Kiat Sukses Budidaya Tanaman Tomat : Sukses Menghasilkan 4 kg Per Satu Tanaman
Angga Syarief / Sabtu,27 Mei 2023
Tanaman tomat sebagai komoditas pertanian yang menawarkan berbagai macam manfaat sehingga membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi para petani. Permintaan pasarannya pun masih terbilang relatif tinggi. Selain permintaan yang tinggi, dalam kondisi tumbuh yang optimal tanaman tomat mampu menghasilkan panen yang melimpah. Tanaman satu ini dapat memberikan hasil dalam waktu relatif singkat, dengan waktu panen sekitar 60-90 hari setelah penanaman. Dalam satu musim tanam pun, petani dapat memanen tomat secara berkelanjutan.
Sekilas hanya berbicara hasil manisnya, pasti dibalik keuntungan dan rasa senang setiap petikannya terdapat sebuah tantangan tersendiri. Dalam budidaya tanaman tomat tentu terdapat tantangan dan resiko yang perlu kita hadapi. Tanaman tomat rentan terhadap serangan hama dan penyakit, seperti kutu daun, ulat, penyakit layu, dan lain-lainnya. Selain itu, faktor abiotik berupa perubahan cuaca yang kurang stabil seperti sekarang ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen tanaman tomat. Suhu ekstrim, kelembapan yang tinggi, atau kekeringan dapat mempengaruhi produksi buah dan kualitasnya. Oleh karena itu, perlu sebuah pola perawatan yang tepat agar kita dapat menjaga serta menghasilkan tanaman tomat yang sesuai dengan harapan kita.
Kesempatan kali ini, kita akan ditemani oleh Mas Sugiono si petani tomat wilayah Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Beliau akan berbagi tips dan trik seputar perawatan budidaya tanaman tomat. Banyak ilmu yang bisa kita adopsi dari beliau, lengkapnya akan kami uraikan dibawah ini.
Pengolahan lahan
Terdapat beberapa pupuk dasar yang beliau gunakan diantaranya 300 karung pupuk kandang, 150 kg pupuk NPK Phonska, 60 kg pupuk Urea, 250 kg kapur pertanian Dolomite, dan 4 kg Furadan. Dosis yang tertera beliau gunakan untuk lahan seluas kisaran 2.500 m2 untuk total populasi tanaman 5.000 batang. Langkah awal beliau merombak lahannya terlebih dahulu dan membuat bedengan setengah jadi, kemudian beliau menaburkan beberapa pupuk dasaran tadi tepat dibagian tengah bedengan. Setelah itu beliau cangkul kembali dan dibentuk menjadi bedengan seutuhnya. Ada hal yang sedikit berbeda dalam penggunaan pupuk dasarnya. Disini Mas Sugiono memberikan insektisida berupa Furadan. Ternyata beliau berpendapat bahwa pengaplikasian insektisida Furadan disini untuk antisipasi serangan hama bawah tanah berupa ulat tanah seperti uret. Hama satu ini memang riskan sekali menyerang tanaman tomat, karena serangannya bisa kontak langsung dengan akar tanaman sehingga efek yang ditimbulkan bisa mengakibatkan kematian tanaman secara langsung. Repot sekali jika kita upaya untuk mengendalikan sebab hama satu ini sembunyi dibawah tanah. Sehingga langkah antisipasi beliau yaitu dengan mengaplikasikan insektisida Furadan yang dicampurkan dengan pupuk kimia sebagai pupuk dasaran.
Setelah penaburan pupuk dasar, beliau langsung menutupnya dengan plastik mulsa. Posisi plastik mulsa yang beliau aplikasikan dalam kondisi sudah berlubang. Tidak langsung atau selang sehari baru penanaman. Beliau melakukan pendiaman terlebih dahulu selama 2 minggu. Langkah ini beliau lakukan bertujuan agar pupuk dasar tadi bisa berhomogen dengan tanah. Selain itu, beliau juga menegaskan jika selang sehari atau langsung penanaman akan berakibat terhadap nyawa bibitnya. Beliau menyakini pupuk dasar yang diberikan masih bersifat panas dan bisa menimbulkan uap. Mulai dari penguapan inilah yang mengakibatkan akar pada tanaman kepanasan sehingga menjadikan akar tersebut gosong setelah itu mati. Step ini bermanfaat untuk mempercepat perpindahan suhu dibawah plastik mulsa yang keluar melalui lubang tanam.
Pemasangan ajir
Beda dari petani pada umumnya, Mas Sugiono justru memasang ajir atau lanjaran saat sebelum penanam. Jadi selama proses pendiaman bedengan, beliau sembari menancapkan ajir pada lubang tanam. Cara ini beliau yakini bahwa dengan penancapan ajir sebelum tanam tidak akan merusak atau memotong akar pada tanaman tomat. Beliau menyakini tanaman tomat yang mati ketika usia dini bisa jadi karena akarnya terpotong saat kita menancapkan ajir sehingga menimbulkan infeksi yang menjadikan pintu masuknya patogen penyakit.
Tentang tanaman & jarak tanam
Varietas tomat yang beliau pilih adalah Kendedes dengan jumlah populasi sekitar 5.000 tanaman. Jarak tanam antar lubang tanam beliau menggunakan jarak 50 cm x 40 cm. Jarak tanam yang beliau gunakan seperti jarak tanam dalam budidaya tanaman tomat pada umumnya.
