Artikel

BUDIDAYA JERUK SIAM: PELUANG PASAR BESAR, HASIL MENCAPAI 70 KG/ TANAMAN!

BUDIDAYA JERUK SIAM: PELUANG PASAR BESAR, HASIL MENCAPAI 70 KG/ TANAMAN!


Karlina Indah / Rabu,25 Desember 2024

Budidaya jeruk siam merupakan salah satu peluang bertani masa kini. Jeruk merupakan salah satu buah yang bisa di temui di berbagai penjuru dunia. Kendati demikian tahukah sahabat petani kalau jeruk berasal dari satu wilayah saja? Hasil penelitian Guhong Albert Wu menyatakan hahwa nenek moyang jeruk berasal dari Pegunungan Himalaya, mencakup wilayah timur Assam, Myanmar utara, dan Yunan barat. Jeruk bisa menyebar ke berbagai penjuru negara termasuk Indonesia karena migrasi massal yang memunculkan beragam varietas baru akibat adaptasi mereka dengan habitat yang berbeda-beda. Selain adaptasi, ada juga persilangan antar varietas yang dilakukan petani di Cina, hingga mendapatkan jeruk manis yang kini bisa kita jumpai di pasar. Salah satu petani jeruk yang terkenal di daerahnya yaitu Pak Tomo, dengan profil sebagai berikut :

Profil petani

Pak Tomo merupakan salah satu petani di daerah sentra budidaya jeruk yaitu di Desa kalimiru, Kecamatan Bayan, Kabupetan Purworejo. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika hasil panen jeruk di Kabupaten Purworejo mencapai 23.984 kuintal, yang mana 5.411 kuintal jeruk dihasilkan oleh Kecamatan Bayan. Berbagai varietas jeruk di tanam di daerah tersebut, namun Pak Tomo memilih budidaya varietas Jeruk Siam.

Jeruk Siam : Jeruk asal Thailand

Tahukah sahabat petani kenapa di sebut jeruk siam? Ternyata kata siam merupakan nama daerah asalnya yaitu di negara Thailand. Waktu yang dibutuhkan jeruk siam mulai dari tanam hingga berbunga sekitar 18 bulan sampai 2 tahun, sedangkan waktu yang dibutuhkan mulai dari berbunga hingga pertama kali petik sekitar 9 sampai 10 bulan. Atau dengan kata lain mulai dari tanam sampai panen butuh waktu 2,5 tahun, waktu yang tidak singkat bukan? Tanaman jeruk siam bisa panen sampai 8 – 10 tahun tergantung perawatan. Hasil buah ke 2 3 4 atau umur 5-6 tahun bisa mencapai 70 kg/ tanaman. Ini baru per tanaman, kalau banyak tanaman? Bisa di kalkulator sendiri ya sahabat petani. Jarak tanam ideal untuk budidaya jeruk siam yaitu 4m x 4m. Waktu panen yang lama dan jarak tanam yang lebar ini dimanfaatkan Pak Tomo untuk tumpangsari dengan tanaman hortikultura yaitu cabai, siapa sangka hasil cabai mencapai 70 x petikan. Bukti nyata sistem tanam yang sesuai dalam hal ini tumpangsari bisa menghemat biaya semaksimal mungkin dan hasil yang tiada tanding. Ada yang penasaran dengan cara budidaya jeruk siam ala Pak Tomo, yuk langsung baca penjelasannya di bawah ini:

Penanaman

Penanaman jeruk siam di lakukan dengan menanam bibit siap tanam, sebelum tanam wajib memperhatikan saluran pembuangan air, sehingga lahan bisa kering. Langkah penanaman di mulai dari mengukur lahan dan menandai tempat sesuai dengan jarak tanam yang sudah di tentukan menggunakan patok. Setelah itu baru membuat lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm. Kemudian pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang yang sudah terfermentasi + kapur dolomit + asam humat. Kombinasi ke tiga bahan ini bersinergi menciptakan tempat yang sesuai untuk bibit jeruk, pH tanah terjaga, kualitas tanah menjadi baik serta menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman jeruk. Setelah tanam apakah hanya di diamkan? Oh tentu tidak, terdapat beberapa tahapan perawatan yang dilakukan Pak Tomo, yaitu sebagai berikut :

