Artikel

Olah Lahan Bekas di Musim Hujan: Cocok untuk Semua Tanaman Hortikultura

Olah Lahan Bekas di Musim Hujan: Cocok untuk Semua Tanaman Hortikultura


Karlina Indah / Rabu,10 September 2025

Dalam dunia pertanian, ada hukum alam yang tak bisa ditawar, ketika stok melimpah, harga turun; saat stok minim, harga meroket. Tomat adalah salah satu komoditas yang paling terasa efek hukum ini. Di musim penghujan, kegagalan panen sering menghantui petani. Daun yang menguning, bercak penyakit yang cepat menyebar, hingga buah yang membusuk sebelum matang,semua jadi pemandangan akrab di lahan tomat saat curah hujan tinggi. Tak heran, stok tomat di pasar sering anjlok pada musim hujan, membuat harganya melonjak tajam. Namun, di tengah kondisi sulit ini, ada petani yang tetap berani mengambil tantangan. Mas Adek, petani asal Wonosobo, menekuni budidaya tomat di cuaca ekstrem yang setiap harinya penuh ketidakpastian: sore hujan, malam berkabut, bahkan tak jarang hujan turun sejak sore hingga pagi tanpa henti. Situasi yang bagi banyak orang dianggap mustahil justru menjadi ladang perjuangannya. Ia tahu, menanam tomat di musim hujan memang penuh risiko, tetapi justru dari sanalah peluang besar hadir, karena ketika banyak yang gagal, ia bisa memanen dengan harga yang lebih tinggi. Kuncinya ada pada pencegahan sejak awal.

Selain mengandalkan pencegahan penyakit sejak awal, Mas Adek juga punya cara lain untuk mengantisipasi fluktuasi harga yaitu pengaturan waktu tanam. Ia tidak menanam seluruh lahannya sekaligus, melainkan membaginya dalam empat tahap. Dengan strategi ini, ia bisa memastikan panen datang bergelombang, tidak serentak, sehingga peluang mendapatkan harga lebih baik lebih besar. Di lahan bagian atas, tomatnya sudah berumur 49 hari setelah tanam (hst), sementara di lahan bawah baru 14 hst. Dua lokasi lainnya pun ditanam dengan selang waktu berbeda. Pola bertahap ini membuatnya tidak hanya bergantung pada satu kali panen, melainkan bisa memecah risiko sekaligus memaksimalkan peluang ketika harga tomat sedang tinggi. Menariknya, tomat kali ini ia tanam di lahan bekas, tanpa ganti mulsa, tanpa bongkar bedengan, bahkan di lubang tanam yang sama selama tiga tahun berturut-turut. Semua kunci ada di tanah, bagaimana kondisi dan perlakuan lahan akan sangat menentukan hasil panen. Karena itu, artikel ini akan membahas lebih jauh tentang persiapan lahan yang dilakukan Mas Adek agar tomat tetap bisa tumbuh sehat meski di tengah cuaca ekstrem. Sebelum masuk sesi pembahasan, bukti nyata lahan mas Adek merupakan lahan bekas bisa di lihat dari kondisi mulsa berikut:

Persiapan Lahan: Menata Tanah, Menata Harapan

Tanah yang sehat adalah pondasi utama keberhasilan budidaya. Petani sering mengatakan, “kalau tanahnya bagus, tanaman juga akan bagus.” Prinsip ini pula yang dipegang Mas Adek dalam mengelola lahannya. Sebelum menanam tomat, ia selalu berusaha memahami kondisi tanahnya sendiri, baik dari segi jenis maupun tingkat keasaman (pH). Jenis tanah bisa berupa pasir, liat, atau lempung, dan masing-masing punya karakter yang memengaruhi daya simpan air serta ketersediaan nutrisi. Sementara itu, pH tanah sangat menentukan, bila terlalu asam atau terlalu basa, patogen mudah berkembang dan penyerapan unsur hara menjadi tidak optimal. Untuk itu, persiapan lahan menjadi tahap krusial yang tidak boleh dilewatkan. Berikut penjelasan lengkap persiapan lahan yang dilakukan Mas Adek:

