Artikel

Tumpangsari CMK & Melon Sebagai Solusi Petani Masa Kini: Efisien, Modern, dan Tahan Hama

Tumpangsari CMK & Melon Sebagai Solusi Petani Masa Kini: Efisien, Modern, dan Tahan Hama


Karlina Indah / Sabtu,21 Juni 2025

Dalam era modern seperti sekarang, tantangan yang dihadapi oleh para petani tidak lagi sekadar seputar cuaca atau musim. Persoalan efisiensi lahan, ketahanan tanaman terhadap hama, serta kebutuhan untuk meningkatkan hasil panen dengan biaya rendah menjadi fokus utama pertanian masa kini. Di tengah tuntutan tersebut, muncul berbagai solusi inovatif yang mampu menjawab kebutuhan petani modern. Mas Nugroho, seorang petani sekaligus konten kreator asal Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, menjadi contoh nyata petani milenial yang menggabungkan ilmu tradisional dengan teknologi pertanian modern. Berlokasi di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 40–50 mdpl, lahan yang ia kelola menghadapi tantangan khas daerah dataran rendah yang rentan terhadap hama. Namun, dengan pendekatan yang lebih cerdas dan efisien, Mas Nugroho berhasil membuktikan bahwa pertanian bisa menjadi profesi yang menjanjikan sekaligus berkelanjutan. Inovasi seperti mengolah tanah satu kali untuk beberapa kali tanam, menerapkan tumpangsari untuk memaksimalkan hasil, serta memasang insect net sebagai langkah preventif terhadap hama terbukti meningkatkan hasil panen secara signifikan. Artikel ini akan mengupas lebih dalam bagaimana strategi-strategi tersebut diterapkan, serta mengapa metode pertanian modern ini menjadi jawaban bagi masa depan pertanian Indonesia.

Bertani Cerdas di Lahan Bekas

Tahun 2024 menjadi titik penting bagi Mas Nugroho, beliau memutuskan untuk menjadi petani yang lebih efisien dan berkelanjutan. Di lahan bekas tanaman cabai rawit merah seluas 1.200 m², ia memutuskan tidak mengolah lahan kembali seperti umumnya dilakukan petani. Keputusannya bukan tanpa alasan, ia ingin melihat performa sisa pupuk dasar yang sebelumnya telah diaplikasikan. Hasilnya mengejutkan, ternyata tanah masih cukup subur dan layak tanam. Pupuk dasar yang digunakan sebelumnya hanya berupa 20 karung pupuk kandang, ditambah 50 kg Fertiphos dan 12 sak dolomit. Meski terlihat sederhana, kombinasi ini ternyata mampu menjaga struktur dan nutrisi tanah lebih lama. Untuk persiapan musim tanam baru, Mas Nugroho hanya membuat lubang tanam baru, lalu memberikan treatment pembenah tanah menggunakan Trichoderma, asam humat, dan silika karbon, dengan dosis masing-masing sebanyak satu sendok makan per 5 liter air, dikocorkan langsung ke lubang tanam. Lubang untuk cmk merupakan lubang baru, sedangkan lubang tanam untuk melon dulunya adalah bekas tempat pupuk susulan saat musim tanam cabai rawit sebelumnya. Langkah ini menjadi bukti bahwa dengan perencanaan dan pengelolaan tanah yang baik, petani bisa menghemat tenaga, biaya, dan tetap mendapatkan hasil optimal dari satu kali olah lahan.

Tumpangsari Melon dan CMK: Strategi Baru Maksimalkan Lahan dan Modal

Mas Nugroho kembali menunjukkan pendekatan cerdas dalam bertani dengan menerapkan tumpangsari melon dan cabai rawit keriting (CMK). Pilihan dua komoditas ini bukan tanpa alasan. Melon yang cepat panen menjadi penopang modal awal, sementara CMK yang berumur lebih panjang dan harganya fluktuatif bisa dipanen kemudian. Strategi ini dirancang agar saat menunggu panen cabai, petani tidak tertekan oleh kebutuhan biaya operasional. Tumpangsari yang dilakukan pun tidak asal tanam. Melon hanya ditanam satu lajur dengan jarak tanam 1 meter. Jarak ini dipilih untuk menjaga sirkulasi udara dan pencahayaan. “Apa tidak eman-eman?” mungkin pertanyaan umum, tapi bagi Mas Nugroho, ini adalah uji coba pertama dan ternyata hasilnya maksimal. Dari 450 tanaman melon, telah terbentuk 750 buah dengan estimasi berat 1,5 kg per buah. Total potensi panen sekitar 1 ton, dan dengan harga Rp10.000/kg, pendapatan bisa menembus Rp10 juta, cukup untuk menutup biaya awal tanam. Lebih dari hasil, ia menekankan pentingnya kebersihan dan kerapian lahan. Lahan yang bersih membuat Mas Nugroho betah di lahan dan semakin semangat merawat tanamannya.  “Kebersihan sebagian dari iman itu berlaku juga di pertanian,” ujarnya sambil tersenyum.

Insect Net: Investasi Jangka Panjang untuk Lindungi Lahan

Langkah penting lain yang dilakukan Mas Nugroho dalam memodernisasi lahannya adalah dengan memasang insect net yang mengitari seluruh area tanam. Sebelumnya, saat menanam cabai rawit tanpa insect net, namun berkat keuntungan dari panen cabai sebelumnya, ia memutuskan untuk meng-upgrade lahannya dengan pagar insect net. Hasilnya sangat terasa: serangan hama menurun drastis, tanaman jauh lebih sehat, dan potensi kerugian bisa ditekan sejak dini. Meski dari luar penggunaan insect net terlihat “mahal”, Mas Nugroho punya pandangan berbeda. “Kalau orang awam bilang mahal, itu karena belum merasakan manfaatnya,” ujarnya. Baginya, ini adalah investasi jangka panjang yang justru menghemat biaya perlakuan hama dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, insect net ini sengaja di pilih karena lahan beliau terletak diantara hamparan padi, apabila musim panen padi tiba bisa dipastikan hama – hama akan bermigrasi atau pindah ke lahan milik Mas Nugroho.  Insect net bukan hanya perlindungan, tapi bagian dari sistem pertanian yang lebih terencana, bersih, dan modern. Keberadaan insect net ini juga menambah nilai estetika lahan, membuatnya lebih rapi dan profesional. Sekali lagi, Mas Nugroho membuktikan bahwa modernisasi pertanian bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal pola pikir.

Kisah Mas Nugroho menunjukkan bahwa masa depan pertanian Indonesia tidak harus terjebak pada cara-cara lama yang penuh risiko dan ketidakpastian. Dengan keberanian untuk mencoba pendekatan baru dan memadukan kearifan lokal dengan teknologi, pertanian bisa menjadi lebih efisien, ramah lingkungan, dan menguntungkan. Langkah-langkah inovatif seperti yang diterapkannya bukan hanya menjadi solusi bagi tantangan pertanian saat ini, tetapi juga inspirasi bagi petani muda lainnya di berbagai daerah. Saatnya para petani bangkit dan beradaptasi, karena pertanian modern bukan hanya mungkin, tapi sudah terjadi di tangan mereka yang berani memulai. Demikian  artikel ini dibuat, selamat mencoba dan jangan lupa saksikan penjelasan lengkapnya di video ini.


Rekomendasi Produk :
DELON 65