Belajar Budidaya Cabai dari Seorang Master Cabai
Angga Syarief / Rabu,13 Juli 2022
Hortikultura adalah salah satu tanaman yang dibutuhkan sebagai bahan pangan. Komoditas hortikultura yang paling dibutuhkan konsumen di Indonesia salah satunya adalah cabai merah. Mengingat jumlah kebutuhan naik tentunya jumlah produksi pun juga harus ditingkatkan.
Artikel kali ini akan membahas tentang kiat sukses budidaya tanaman cabai dengan modal yang bisa dikatakan minim/kecil tetapi produksinya super. Wawancara kita lakukan langsung dengan salah satu seorang petani yang sudah dipandang sebagai suhu atau guru dalam penanaman cabai. Beliau bernama Pak Syarifudin yang tinggal di desa Kundisari, kecamatan Kedu, kabupaten Temanggung. Perpaduan pengalaman serta ilmu pengetahuan beliau sudah tidak diragukan lagi. Beliau tak segan-segan melakukan uji coba guna perbandingan dari musim tanam ke musim tanam selanjutnya. Tak heran, beliau sudah dikenal dikalangan petani dan mendapat gelar professor cabai.
Kondisi Lahan
Persiapan lahan dilakukan pembuatan bedengan dengan lebar bawah 160 cm, tingginya relatif pada umumnya. Pupuk kandang beliau jadikan untuk pupuk dasar, tujuannya untuk meminimalisir biaya. Tetapi tidak menutup kemungkinan, beliau tetap menggunakan pupuk lain seperti Phonska Plus dan SP-36. Dosis pupuk yang beliau gunakan untuk pupuk kandang 10 zak, Phonska Plus 25 kg, dan Phospat (SP-36) 50 kg cukup satu kali pemberian. “Kenapa hanya dengan 3 jenis pupuk sebagai dasaran dan dosisnya segitu?”. Beliau menyakini bahwa apabila memberikan pupuk dasaran secara berlebihan akan berdampak buruk bagi tanaman mengingat cuaca intensitas hujan yang tinggi. Intensitas hujan yang tinggi bisa beresiko tinggi apabila kita terlalu banyak penggunaan pupuk dasar, karena awal sumber penyakit yang beliau yakini berasal dari sistem perakaran. Penyebaran penyakit akan cepat dengan media air, apabila kita menggunakan pupuk dasar yang banyak mengandung unsur nitrogen (N). Perlu kita ingat, kandungan nitrogen merupakan sumber makanan dari jamur pathogen. Inilah yang membuat beliau hanya menggunakan jenis pupuk kandang, Phonska Plus, dan Phospat (SP-36) dengan dosis kecil.
Terlepas dari tata cara pemberian pupuk dasar, beliau melakukan pengkocoran sebelum tanam. POWERSOIL, Tricoderma, dan Silica Carbon menjadi kandungan yang beliau gunakan. Mengingat pupuk dasar yang beliau gunakan hanya dengan dosis kecil, pemberian POWERSOIL, Tricoderma, dan Silica Carbon selalu beliau tekankan. Dosis untuk POWERSOIL 3 sendok makan, Tricoderma 3 sendok makan, dan Silica Carbon 4 sendok makan untuk kapasitas 20 liter air. Cara pengolahan lahan yang beliau terapkan, tanah bisa digunakan untuk bercocok tanam kurang lebih 3 kali. Dengan catatan, saat tanam musim pertama dan musim kedua lubang tanamnya berbeda atau pindah ke lubang sebelahnya. Begitu juga musim tanam ketiga, kembali lagi ke lubang tanam saat musim tanam pertama. Terlihat simpel tetapi ini ilmu yang sangat bermanfaat. Bisa kita simpulkan, bahwa kunci awal budidaya cabai yang terpenting adalah memperhatikan pondasi.