20 hari sebelum tanam

Langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat lubang tanam sedalam kurang lebih 20 cm. Setiap lubang kemudian diisi dengan kombinasi bahan alami yang berfungsi memperbaiki kualitas tanah sekaligus menjadi sumber nutrisi bagi tanaman. Lapisan paling bawah diberi arang sebanyak satu genggam. Arang ini berfungsi sebagai sumber karbon sekaligus membantu memperbaiki struktur tanah agar lebih gembur. Di atasnya, ditambahkan guano (satu genggam) yang kaya akan unsur hara makro dan mikro, penting untuk mendukung pertumbuhan awal tanaman. Selanjutnya, ia memasukkan dolomit sebanyak satu sendok makan per lubang. Dolomit berperan menetralkan pH tanah sehingga menjadi lebih seimbang dan ramah bagi akar. Terakhir, ditambahkan abu kayu bakar sekitar satu sendok makan. Abu ini menjadi sumber silika alami yang dapat memperkuat jaringan tanaman serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.

5 hari sebelum tanam

Mas Adek melakukan perlakuan lanjutan untuk memastikan kondisi tanah benar-benar siap. Lubang tanam yang sebelumnya diberi arang, guano, dolomit, dan abu kayu, kemudian disemprot dengan campuran M21, asam humat, dan rizotin. M21 berperan sebagai agen hayati yang menekan perkembangan patogen penyebab penyakit, dan juga menambah mikroorganisme menguntungkan ke tanah. Sedangkan asam humat membantu memperbaiki struktur tanah sekaligus meningkatkan ketersediaan nutrisi. Bahkan, semakin sering diberikan, kualitas tanah akan semakin baik dari tahun ke tahun. Contoh merk dagang asam humat yang bisa Sobat Mitra Bertani gunakan yaitu POWERSOIL. Rizotin ditambahkan untuk mengendalikan insek atau hama di tanah. Dengan perlakuan ini, lubang tanam menjadi lebih steril, subur, dan ramah bagi bibit tomat yang akan ditanam.

1 hari sebelum tanam

Sehari sebelum bibit tomat ditanam, Mas Adek memberikan perlakuan terakhir pada lubang tanam. Ia menambahkan kombinasi mikoriza merk dagang MICOBIO dan Trichoderma merk dagang BIOSIGMA PLUS dengan perbandingan 1:1, lalu ditaburkan sebanyak satu jimpit (sekitar 1–2 gram) per lubang. Kedua pupuk hayati ini bekerja langsung di area perakaran. Hasilnya terlihat jelas, batang tomat tumbuh lebih kokoh dan besar, daun lebih tebal dan sehat, serta tingkat kematian tanaman nyaris tidak ada. Langkah sederhana ini tidak hanya bermanfaat untuk tomat, tetapi juga bisa diterapkan pada tanaman hortikultura lainnya. Dengan kombinasi pupuk hayati, perawatan tanaman menjadi lebih mudah dibandingkan cara lama yang serba kimiawi.

Dari pengalaman Mas Adek, kita belajar bahwa keberhasilan budidaya tomat di musim hujan bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari persiapan lahan yang matang dan konsisten. Setiap tahapan olah lahan adalah investasi jangka panjang untuk tanah yang sehat dan tanaman yang kuat. Prinsipnya sederhana, rawat tanah dengan benar, maka tanaman akan menjaga kita melalui hasil panen yang berkualitas. Apa yang dilakukan Mas Adek bisa menjadi inspirasi bagi petani lain, bahwa dengan strategi tepat, cuaca ekstrem sekalipun bukan lagi penghalang, melainkan peluang untuk meraih keuntungan lebih baik.


Rekomendasi Produk :
POWERSOIL