Perawatan setelah tanam

Perawatan pertama yang diberikan yaitu pemberian air. Pengairan dilakukan setiap 10 hari sekali sampai umur 2 bulan. Setelah tumbuh tunas baru masuk pupuk kimia berupa Fertiphos + ZA yang di campur. Kedua pupuk tersebut di tabur di sekitar tanaman dengan dosir per tanaman sekitar setengah genggam atau 100 gram. Interval pemberian pupuk kimia yaitu 2,5 bulan sekali. Selain pupuk kimia, beliau juga menambahkan pupuk kandang setiap 6 bulan sekali. Di musim hujan seperti ini, beliau juga rutin memberikan dolomit + asam humat yang di tabur di sekitar tanaman setiap 1 bulan sekali. Kombinas dolomit yang mampu menaikan pH tanah dan asam humat yang mampu mempertahankan pH tanah ini ampuh menjaga pH dan sebagai langkah antisipasi serangan jamur di musim hujan.

Selain pemupukan via akar, Pak Tomo juga memberikan nutrisi via daun atau semprot. Semprot dilakukan setiap15 hari sekali dari setelah tanam sampai sebelum muncul bunga. Nutrisi yang digunakan yaitu PREMINO + MORDEN + insektisida + fungisida. Untuk pestisida bahan aktif yang digunakan sesuai dengan kondisi yang di hadapi. Hasil dari menggunakan kombinasi nutrisi tersebut menurut Pak Tomo yaitu pertumbuhan lebih cepat, daun lebih tebal sehingga lebih tahan serangan jamur.  Setelah muncul bunga, nutrisi di tambah dengan nutrisi yang kandungannya berfokus pada unsur Kalium dan Boron yaitu KALINET Hasil penambahan nutrisi menurut Pak Tomo yaitu buah lebih berbobot, bahkan beliau sudah pernah mencoba panen yang mana 1 kg hanya berisi 7 buah untuk buah kategori B, buah lebih mengkilat, lebih mulus, rasa lebih manis, tekstur masir sehingga lebih di sukai pasar dan konsumen.

Stress air : perlakuan khusus setelah panen

Sudah panen, buah sudah habis, lalu kegiatan apa yang harus di lakukan? Berdasar penjelasan Pak Tomo, setelah panen pertama untuk memacu pertumbuhan bunga selanjutnya diperlukan perlakuan khusus yaitu stress air. Stress air atau stress kekeringan diperlukan untuk menggugurkan daun tua dan merangsang pertumbuhan tanaman jeruk agar cepat berbunga. Stres air yang dilakukan pak tomo dengan tidak memberikan air sama sekali selama 1,5 - 2  bulan. Namun nanti setelah waktu stressing habis, dan tanaman sudah berbunga pemberian air ditingkatkan dua kali lipat dari kebutuhan normal untuk memacu pembentukan buah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika kita memutuskan untuk menggunakan cara ini, pengurangan suplai air harus di perhatikan dengan hati – hati. Jangan sampai tanaman jeruk terlalu kering dan akhirnya mati.

Dari kisah pak Tomo ini membuktikan bahwa dengan cara budidaya yang tepat, pemilihan system tumpangsari yang sesuai bisa memberikan hasil berkali kali lipat, hasil dari tanaman utama yang menggiurkan, hasil tanaman pendamping pun tidak kalah menguntungkan.

Demikian artikel ini kami buat, saksikan penjelasan selengkapnya hanya disini

 

 


Rekomendasi Produk :
PREMINO
KALINET
MORDENFOL