Budidaya Cabai : Pemilihan Varietas Efektif dalam Menjaga Serangan Virus
Angga Syarief / Jumat,22 Desember 2023
Penyakit virus kuning pada tanaman cabai rawit adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang tanaman cabai rawit. Virus ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi produksi buah, dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman yang terinfeksi. Gejala utama dari penyakit virus kuning pada tanaman cabai rawit adalah perubahan warna daun menjadi kuning. Daun yang terinfeksi juga dapat mengalami penurunan ukuran dan kerusakan yang signifikan. Selain itu, tanaman yang terinfeksi virus kuning cenderung memiliki pertumbuhan yang lambat dan buah yang kurang berkualitas.
Penyakit virus kuning pada tanaman cabai rawit dapat menyebar melalui serangga perusak seperti kutu daun atau kutu putih. Serangga ini dapat membawa virus dari tanaman yang terinfeksi ke tanaman yang sehat melalui gigitan atau kontak langsung.
Untuk mencegah penyebaran penyakit virus kuning pada tanaman cabai rawit, penting dalam pemilihan varietas. Dengan pemilihan varietas yang mempunyai keunggulan tahan virus, akan membantu mengurangi resiko serangan virus kuning.
Profil Petani
Salah seorang petani sudah mencoba membuktikan, betapa efektifnya pemilihan varietas yang tahan virus ketika menghadapi musim kemarau, dimana musim-musim ini perkembangan kutu kebul secara masif. Pak Sholeh namanya, saat ini mencoba menanam varietas cabai rawit Absolut 69 dilahannya yang berada di Nariban, Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Tentang Varietas
Cabai rawit Absolut 69 menjadi varietas cabai pilihan Pak Sholeh di musim tanam sekarang. Mempunyai kelebihan tahan akan serangan virus dengan tipikal cabai jenis cabai gorga. Cabai gorga adalah salah satu tipe cabai rawit yang memiliki ciri khas buah dengan bentuk merunduk. Cabai gorga umumnya memiliki panjang buah mencapai 8 cm, diameter sekitar 1 cm, dan berat buah yang relatif ringan. Beberapa tipe cabai gorga ini juga diketahui tahan terhadap serangan virus. Tipe cabai gorga ini sering direkomendasikan untuk ditanam di dataran rendah hingga tinggi Cabai gorga memiliki pohon yang kokoh dan bercabang banyak, sehingga memiliki banyak cabang yang dapat berpengaruh terhadap produksi buah.
Pembuatan Bedengan
Perlu kita ketahui, bahwa beberapa tipe cabai gorga cenderung memiliki ketahanan terhadap virus tetapi tidak untuk ketahanan penyakit akibat jamur patogen terutama layu fusarium. Maka dari itu, langkah antisipasi beliau yang pertama yaitu dengan pembuatan bedengan yang tepat. Sengaja beliau buat dengan ukuran yang cukup tinggi sekitar 60-70 cm dari permukaan tanah. Tujuannya yaitu ketika menghadapi musim hujan, sirkulasi bisa lancar mengalir dan tidak langsung mengenai pucuk batang bagian bawah. Bilama air terlalu menggenang dan terlalu lama, bisa memicu pertumbuhan jamur tanah seperti layu fusarium.
Pupuk Dasar
Menghabiskan 13 karung pupuk kandang kambing, 100 kg NPK Phonska subsidi, dan 200 kg kapur dolomite untuk luasan lahan 1.000 m2 dan mencukupi 1.600 batang tanaman. Beberapa bahan pupuk dasar tadi beliau campurkan dan tabur merata di bagian tengah bedengan. Setelah pupuk dasar sudah tertabur merata, baru beliau tutup ratakan menggunakan tanah. Langkah terakhir baru beliau pasang plastik mulsa.
Pengocoran Tanaman
Pemberian nutrisi dengan via kocor beliau menggunakan 1 kg Ultradap dan 1 kg pupuk kalisum “CAL-HA” yang beliau campurkan menjadi satu dalam kondisi masih padat. Setelah dua nutrisi ini tercampur, kemudian dosisnya beliau menggunakan 1 gelas dan dilarutkan kedalam 20 liter air. Pengocoran dua bahan ini beliau lakukan satu kali dan cukup dua bahan itu saja sampai di umur generatif.
Pemupukan Susulan
Setelah pengocoran nutrisi, tepatnya diumur kurang lebih 2 bulan beliau melakukan pemberian pupuk susulan. Pupuk yang beliau berikan yaitu menggunakan pupuk phospat Ferthipos. Menghabiskan 100 kg pupuk untuk 1.600 tanaman. Kemudian pupuk tersebut beliau berikan tepat di lubang susulan.
Penyepraian Fase Generatif
Fase generatif atau fase pembuahan pada tanaman cabai bisa dimulai ketika tanaman berumur 45 HST. Fase ini tentu membutuhkan asupan yang cukup dalam pembentukan buah. Pada fase ini beliau menggunakan beberapa bahan yaitu pupuk kalium 2 tutup botol KALINET + 1 tutup botol insektisida Marshal + 2 SDM fungisida CabrioTop yang dicampurkan menjadi satu. Sengaja beliau campurkan menjadi satu untuk menghemat pengaplikasian, dengan pemberian nutrisi sembari pemberian pestisida untuk langkah preventif. Beliau sendiri merasakan, ketika rutin aplikasi pupuk kalium banyak buah yang tumbuh baik dari bagian bawah maupun bagian atas.
Pengendalian Layu Fusarium
Terdapat beberapa tanaman beliau yang mengalami kendala terkait layu fusarium. Penyakit satu ini adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen di dalam tanah. Tidak berfikir lama, beliau langsung tanggap untuk mencegah penularan. Beliau kocor menggunakan fungisida bahan aktif tembaga “Nordox” 1 SDM + CAL-HA 3 SDM + POWERSOIL 2 SDM untuk 20 liter air. Beliau kocorkan untuk kesemua tanamannya, karena beliau sengaja mematikan penularan.
Kesimpulan artikel kali ini adalah ketika kita mencoba budidaya tanaman cabai tepat dimusim kemarau dan di dataran rendah, alangkah baiknya kita jeli dalam pemelihan varietas. Keunggulan varietas dengan tahan virus akan sangat membantu meringankan proses perawatan, dimana dengan keunggulan tersebut kita juga bisa efisien dalam penggunaan pestisida. Setelah itu perlakukan pemberian nutrisi baik via kocor maupun spray juga perlu diperhatikan. Hal ini wajib kita perhatikan karena dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang nantinya hasilnya sesuai dengan harapan kita, seperti contohnya Pak Sholeh yang sudah merasakan hasil manisnya. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
ABSOLUT 69 |
CAL-HA |
KALINET |
POWERSOIL |
Rekomendasi Produk : |
---|
ABSOLUT 69 |
CAL-HA |
KALINET |
POWERSOIL |