Artikel

Bukan Sekadar Semprot: Cara Bijak Atasi Keriting Daun Cabai

Bukan Sekadar Semprot: Cara Bijak Atasi Keriting Daun Cabai


Karlina Indah / Rabu,20 Agustus 2025

Musim kemarau sudah mulai dirasakan di berbagai daerah. Suhu udara yang semakin tinggi, kelembapan yang menurun, serta berkurangnya intensitas hujan menjadi ciri khas dari musim ini. Bagi sebagian orang, kemarau identik dengan udara panas dan persediaan air yang terbatas. Namun, bagi petani, musim kemarau membawa tantangan yang jauh lebih kompleks. Tanaman budidaya khususnya cabai menjadi lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Salah satu masalah yang paling sering dikeluhkan petani adalah munculnya serangan kutu penghisap daun baik thrips, tungau ataupun apids yang menyebabkan gejala keriting daun pada tanaman. Keriting daun bukan sekadar persoalan estetika atau tampilan daun yang rusak. Kondisi ini dapat menghambat proses fotosintesis, mengurangi vigor tanaman, dan pada akhirnya menurunkan produktivitas secara signifikan. Berikut contoh tanaman cabai terserang keriting daun:

Tak jarang, petani yang mendapati tanamannya mengalami serangan langsung merasa panik dan terburu-buru mengambil tindakan pengendalian. Sayangnya, langkah yang diambil seringkali tidak tepat. Alih-alih menyelesaikan masalah, pengendalian yang keliru justru bisa memperburuk keadaan, merusak tanaman, bahkan memicu resiko resistensi hama. Pertanian sejatinya adalah dunia yang dinamis. Kondisi lingkungan yang berubah, siklus musim yang berganti, hingga pola serangan hama yang tidak menentu, membuat petani dituntut selalu adaptif dalam merespons setiap tantangan. Di musim kemarau, memahami bagaimana cara menghadapi keriting daun menjadi kunci penting agar tanaman tetap sehat dan produktif. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan petani dalam menghadapi serangan kutu penghisap daun penyebab keriting, sekaligus berbagi strategi pengendalian yang lebih tepat, bijak, dan ramah terhadap tanaman:

1. Analisis penyebabnya. Keriting daun tidak selalu memiliki penyebab yang sama, sehingga penting untuk mengenali terlebih dahulu hama apa yang menyerang. Dua penyebab utama keriting pada cabai adalah thrips dan tungau. Meskipun sama-sama termasuk hama penghisap cairan daun, keduanya membutuhkan pendekatan pengendalian yang berbeda. Jika setelah pengamatan ditemukan adanya thrips, maka pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida yang sesuai. Sebaliknya, apabila keriting disebabkan oleh tungau, maka yang tepat adalah penggunaan akarisida. Dalam beberapa kasus, serangan bisa berasal dari keduanya sekaligus, sehingga strategi pengendalian harus disesuaikan agar lebih efektif. Dengan melakukan analisis sejak awal, petani bisa mencegah penggunaan pestisida yang salah sasaran, sehingga tanaman tetap sehat, produktif, dan tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.

2. Memulai dari insektisida yang sifatnya ringan, bukan langsung memakai yang keras. Jika sejak awal menggunakan bahan aktif dengan tingkat toksisitas tinggi seperti diafentiuron, risiko munculnya resistensi hama semakin besar. Akibatnya, ketika serangan hama benar-benar parah, pestisida tersebut sudah tidak lagi efektif. Pada tahap awal, petani bisa menggunakan insektisida berbahan aktif imidacloprid, kemudian dilakukan rolling atau rotasi dengan bahan aktif lain seperti piridaben atau abamektin. Langkah ini membantu menjaga efektivitas pengendalian sekaligus mencegah hama menjadi kebal. Selain itu, sangat penting untuk memperhatikan dosis penggunaan. Mulailah dari dosis rendah sesuai anjuran, jangan langsung menggunakan dosis tinggi yang justru bisa merusak tanaman.Hal lain yang tak kalah penting adalah menghindari pencampuran pestisida sembarangan. Contohnya, hindari mencampur insektisida formulasi EC dengan EC, karena berpotensi menimbulkan masalah pada larutan maupun tanaman. Berikut panduan lengkap mencampur pestisida:

