara dan keasaman tanah. Namun, Pak Yono tidak tinggal diam. Untuk mengatasi permasalahan pH tanah, ia menggunakan kapur pertanian dan asam humat Powersoil sebelum memulai penanaman. Langkah ini bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah sekaligus memperbaiki struktur tanah agar lebih subur. “Kunci dari tanah yang sehat adalah persiapan yang matang. Kalau tanahnya sehat, tanaman pasti tumbuh optimal,” ujar Pak Yono dengan semangat.

Strategi Pemupukan Dasar yang Tepat

Dalam budidaya bawang merah, pemupukan dasar adalah langkah awal yang sangat penting. Untuk lahan seluas 1.250 meter persegi, Pak Yono menggunakan pupuk Saprodap sebanyak 20 kilogram. Pupuk ini dipilih karena kandungan nutrisinya yang seimbang dan mampu mendukung kebutuhan tanaman di fase awal pertumbuhan. Pupuk dasar ini diberikan pada saat pengolahan lahan, tepat setelah proses pengapuran. Menurut Pak Yono, kombinasi antara pupuk Saprodap dan perlakuan awal dengan asam humat Powersoil sangat membantu dalam memperbaiki tekstur tanah dan menyediakan nutrisi yang cukup untuk tanaman bawang merah.

Pupuk Spray di Masa Pertumbuhan

Memasuki masa pertumbuhan, Pak Yono menggunakan pupuk spray untuk mendukung perkembangan tanaman bawang merahnya. Dua produk andalan yang rutin digunakan adalah Mordenfol dan Premino. Kedua pupuk ini disemprotkan secara bergantian dengan interval lima hari sekali. Mordenfol berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, seperti daun dan batang, sementara Premino membantu tanaman lebih tahan terhadap stres dan memaksimalkan serapan nutrisi. “Penyemprotan harus konsisten, tapi jangan sampai berlebihan. Semua ada takarannya,” jelas Pak Yono sambil tersenyum.

Pengaturan Jarak Tanam yang Ideal

Salah satu rahasia keberhasilan Pak Yono dalam menanam bawang merah adalah pengaturan jarak tanam yang tepat. Beliau menggunakan pola tanam dengan jarak 20 cm x 15 cm. Pola ini memastikan setiap tanaman memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh tanpa saling bersaing dalam menyerap nutrisi. Jarak tanam yang ideal juga membantu dalam proses perawatan, seperti penyemprotan pupuk dan pengendalian hama. Selain itu, pola ini mempermudah sirkulasi udara di antara tanaman, sehingga risiko penyakit dapat diminimalkan, terutama di musim hujan.

Spray di Masa Generatif

Memasuki masa generatif, kebutuhan tanaman bawang merah pun berubah. Untuk memperkuat dan mempertebal daun, Pak Yono menggunakan pupuk silica kalium Orinit. Pupuk ini membantu tanaman tetap kokoh meski menghadapi cuaca ekstrem, seperti angin kencang atau hujan deras. Selain itu, beliau juga menggunakan Kover WP untuk memberikan lapisan pelindung pada daun. “Musim hujan sering jadi momok bagi petani bawang merah karena banyak penyakit yang bisa menyerang. Dengan Kover WP, tanaman lebih terlindungi dari serangan jamur dan bakteri,” kata Pak Yono. Dalam fase pembentukan umbi, Pak Yono beralih menggunakan pupuk Kalinet, yaitu kalium fosfat yang dirancang khusus untuk mendukung pertumbuhan umbi. Hasilnya, umbi bawang merah yang dihasilkan menjadi lebih besar dan berbobot.

Kesimpulan: Rahasia Sukses Pak Yono

Budidaya bawang merah yang dilakukan Pak Yono di Bantul menjadi contoh nyata bahwa dengan strategi yang tepat, lahan bekas pun dapat menghasilkan panen yang melimpah. Kunci kesuksesan beliau terletak pada:

Persiapan Lahan yang Matang: Penggunaan kapur pertanian dan asam humat Powersoil untuk menetralkan pH tanah dan memperbaiki struktur tanah.

Pemupukan Dasar yang Efektif: Aplikasi pupuk Saprodap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi awal tanaman.

Penyemprotan Rutin di Masa Pertumbuhan: Kombinasi Mordenfol dan Premino yang diaplikasikan secara bergantian.

Pengaturan Jarak Tanam yang Tepat: Pola tanam 20 cm x 15 cm untuk mendukung pertumbuhan optimal.

Pemupukan di Masa Generatif: Penggunaan silica kalium Orinit, Kover WP, dan Kalinet untuk menghasilkan umbi berkualitas tinggi.

Dari kisah Pak Yono, kita belajar bahwa keberhasilan dalam bertani tidak hanya bergantung pada luas lahan, tetapi juga pada cara kita merawat dan memanfaatkan lahan tersebut. Dengan dedikasi dan inovasi, setiap petani bisa menghasilkan panen yang memuaskan. Bagaimana, sudah siap mencoba budidaya bawang merah ala Pak Yono? Demikian artikel ini kami buat,selengkapnya ada disini.