Formula Ampuh Membuat Tanaman Cabai Tinggi Mencapai 2 Meter dan Minim dari Penyakit
Angga Syarief / Jumat,09 Desember 2022
Tanaman tumbuh selayaknya kita sebagai manusia, dimana membutuhkan asupan makanan untuk menopang pertumbuhan. Bentuk fisik juga sama persis dengan manusia, ada yang tumbuh dengan postur tubuh berisi pendek, tinggi kurus, dan berisi tinggi. Begitu sebaliknya dengan tanaman cabai, harapannya bisa tumbuh berisi dan tinggi. Tanaman cabai yang bisa tumbuh berisi tinggi juga dipengaruhi beberapa hal seperti pemberian asupan makanan berupa pemupukan, jarak tanam, dan pencahayaan. Tapi bagaimana dengan tanaman cabai yang hanya dapat tumbuh tinggi saja sedangkan pertumbuhan kesampingnya kurang? Pasalnya, tanaman cabai yang tumbuh menjulang tinggi justru akan rawan terkena penyakit. Tanaman cabai yang tumbuh terlalu tinggi menandakan tanaman tumbuh terlalu subur, sehingga jaringan pada tanaman banyak kandungan airnya. Tanaman cabai yang kuat dan kokoh tinggi berisi harusnya jaringan dinding selnya tebal, sel kayunya lebih dominan. Tanaman cabai yang jaringan kayunya tipis akan riskan terkena penyakit seperti layu dan busuk batang.
Nah, artikel ini dibuat sesuai dengan request sahabat petani terkait bagaimana membuat tanaman cabai menjulang tinggi dan aman dari penyakit. Wawancara kami lakukan di lahan yang berada di Kecamatan Turi, Kecamatan Sleman bersama dengan Bapak Sugeng. Berdiri ditengah antara bedengan, menyentuh pucuk tanaman pun sampai kesusahan bahkan tinggi tanaman sampai melebihi tinggi ajir. Mari kita belajar bersama Pak Sugeng.
Sekilas Etiolasi
Proses pemanjangan sel akibat produksi auksin yang secara terus menerus. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang berada pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Tanaman yang tumbuh ditempat yang kekurangan sinar matahari akan lebih cepat laju pertumbuhannya karena secara sendirinya tanaman akan menangkap rangsang cahaya matahari. Gejala akibat etiolasi ini tanaman akan tumbuh memanjang, penambahan tinggi atau panjang tanaman tanpa disertai pertumbuhan jumlah klorofil menyebabkan warna hijau pucat pada daun, batang lembek tidak kokoh, serta jarak antar ruas batang panjang.
Olah lahan
Rahasia mengapa tanaman beliau aman dari penyakit ternyata dari pengolahan lahan. Jadi, awal mulanya lahan sudah dibuat bedengan jadi kemudia beliau menaburkan dolomite secara merata menutupi permukaan bedengan. Setelah menabur dolomite kemudian beliau menyertakan pupuk dasaran berupa pupuk kandang ayam sebanyak 40 karung, SP-36 50 kg, dan NPK 16-16-16 dari Yaramila 50 kg. Ketiga bahan ini kemudian dicampur menjadi satu lalu tabur tepat bagian tengah permukaan bedengan. Tidak cukup hanya itu, beliau kemudian menambahkan agensi hayati “MY COVIR” sebanyak 1 kg dan pembenah tanah yang mengandung asam humat “POWERSOIL” sebanyak 1 kg yang dicampur menjadi satu. Kemudian sebelum menutup menggunakan plastik mulsa, beliau menyiram permukaan bedengan yang sudah terdapat pupuk dasaran tadi dengan M21 Dekomposer (5 tutup botol), Trichoderma (2 sendok makan), dan tetes tebu (5 tutup botol) yang dicampur dan dilarutkan kedalam 20 liter air. Setelah itu baru beliau tutup menggunakan plastik mulsa.
Jarak tanam
Bedengan yang sudah diolah dan sudah tertutup plastik mulsa beliau lakukan pendiaman selama 1,5 bulan. Umumnya, pendiaman tidak selama itu, 3 minggu sudah cukup tapi beliau menuruti kemantapan hati nuraninya. “Mending saya nunggu lahan siap dahulu mas, daripada saya keburu nanti malah apes kena penyakit” kata Pak Sugeng. Memang dari awal kemantapan hati Pak Sugeng melakukan pendiaman 1,5 bulan sampai lahan beliau sudah ditumbuhi rumput. Cara ini tujuannya adalah menghomogenkan pupuk dasaran yang diberikan dengan tanah. Beliau menyakini, semakin lama pendiaman proses fermentasi berjalan dengan baik, jadi mikroba didalam tanah sudah siap. Sebelumnya, kondisi plastik mulsa masih dalam kondisi utuh belum dibuat lubang tanam, setelah 1,5 bulan beliau baru membuat lubang tanam dan langsung melakukan penanaman.