3. Hindari mengkombinasikan berbagai jenis pestisida sekaligus dalam satu aplikasi. Niatnya tentu baik, yaitu agar pekerjaan lebih praktis dan hasil lebih cepat terlihat. Namun, langkah seperti ini justru seringkali kurang tepat. Setiap bahan pestisida memiliki karakteristik, cara kerja, dan kompatibilitas yang berbeda. Jika asal dicampur, ada risiko bahan aktif saling menetralkan, bahkan bisa menimbulkan efek fitotoksik yang merugikan tanaman. Untuk itu, sebaiknya fokuskan pengendalian sesuai kebutuhan utama. Misalnya, jika tujuan utama penyemprotan adalah mengatasi hama, gunakan insektisida atau akarisida saja. Sedangkan aplikasi nutrisi atau pupuk daun dapat dilakukan di lain hari dengan jadwal terpisah. Cara ini memang membutuhkan sedikit lebih banyak waktu, tetapi jauh lebih aman untuk tanaman dan juga lebih efektif dalam jangka panjang. Ingat, yang terpenting bukan sekadar cepat, melainkan tepat guna dan tepat sasaran.

4. Kondisi tanah. Pengendalian akan lebih efektif jika dilakukan saat tanah dalam keadaan lembap. Kelembapan tanah membantu tanaman berada dalam kondisi lebih segar, sehingga daya serap terhadap nutrisi maupun efektivitas perlindungan dari pestisida menjadi lebih optimal. Jadi, jangan hanya fokus pada penyemprotan bagian atas. Perhatikan kelembapan tanah dan lengkapi dengan pengocoran agar pengendalian keriting daun lebih maksimal.

5. Pemulihan pasca serangan. Perlu diingat, pengendalian keriting daun tidak berhenti hanya pada pemberantasan hama. Insektisida memang berfungsi mematikan penyebabnya, tetapi tidak serta-merta membuat daun yang sudah keriting kembali normal. Untuk itu, diperlukan langkah pemulihan pasca serangan agar tanaman bisa kembali tumbuh optimal. Proses penyembuhan ini dapat dilakukan dengan memberikan nutrisi tambahan. Unsur mikro seperti Zn, B, dan Mn berperan penting dalam membantu regenerasi sel tanaman yang rusak akibat serangan hama. Selain itu, pemberian asam amino juga sangat dianjurkan karena berfungsi memacu pertumbuhan, meningkatkan metabolisme, serta memperbaiki jaringan tanaman yang sebelumnya terganggu.Dengan kombinasi antara pengendalian hama dan pemulihan nutrisi, tanaman cabai tidak hanya terbebas dari keriting, tetapi juga mampu kembali berproduksi secara maksimal. Seimbang antara proteksi dan pemulihan adalah kunci.

Musim kemarau memang selalu menghadirkan tantangan tersendiri bagi petani, salah satunya serangan keriting daun pada tanaman cabai. Kunci utamanya adalah tidak terburu-buru, melainkan memahami kondisi tanaman secara menyeluruh agar setiap tindakan yang dilakukan benar-benar tepat sasaran. Keriting daun bukan hanya persoalan hama, tetapi juga keseimbangan antara pengendalian dan perawatan. Insektisida akan membantu menekan populasi hama, sementara nutrisi berperan penting memulihkan kembali tanaman agar bisa tumbuh sehat. Dengan begitu, cabai tetap mampu berproduksi optimal meski dihadapkan pada kerasnya musim kemarau. Semoga panduan ini dapat menjadi bekal berharga bagi Sobat Mitra Bertani dalam menjaga tanamannya tetap sehat, produktif, dan berumur panjang.


Rekomendasi Produk :
PREMINO