Pengocoran
Mas Sugiono menambahkan nutrisi tambahan dengan via kocor. Bahan yang beliau gunakan diantaranya HNO, KNO dan NPK Mutiara dari Yaramila yang dicampur menjadi satu dan dilarutkan kedalam 16 liter air. Interval pengocorannya beliau rutin lakukan 1 minggu sekali sampai tanaman berumur 40 hari atau tanaman menginjak fase generatif. Ketika mulai fase generatif, pengocoran beliau hentikan.
Spray fase vegetatif
Penyemprotan masa pertumbuhan beliau lakukan dengan pupuk yang berfokus pada unsur kalsium. Unsur kalsium bisa bermanfaat untuk menjaga serta memperkuat jaringan tanaman. Dengan begitu, tanaman akan kuat antibodinya dan immune tanaman lebih tahan dari serangan penyakit. Dosis yang beliau gunakan sekitar 3 SDM/16 liter air dengan interval spray 3 hari sekali.
Toping dan rempel
Toping atau pangkas pucuk pada cabang utama beliau lakukan pada tanaman tomatnya. Cara ini berguna untuk menghentikan laju pertumbuhan tanaman sehingga nutrisi yang disalurkan akan berfokus pada pembuahan. Pengalaman beliau sebelumnya, Mas Sugiono pernah membiarkan tanamannya agar tumbuh menjulang tinggi. Secara mata memandang, mungkin kita beranggapan bahwa tanaman bisa menjulang tinggi, tetapi ternyata membawa efek pada pembuahan. Bentuk dan bobot buah kurang memenuhi persyaratan, buah kerdil dan tidak berbobot. Maka dari itu belajar dari sebuah pengalaman, beliau mulai melakukan sistem toping pada tanaman tomatnya.
Rempel atau pangkas tunas anakan juga beliau lakukan ketika tanaman dimasa pertumbuhan. Tujuan ini agar mempercepat laju pertumbuhan tanaman. Ketika masa pertumbuhan tentu kita akan berupaya agar tanaman cepat tumbuh. Ketika masa pembuahan atau fase generatif beliau juga kembali melakukan rempel habis daun tua bagian bawah. Menurut beliau, daun yang sudah tau akan kurang produktif sehingga beliau memilih cara untuk merempelnya. Dengan begitu, kebutuhan tanaman akan cahaya matahari juga akan terpenuhi dan sirkulasi udara lebih lancar. Langkah ini akan membantu tanaman dalam mencukupi nutrisinya pula.
Spray fase generatif
Pemaksimalan masa pembuahan tentu akan sangat membutuhkan unsur kalium. Pupuk fokus unsur kalium disini beliau menggunakan KALINET saat masa pembuahan. Fase awal pembuahan beliau menggunakan dosis 2 tutup botol/16 liter air. Dengan aplikasi pupuk KALINET beliau merasakan efek yang signifikan. Buah lebih mengkilap, berbobot, dan lebat. Setiap satu tandan pada tanaman, bisa menghasilkan 9 buah tomat. Beliau sendiri menargetkan satu tanaman bisa menghasilkan 4 kg dan hasil akhirnya ternyata sesuai dengan harapan beliau.
Aplikasi insektisida dan fungisida
Pengendalian hama beliau lebih berfokus pada gejala yang ditimbulkan. Jadi ketika gejala awal mulai terjadi baru beliau lakukan spray insektisida. Tidak ada patokan insektisida yang digunakan beliau. Jika tanaman mulai terserang hama ulat beliau menyarankan spray insektisida bahan aktif metomil, klopirifos, emamectin benzoat. Jika terkena gejala serangan kutu beliau menyarankan insektisida bahan aktif imidakloprid atau abamectin.
Untuk pengendalian jamur ketika fase generatif beliau cukup menggunakan Tandem bahan aktif Azoksistrobin + Difenokonazol dan Fungisida kontak bahan aktif Mankozeb Biru. Dosis pun disesuaikan dengan cuacanya, jika terlalu ekstrem cuacanyta beliau menggunakan dosis 4 SDM jika cuaca normal beliau menggunakan 3 SDM yang dilarutkan 16 liter air.
Ucap syukur dan merasa sangat puas yang dirasakan Mas Sugiono karena hasil panen yang memuaskan disamping harga pasarannya juga mendapati harga yang cukup tinggi, yakni Rp 12.000/kg. Berbicara soal hasilnya pasti akan menggiyurkan, menggugah selera kita untuk mencoba budidaya tanaman tomat. Akan tetapi point terpentingnya bukan hal itu, pasti ada faktor yang membuat tanaman tomat beliau bisa sebegitu istimewa hasilnya. Dibalik hasil istimewa pasti ada kiat perawatan yang tepat.
“Pesan saya Jangan mudah menyerah tetap berusaha, soal harga jual gampang karena kita juga tidak bisa mengendalikan pasar. Pokoknya tetap semangat, dari semangat nanti kita akan senang” Pesan Mas Sugiono
Demikian artikel ini kami buat, untuk lebih lengkapnya dapat ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
---|
KALINET |
Rekomendasi Produk : |
---|
KALINET |