Artikel

Inspirator Petani Pemula! Menciptakan Tanaman Istimewa dengan Ilmu Pengetahuan

Inspirator Petani Pemula! Menciptakan Tanaman Istimewa dengan Ilmu Pengetahuan


Angga Syarief / Rabu,01 Februari 2023

Menghasilkan tanaman cabai yang tumbuh dengan baik dengan harapan menghasilkan tanaman yang sehat dan produktivitas tinggi adalah dambaan petani cabai. Ekspetasi petani cabai bisa memanen dengan hasil yang maksimal dan mendapatkan harga pasaran yang bagus. Kenyataannya, menghadapi langsung dilahan hasil tidak sesuai dengan ekspetasi. Masih banyak petani cabai yang kewalahan dan bingung mencari solusi dari permasalahan yang kerap terjadi saat budidaya tanaman cabai. Serangan patogen penyakit maupun hama yang datang secara tiba-tiba tanpa diundang menyebabkan kasus kegagalan panen. Petani yang sudah senior dan berteman dengan tanaman cabai sudah lama pun masih merasa kesulitan menghadapi momok serangan patogen penyakit.

Mendapatkan pengalaman kegagalan menjadikan petani cabai mendapatkan sebuah pembelajaran. Tetapi tidak cukup dengan belajar dari sebuah pengalaman saja, perlu diimbangi dengan ilmu pengetahuan agar tidak salah langkah ke lubang yang sama. Pengalaman yang tidak diimbangi dengan ilmu pengetahuan layaknya sebuah motor tanpa bahan bakar, kosong tidak bisa berjalan dan hanya berdiam ditempat tanpa ada kemajuan. Kali ini kita akan ditemani dengan salah satu petani pemula yang berhasil membuktikan kepada kita budidaya cabai dengan hasil yang maksimal. Artikel kali ini kita bersama Mas Lukman, yang sebelumnya kami pernah buatkan artikel disini. Kesempatan kali ini, kami akan mengulas bagaimana cara perawatan tanaman cabai beliau dibawah ini.

Pengolahan lahan

Beliau berpendapat bahwa olah lahan adalah kunci pokok dalam berbudidaya tanaman apapun termasuk cabai. Mas Lukman sebagai petani pemula masih awam, sama sekali belum mengetahui proses awal menanam dimulai dari olah lahan. Jaman sudah modern, Mas Lukman manfaatkan menggali ilmu melalui situs internet. Banyak melihat tutorial kiat budidaya cabai yang tepat melalui sosial media. Sembari itu, beliau juga banyak bertanya dengan teman sebaya beliau yang menjadi petani cabai. Mendapatkan berbagai referensi pada akhirnya beliau yakin tancap gas untuk mencoba budidaya tanaman cabai.

  • Pembuatan bedengan

Menurut beliau bedengan yang bagus yaitu bedengan yang berukuran dengan lebar 150 cm dan tinggi 70 – 80 cm. Bentuk bedengan sebisa mungkin permukaannya dibuat seperti setengah lingkaran istilahnya dalam bahasa jawa seperti “geger welut” atau punggung belut. Jadi bentuk permukaan bedengan seperti setengah lingkaran dan permukaan tidak terlalu mendatar. Pernah kejadian, membuat bedengan yang permukaannya sedikit rata justru sirkulasi airnya tidak lancar. Jadi masih ada air yang tertinggal atau menggenang diarea permukaan bedengan. Maka dari itu dibuat seperti “geger welut” tujuannya agar air dapat lancar dan langsung mengalir ke bawah menjuru parit.

  • Sanitasi air

Pembuatan sanitasi air atau sistem pengairan yang lancar. Sanitasi air pada umumnya berukuran dengan lebar 50 cm. Ketika sanitasi air sudah direkayasa sebaik mungkin, maka jalan air mengalir akan lancar. Tidak ada genangan air pada area lahan karena genangan air yang berlebihan inilah yang menurut beliau bisa menambah tingkat kelembapan.

  • Pupuk dasar

Pupuk yang digunakan sebagai dasaran beliau cukup menggunakan pupuk kohe kandang kambing dan dolomite. Beliau paham betul, setelah mencari banyak referensi penggunaan pupuk kandang kambing yang baik adalah pupuk kandang kambing yang sudah terfermentasi dengan baik. Pupuk kandang yang sudah tidak menggumpal teksturnya gembur, tidak berbau, dan sudah tidak beruap. Aplikasi pupuk kandang kambing ini beliau taburkan pada bagian tengah bedengan, setelah itu tutup kembali dengan tanah dan langsung ditaburi dolomite.