Jarak tanam antar tanaman cabai beliau sekitar 25 cm x 25 cm. Tidak tau alasan yang pasti mengapa beliau memilih jarak tanam sedekat itu. Inilah yang menjadi salah satu faktor tanaman beliau menjulang tinggi. Tanaman cabai Pak Sugeng ini mengalami etiolasi,sempat kita singgung diawal tadi tentang pengertian etiolasi. Jarak tanam yang terlalu dekat ini membuat tanaman akan kebutuhan cahaya matahari semakin minim. Cabang tanaman saling bersetuhan jadi kesannya terlihat rimbun dengan begitu tanaman dipaksa menangkap rangsang cahaya matahari dengan tumbuh keatas, beda halnya bila jarak tanamnya renggang intensitas cahaya yang masuk optimal dan sirkulasi udara lancar.
Penyepraian
Spray pertama kali beliau lakukan ketika tanaman mulai berumur 8 HST menggunakan kalsium “CAL-HA” sebanyak 2 sendok makan/16 liter air. Alasan beliau mengaplikasikan kalsium sejak dini adalah menjaga dan memperkuat jaringan tanaman. Pengaplikasian CAL-HA ini cukup satu kali dan diaplikasikan secara tunggal tidak ada campuran bahan lain.
Fase generatif spray nutrisi dan fungisida serta insektisida pun juga beliau aplikasikan secara terpisah. Nutrisi yang beliau pakai adalah MORDENFOL, VITARONSL, Biotogrow, dan KALINET dosis yang digunakan sekitar 2 tutup botol. Bahan tadi dicampurkan menjadi satu dilarutkan kedalam 16 liter air yang diaplikasikan melihat kondisi cuaca bila cuaca panas cukup 1 minggu sekali jika cuaca terlihat mendung 1 minggu bisa dua kali.
Disini beliau tidak terlalu menekankan pemberian fungisida maupun insektisida. Awalnya beliau baru spray sekali fungisida Antila dan YooZeb serta insektisida Abacel. Jadi spray fungisida dan insektisida ini dalam satu kali pengaplikasian. Lebih melihat kondisi tanaman bila dirasa membutuhkan spray fungisida dan insektisida baru beliau mengaplikasikannya.
Memang dari segi waktu terlihat lebih rugi karena pengaplikasian spray nutrisi dengan spray fungisida dan insektisida diaplikasikan secara terpisah. Tetapi, akan lebih efektif terlihat dari kondisi tanaman produktivitasnya masih cukup tinggi dan serangan penyakit busuk batang, layu dan antraknosa minim serta serangan hama juga hampir tidak ada. Memang tujuan dari awal beliau supaya efektif dan tepat sasaran.
Pengocoran
Selama fase vegetatif beliau sama sekali tidak melakukan spray, hanya cukup sekali tadi menggunakan kalsium diumur 8 HST. Beliau lebih mengaplikasikan kocor diumur 15 HST menggunakan Ultradap (2 sendok makan), pupuk Blaukron dari Behn Mayer (5 sendok makan) kemudian dilarutkan ke 20 liter air dan diaplikasikan 7 hari sekali sampai tanaman menjelang fase generatif diumur 45 HST. Dan di fase generatif beliau sudah tidak melakukan kocor kembali, hanya cukup menggunakan pupuk susulan dengan pupuk Blaukron dan Novatec dari Behn Mayer yang diberikan di lubang susulan berjarak satu jengkal dari lubang tanam. Dosis perlubang susulan cukup 2 sendok makan.
Perempelan
Mengingat jarak tanam beliau yang terlalu dekat, beliau akhirnya melakukan perempelan habis tunas anakan bawah cabang Y. Beliau menyadari kalau tidak dilakukan rempel, pastinya akan menjadi sarang patogen karena permukaan tanaman menjadi lembap. Maka dari itu, antipasti dari serangan penyakit beliau melakukan perempelan.
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari perawatan cabai Pak Sugeng disini adalah jika ingin mendapatkan tanaman tumbuh tinggi dan tetap dalam kondisi sehat, proses awalnya harus benar dari pengolahan lahan serta pemupukannya yang disertakan sebagai pupuk dasar harus tepat. Perlu pengimbangan dengan agensi hayati dan pembenah tanah asam humat agar pH didalam tanah terjaga dan mikroba baik didalam tanah yang menjadi asupan makanan untuk tanaman juga meningkat. Setelah itu tanaman diperkuat jaringannya menggunakan kalsium, dengan ini tanaman akan menjadi sehat bebas penyakit. Setelah itu peran unsur mikro juga beliau sertakan dalam menjaga tanaman tidak mudah stress dan juga aplikasi unsur magnesium, kalium, phospat, dan boron via spray juga memberikan dampak kepada tanaman beliau mulai daun masih berwarna hijau segar, buah lebih berbobot, warna buah mengkilap, produktivitas tanaman masih tinggi meski sudah dipetikan ke 20.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |