Budidaya Melon : Tahap Selektif Mengatasi Pertumbuhan Tanaman Kerdil
Angga Syarief / Sabtu,27 Juli 2024
Budidaya tanaman melon membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan yang ekstrim dan lahan yang endemik virus. Perawatan yang efektif menjadi kunci untuk memastikan tanaman melon dapat tumbuh dengan optimal, meskipun dalam kondisi yang kurang menguntungkan. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang cara-cara merawat tanaman melon agar terhindar dari pertumbuhan yang kerdil atau terhambat, sekaligus memberikan solusi praktis untuk mengatasi kendala yang sering dihadapi para petani melon di musim ekstrim. Mari kita pelajari lebih lanjut teknik budidaya melon yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen, bahkan di lahan yang penuh tantangan.
Profil Petani
Tanaman melon yang mengalami pengahambatan diawal pertumbuhan pastinya membuat para petani melon ketar-ketir. Begitu juga hal ini sudah dirasakan oleh Mas Agus, si petani melon dari Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal. Perasaan yang tidak tenang saat melihat tanaman melonnya diawal pertumbuhan terhambat, akhirnya dapat diatasi dengan mudah oleh beliau. Disini kita akan belajar bareng bersama beliau tentang cara mengatasi tanaman kerdil pada tanaman melon versi Mas Agus, simak selengkapnya dibawah ini.
Tentang Lahan
Bukan termasuk lahan baru, tepatnya tanaman melon yang saat ini beliau budidayakan berada dilaha bekas tanaman semangka. Terlihat dari jarak antar bedengan yang cukup lebar. Perlakuan yang pertama kali dilakukan oleh Mas Agus adalah pemberian pupuk kimia pada lubang tanamnya. Menggunakan pupuk TSP 50 kg dan Phonska 50 kg untuk memenuhi 3.000 lubang tanam.
Tentang Varietas
Varietas pilihan beliau musim ini adalah varietas melon Amanda Tavi. Memilih varietas tersebut karena sudah memiliki keunggulan tahan virus. Seperti sudah menjadi hal yang wajib bagi Mas Agus memilih varietas yang tahan virus, dikarenakan lahan beliau berada di zona merah serangan virus.
Perawatan Tanaman
Proses perawatan kali ini akan membahas spesifik pada cara pengocoran dan penyepraian nutrisi yang Mas Agus gunakan :
- Pertama kita akan membahas cara pengocoran beliau. Untuk kocoran pertama beliau diumur 7 HST menggunakan NPK Mutiara 16-16-16 dosis 4 kg dan asam humat POWERSOIL dosis 2 sdm. Pengocoran dua bahan ini dilakukan sebanyak 2 kali dan pengocoran kedua dilakukan diumur 14 HST. Berarti interval kocor yang beliau lakukan setiap 7 hari sekali.
Beliau berupaya kocor nutrisi yang fokus unsur N,P, dan K sejak awal agar menumbuhkan pertumbuhan tanaman yang seimbang. Kemudian mendampingi menggunakan asam humat denga tujuan agar dapat memaksimalkan penyerapan unsur hara pada pupuk kimia dan juga menjaga air didalam tanah agar tidak mudah menghilang.
- Tahap perawatan yang kedua beliau lakukan via spray. Nutrisi spray yang beliau berikan yaitu asam amino PREMINO dan kalium cair KALINET. Untuk aplikasi asam amino Premino dilakukan mulai umur 20 HST. Termasuk telat dalam pengaplikasian asam amino. Mas Agus menyadari karena tanaman melon beliau ada yang kerdil. Kekerdilan tanaman melon ditandakan dengan tanaman yang pendek dan daun berwarna kuning. Setelah aplikasi Premino dosis 30 ml / 16 liter air mulai tampak perubahan. Daun tanaman mulai menghijau dan tebal. Didukung juga dengan pertumbuhan tunas air dan perkembangan tanaman yang makin tumbuh menjulang.
Kemudian beliau juga aplikasi pupuk Kalinet dengan takaran dosis 2 tutup botol / 16 liter air. Mulai aplikasi ketika didapati pertumbuhan bakal bunga dan buah. Manfaat dari unsur kalium cair ketika diaplikasikan difase pembuahan adalah memaksimalkan pertumbuhan bunga dan buah, serta memudahkan tanaman menyerapnya karena pupuk yang berbentuk cair. Mas Agus menjelaskan apabila aplikasi kalium terlambat, bakal bunga dan buah akan menguning. Hal inilah yang membuat kerontokan bunga dan buah.
Pupuk Susulan
Menginjak umur 40 HST tepatnya saat muncul bakal bunga dan buah, beliau lakukan pemupukan susulan. Untuk pupuk yang beliau berikan via tabur menggunakan 15 kg NPK Grower, 15 kg pupuk DAP, dan 10 kg CPN Merah. Ketiga pupuk dicampur dan ditaburkan dilubang tanam. Kemudian beliau juga bantu juga penyiraman menggunakan irigasi tetes.
Jadi posisinya terdapat selang drip pada bagian tengah bedengan. Proses penyiraman ini beliau lakukan setiap 4 hari sekali. Sekali proses penyiraman bisa menyita waktu sekitar 5 jam. Hanya sekadar dilakukan penyiraman dibatas lembab.
Aplikasi Pestisida
Pengaplikasian pestisida berupa fungisida dan insektisida beliau lakukan secara rutin juga. Spray dilakukan setiap 4 hari sekali menggunakan fungisida AmistarTop dan Dithane serta insektisida Adoka dan Abacel. Cara pengaplikasiannya beliau campur menjadi satu dilarutkan kedalam 16 liter air. Terbukti dengan hasil pengendalian ini daun tanaman beliau bersih dari keriting dan bercak daun.
Sistem Pangkas
Pemangkasan beliau lakukan pada tunas air bagian bawah. Sehingga disini Mas Agus hanya fokus pada cabang utamanya. Proses pemangkasan tunas air dilakukan untuk fokus nutrisi yang tersalur langsung ke cabang utama. Tahap seleksi buah pun beliau lakukan per tanaman hanya satu. Mas Agus bermaksud menumbuhkan satu buah saja agar secara bobot maksimal dan kualitasnya terjamin. Meskipun sekarang ini masih dalam tahap pembentukan net, upaya terus Mas Agus lakukan demi menjaga kestabilan pertumbuhan dan menopang perkembangan buah kedepannya.
Demikian artikel ini kami sampaikan, kesimpulannya adalah cara mengatasi tanaman kerdil perlu selektif dalam aplikasi nutrisi. Pendukung nutrisi via kocor dan spray membuahkan hasil yang mulai terlihat perlahan. Istilahnya pelan tapi pasti, begitulah yang dirasakan Mas Agus. Selengkapnya bisa ditonton disini.
Cari
KATEGORI : |
---|
Pengetahuan |
Kiat Pertanian |
Solusi Masalah |
Berita Inspirasi |