Perawatan Fase Vegetatif sampai Fase Generatif
Varietas cabai yang beliau gunakan adalah ORI 212 dari AURA SEED. Populasi tanaman 1250 batang dengan tingkat kematian tidak lebih dari 1%. Sudah petik sebanyak 6 kali dalam rentang waktu 130 hari. Petikan ke 4 beliau mendapati dengan bobot 93 kg, petikan ke 5 bobot 85 kg, dan petikan ke 6 dengan bobot 85 kg. Dibalik hasil petikan dengan bobot yang super tentunya tidak terlepas dari perawatan yang beliau lakukan secara rutin dan tepat. Mengingat penggunaan nitrogen yang beliau gunakan hanya sedikit, tanaman sudah diberikan nutrisi sejak dini. Pemberian nutrisi beliau terapkan dengan interval 5 hari sekali setelah tanam sebanyak 3 kali pengkocoran. Aplikasi pemberian nutrisi sejak ini beliau menggunakan MORDEN FOL serta asam mmino. Dimana MORDEN FOL berfungsi meningkatkan energi metabolisme yang sangat dibutuhkan tanaman saat cuaca ekstrim. Aturan dosis untuk MORDEN FOL 100 ml/20 liter sedangkan asam amino 50 ml/20 liter. Konsentrasi Phospat murni yang terdapat pada MORDEN FOL serta asam amino dimana kedua bahan itu berbentuk cair, akan mempercepat rangsang pertumbuhan pada tanaman. Tanaman akan cepat menyerap nutrisi cair beda halnya dengan bentuk granul karena akan membutuhkan waktu yang cukup lama daya serapnya. Menginjak usia 20 hari tanaman diberi pupuk susulan oleh beliau, untuk pupuk yang digunakan adalah NPK Plus TE 16-16-16. Kandungan hara makro dan mikro yang lengkap dan seimbang menjamin keseragaman hara supaya pertumbuhan tanaman maksimal. Dosisnya sendiri beliau hanya cukup 1 sendok makan/lubang tanam. Antisipasi pun sudah beliau siapkan apabila kelebihan nitrogen setelah memberikan pupuk susulan, dengan pengkocoran fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% dosis 2 sendok makan dan Piraklostrobin 5% + Metiram 55% dosis 2 sendok makan setiap 16 liter air. Pengkocoran fungisida diterapkan 1 hari setelah pemberian pupuk susulan.
Metode spray (penyemprotan) sudah beliau lakukan saat usia tanaman 15 hari dengan interval 4 hari sekali. Insektisida berbahan Abamectin dan asam amino masih menjadi keunggulan beliau untuk mencukupi nutrisi dan antisipasi serangan virus pada tanaman. Spray dua bahan ini beliau pakai sampai usia tanaman menyentuh 45 hari. Tanaman usia 45 hari bisa dikatakan fase generatif atau biasa kita kenal fase berbunga menjadi berbuah. Saat fase generatif beliau sudah mengganti dua bahan tadi dengan KALINET, CAL-HA, dan Insektisida. Dosis untuk KALINET 100 ml, CAL-HA 2 sendok makan, dan Insektisida 20 ml setiap 16 liter, interval spray 4 hari sekali. Spray berikutnya beliau melakukan rolling atau pergantian bahan dari CAL-HA menjadi unsur mikro menggunakan VITARON SL. Penggunaan VITARON SL ini sendiri bertujuan untuk meregenerasi sel-sel dalam tanaman dan pengoptimal pembentukan hormon tumbuh alami. Yang menjadi uniknya perawatan beliau ini adalah untuk spray fungisida justru tidak beliau lakukan. Sengaja beliau lakukan uji coba tanpa spray fungisida sampai buah sudah berwarna merah alhasil penyakit antraknosa atau pathek nihil bisa dibilang tidak ada. Dengan nutrisi yang terpenuhi sejak dini, beliau sudah membuktikan bisa menekan antraknosa/pathek tanpa spray fungisida. Ini benar-benar sudah beliau buktikan bukan hanya sekedar teori.
“Pakailah ilmu untuk menanam cabai bukan cuma pakai biaya” berikut secuil pesan dari Pak Syarifudin sang suhu tanaman cabai. Demikian kiat sukses budidaya tanaman cabai versi Pak Syarifudin. Proses yang tepat, keuletan, semangat, serta didasari ilmu itulah yang menjadi kuncinya. Video lengkapnya dapat disaksikan disini.
Cari
KATEGORI : |
|---|
| Pengetahuan |
| Kiat Pertanian |
| Solusi Masalah |
| Berita Inspirasi |