Perawatan vegetatif

Masa pertumbuhan awal tanaman beliau lakukan sistem kocor. Bahan yang beliau gunakan saat usia tanaman 7 HST adalah pupuk unsur phospat cair “MORDENFOL” dan asam humat “POWERSOIL” dengan dosis sesuai pada anjuran pada produk. Aplikasi dua bahan ini beliau lakukan sampai di umur 15 HST. Dosis kocor per lubang tanam sekitar 200ml/lubang tanam. Pada kocoran ketiga diumur 21 HST beliau menggunakan pupuk organik cair dari pupuk kandang yang terfermentasi, molase (tetes tebu) dan dekomposer yang sudah beliau siapkan dari 40 hari sebelum pengaplikasian. Pendiaman 40 hari ini beliau lakukan agar kesemua bahan yang tercampur dapat berhomogen sehingga proses fermentasi dapat berhasil. Pupuk organik cair tersebut beliau campur kembali dengan POWERSOIL. Pengaplikasian ini beliau lakukan dua kali saja diumur 21 dan 28 HST. Sampai menyetuh awal fase generatif beliau tidak melakukan kocor. Awal fase generatif beliau cukup menggunakan campuran dolomite dan asam humat dengan perbandingan 25 kg : 1 kg yang ditaburkan dilubang tanam. Setelah tanaman mulai tumbuh cabang “pecah pang” berarti menandakan tanaman sudah mulai berbunga, beliau melakukan kocor kembali dengan unsur kalsium “CAL-HA” dan diaplikasikan satu kali saja. Tujuan beliau aplikasi kalsium yaitu untuk memperkuat sistem jaringan tanaman. Ketika tanaman sudah kebal secara otomatis tanaman akan terhindar dari penyakit.

Perawatan generatif

Fase mulai tumbuh bunga dan bakal buah beliau optimalkan dengan spray pupuk kalium,phospat dan boron “KALINET” dan kembali menyertakan pupuk kalsium “CAL-HA” dengan aplikasi rolling / bergantian. Dosis yang beliau gunakan sesuai anjuran pada produk dengan interval spray 7 hari sekali. Hasil spray yang beliau lakukan ini memberikan bukti nyata, buah lebat dan berbobot serta tanaman kokoh bebas penyakit. Beliau sengaja dari awal menggunakan bahan-bahan yang disebutkan diawal tadi karena menurut beliau dua bahan tersebut mengandung unsur yang komplit dan tepat sasaran ketika diaplikasikan saat fase generatif.

Aplikasi fungisida

Aplikasi fungisida yang beliau lakukan kali ini berbeda dengan petani lainnya. Beliau lebih cenderung melakukan aplikasi fungisida sistemik dan kontak yang bahan aktifnya dirolling. Jadi spray pertama beliau menggunakan fungisida sistemik bahan aktif Karbendazim + fungisida kontak bahan aktif Klorotalonil. Spray berikutnya beliau rolling dengan fungisida sistemik bahan aktif tebukonazol + fungisida kontak bahan aktif Mankozeb. Meski beberapa tanaman ada yang terserang patek parah, hasil aplikasi yang beliau lakukan ini dapat mencegah penyebaran jamur patogen / patek. Buah yang terserang gejala awal patek dapat langsung kering dan buah yang sudah terserang parah beliau petik karena dipertahankan pun juga akan sama saja tidak bisa sembuh sebab jaringannya sudah membusuk, jadi lebih baik dipetik agar tidak menularkan patogen.

Menjaga pH

Yang menjadi unik dari pembahasan artikel ini adalah cara beliau menjaga pH tanah. Sebelumnya, beliau mempunyai prinsip dari awal kunci sukses budidaya tanaman ada pada pH tanah. Ketika pH tanah baik dan stabil maka pertumbuhan tanaman akan optimal. Kembali menjadi pembeda dari petani lainnya, kali ini beliau menggunakan soda kue yang dicampur dengan pupuk kalsium untuk menjaga pH tanah. Beliau mendapati dengan penggunaan soda kue sebagai stabilitas pH tanah dari internet. Merasa penasaran, akhirnya beliau terapkan pada tanaman beliau. Ternyata benar, pH tanah yang sebelumnya diangka 4,5 langsung bisa naik dalam sekejap menjadi diangka 6,5. Dosis yang beliau gunakan untuk soda kue 3 SDM dan pupuk kalsium “CAL-HA” 3 SDM. Menurut kami ini sangat keren dan inovatif, berawal dari tidak mengetahui sama sekali tentang dunia pertanian, sekali terjun bisa menciptakan inovasi baru.

Demikian artikel ini kami buat, sangat cocok menjadi inspirasi terutama untuk petani pemula. Mas Lukman yang sebelumnya tidak mengetahui sama sekali tentang dunia pertanian pun berhasil membuktikan. Berkat daya juang beliau dan rasa kemauan yang tinggi untuk selalu belajar dibayar manis dengan hasil tanaman yang istimewa. Patut ditiru, karena secara pengalaman itu penting dan perlu diimbangi dengan ilmu pengetahuan. Harapan Mas Lukman kepada para petani, mulai sekarang sebisa mungkin untuk selalu ingin berkembang dan terus menimba ilmu. Ilmu pengetahuan itu ibarat binatang buruan dan pena adalah tali pengikatnya, jadi ikatlah binatang buruanmu dengan tali pengikat yang kuat. Terus belajar dan pantang menyerah, jerih payah diawal pasti akan dibayar manis diakhir.

Lebih lengkapnya akan kami tayangkan disini.


Rekomendasi Produk :
CAL-HA
KALINET
POWERSOIL
MORDENFOL