Budidaya Tanaman Padi : Strategi Padi Tumbuh Pesat dengan Pemupukan Tepat
Angga Syarief / Sabtu,21 Oktober 2023
Rotasi penanaman adalah praktik pertanian yang melibatkan penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran pada satu lahan. Tujuan utama dari rotasi penanaman adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga kesehatan tanah. Dalam rotasi penanaman, petani secara sistematis mengganti jenis tanaman yang ditanam pada setiap musim tanam atau tahun. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi tanaman, siklus hidup hama dan penyakit, serta keberlanjutan ekosistem mikro dalam tanah. Salah satu manfaat utama dari rotasi penanaman adalah mengurangi serangan hama dan penyakit pada tanaman. Dengan mengganti jenis tanaman yang ditanam, siklus hidup hama dan patogen dapat terputus, sehingga mengurangi risiko serangan yang berkelanjutan.
Selain itu, rotasi penanaman juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Setiap jenis tanaman memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Dengan melakukan rotasi penanaman, tanah dapat mendapatkan nutrisi yang beragam dan tidak terkuras habis oleh satu jenis tanaman saja. Rotasi penanaman juga membantu membentuk ekosistem mikro yang stabil di dalam tanah. Siklus serapan dan input hara yang berbeda dari berbagai jenis tanaman dalam rotasi dapat menciptakan kondisi yang lebih seimbang dan stabil bagi mikroorganisme tanah. Hal ini dapat meningkatkan kesehatan tanah dan produktivitas pertanian secara keseluruhan.
Pola penerapan rotasi penanaman ini turut dilakukan oleh salah satu petani senior, Pak Sani namanya yang beralamat tinggal di Dusun Mbanar, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Tanaman utama yang biasa beliau tanam adalah tanaman cabai, tetapi dimusim tanam sekarang ini beliau melakukan rotasi penanaman. Mulai mengganti tanaman yang biasanya cabai menjadi padi dimulai saat memasuki musim hujan. Pak Sani sendiri sebenarnya menyadari bahwa belum mempunyai pengalaman dalam berbudidaya tanaman padi. Bermodal semangat, keingintahuan, serta tekad gigih beliau alhasil tanaman padi beliau mampu tumbuh dengan baik dan ciamik. Simak lengkapnya tentang pola perawatan tanaman padi beliau dibawah ini.
Tentang Varietas
Sebuah pemilihan varietas termasuk salah satu faktor penentu keberhasilan tanaman budidaya. Varietas padi yang beliau tanam sekarang adalah varietas padi Ciherang. Tanaman padi beliau sekarang sudah berumur 90 HST dan tinggal menghitung beberapa hari lagi untuk siap dipanen.
Sistem Pengairan
Bulan-bulan ini kerap sekali kita menjumpai kekeringan sebab bertepatan dengan musim kemarau yang cukup ekstrim. Tetapi untuk pengairan didaerah beliau masih cukup berjalan dengan baik tanpa kendala. Meski yang kita ketahui bahwa tanaman padi lebih cocok ditanam dimusim kemarau, tetapi ada pengecualian yaitu kebutuhan air yang tercukupi. Sebab padi membutuhkan air yang cukup selama masa pertumbuhan dan pembentukan bulir.
Proses Pemupukan
Peran pemupukan untuk tanaman padi adalah memberikan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Proses pemupukan yang dilakukan Pak Sani yaitu 2 kali pemupukan. Untuk luasan lahan sekitar 1.000 m2, di pemupukan pertama beliau menggunakan 25 kg pupuk Urea. Pada pemupukan kedua beliau menggunakan pupuk 5 kg Urea, 10 kg NPK Phonska, dan 10 kg KCL yang dicampurkan menjadi satu dengan jumlah dosis campuran 25 kg. Pemupukan pertama beliau lakukan diumur 15 HST, kemudian pemupukan kedua beliau lakukan ketika umur 30-45 HST.
Proses Penyepraian
Dalam mendukung kebutuhan nutrisi, Pak Sani menupayakan nutrisi tambahan via spray dengan pengaplikasian beberapa bahan, yaitu pupuk Ultradap, MORDENFOL, dan dicampur bersama insektisida bahan aktif imidakloprid. Dosis yang beliau aplikasikan, untuk pupuk Ultradap 3 SDM, MORDENFOL 1 tutup botol, dan insektisida bahan aktif imidacloprid 1 SDM yang dilarutkan kedalam 16 liter air. Pengaplikasian ketiga bahan ini dimulai saat fase awal pertumbuhan tanaman tepatnya diumur 20 HST dan baru spray satu kali. Perpaduan pupuk Ultradap dengan MORDENFOL akan berfokus genjot unsur hara phospat dan magnesiumnya. Sehingga memberikan efek yng cukup signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada bagian daun. Daun jadi lebih hijau segar dan tebal. Selain itu juga pertumbuhan tunas anakan jauh lebih berkembang pesat. Dengan begini, harapan Pak Sani berpengaruh terhadap produktivitas tanaman nantinya.
Ketika memasuki fase generatif, beliau mengganti fokus pupuknya. Fase pembuahan beliau lebih memfokusnya pupuk yang mengandung kalium dan silica. Untuk pupuk kaliumnya beliau menggunakan pupuk KALINET, sedangkan untuk silicanya beliau menggunakan ORINIT. Dosis pemakaian, untuk pupuk KALINET menggunakan 2 tutup botol dan ORINIT 1 tutup botol. Pengaplikasian pupuk ini beliau aplikasikan secara rolling / bergantian. Tidak cukup hanya dua pupuk itu saja, beliau juga turut mengaplikasikan fungisida bahan aktif Azoksistrobin dengan dosis 1 tutup botol. Dengan aplikasi dua pupuk ini, sepengamatan Pak Sani untuk bulir padi lebih berisi dan banyak. Dari segi daun pun jadi lebih tebal dan kokoh, sehingga tidak mudah roboh karena cekaman abiotic seperti angin.
Pak Sani sendiri menyadari, perpindahan pola perawatan dari yang sebelumnya lebih sering menanam tanaman cabai, dan akhir-akhir ini mencoba menanam tanaman padi, beliau sendiri merasakan perbedaan. Secara perawatan memang lebih harus diperhatikan tanaman cabai, sebab tanaman cabai memang membutuhkan perhatian ekstra. Tetapi tidak menyepelekan juga saat menanam tanaman padi. Tetap membutuhkan perhatian dan perawatan dalam menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang maksimal. Pak Sani sendiri menegaskan, dengan pola rotasi penanaman, selain membantu kesehatan tanah, juga menjadi media belajar ilmu baru.
“Semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru, jadi jangan bosan untuk selalu belajar meski hal baru sekalipun” pesan Pak Sani.
Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya akan kami tayangkan disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |