Artikel

Budidaya Kentang : Tumbuh Sehat Anti Roboh, Batang dan Daun Tebal

Budidaya Kentang : Tumbuh Sehat Anti Roboh, Batang dan Daun Tebal


Angga Syarief / Sabtu,06 Juli 2024

Kentang (Solanum tuberosum) adalah salah satu tanaman pangan utama dunia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan global. Dikenal sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi yang kaya akan vitamin dan mineral, kentang memiliki berbagai manfaat gizi yang mendukung kesehatan manusia.Secara ilmiah, tanaman kentang termasuk dalam famili Solanaceae dan merupakan tanaman tahunan yang umumnya dibudidayakan sebagai tanaman semusim. 
Tanaman ini membutuhkan kondisi lingkungan yang spesifik, termasuk suhu yang sejuk dan tanah yang gembur dengan drainase baik. Fase pertumbuhan kentang meliputi pembentukan umbi yang dimulai dari tahap pembibitan hingga panen. Nah dalam artikel ini kita akan belajar tentang budidaya tanaman kentang bersama petaninya langsung. Mari kita kupas satu persatu.
Profil Petani
Duduk berdua dengan Bapak Tarsono ditengah-tengah hamparan tanaman kentang. Suasana sejuk nan tenang, membuat kami mengobrol bersama beliau terasa asik. Sudah selama 15 tahun beliau habiskan waktunya bertani kentang. Jadi tidak diragukan lagi, pengalaman dan ilmu yang beliau sampaikan pada artikel ini.
Tentang Varietas & Jarak Tanam
Varietas kentang yang beliau tanam dimusim kali ini adalah varietas kentang atlantik. Ditanam dilahan dengan ketinggian 1.700 mdpl, termasuk kedalam dataran tinggi. Tepatnya diKecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Ditanam dibedengan pola dua lajur yang menggunakan jarak tanam 35 cm x 35 cm.
Pupuk Dasar
Musim-musim biasanya beliau menggunakan pupuk NPK sebagai pupuk dasar. Tetapi dimusim ini, beliau mencoba mengganti pupuk NPK tersebut dengan pupuk kandang saja. Jadi meski pupuk kandang juga biasa diberikan, cuman apabila tidak menggunakan pupuk NPK beliau naikkan dosis pupuk kandangnya.
Ketika pupuk kandang sudah ditabur dan diaduk merata dengan tanah, lalu beliau merapikan bedengan. Disaat bedengan sudah rapi dan berbentuk sempurna, kemudian beliau siram menggunakan asam humat POWERSOIL pada permukaan bedengan. Langkah terakhir seusai penyiraman yaitu penutupan plastik mulsa.
Menurut Pak Tarsono, aplikasi asam humat diawal ini sangat membantu pertumbuhan tanaman bahkan terlihat sampai umur 40 HST. Pak Tarsono sendiri membandingan, dimusim sebelumnya yang tidak menggunakan asam humat, banyak tanaman yang mengalami kematian dini karena layu. Sehingga efek aplikasi asam humat disini begitu signikan yang dirasakan Pak Tarsono.

Spray Tanaman
Spray awal pertumbuhan tanaman beliau fokus aplikasi nutrisi MORDENFOL dan fungisida serta insektisida yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga untuk aplikasi fungisida dan insektisida tidak rutin, alias aplikasinya fleksibel. Aplikasi mordenfol dilakukan beliau sampai umur 35 HST dengan takaran dosis 1 liter mordenfol dilarutkan kedalam 400 liter air.
Ketika fase pembentukan umbi alias fase generatif, beliau ganti pupuk spraynya menggunakan ORINIT kalium silica. Spray sebanyak 2 kali tepat diumur 43 dan 48 HST sudah memberikan perbedaan yang cukup signifikan. Pembuktian ini dibuktikan sendiri oleh Pak Tarsono. Jadi ada dua tanaman yang beliau rawat dengan beda perlakuan.
Sebelah kanan kami duduk berdua menggunakan orinit dan sebelah kiri kami tanpa menggunakan orinit. Pak Tarsono sudah mengamati, sampai diumur generatif ini untuk tanaman sebelah kiri banyak kematian tanaman. Sedangkan tanaman sebelah kanan kami, hanya hitungan jari saja yang mengalami kematian.
Bukan berarti tidak ada kematian, tetapi perbandingan prosentasenya inilah yang menunjukan kalua tanaman yang aplikasi orinit jauh lebih unggul daripada yang tidak diaplikasikan sama sekali. Menurut beliau dengan aplikasi orinit tanaman jauh lebih kokoh, batang keras, dan daun tidak mudah rontok.
Tetapi untuk tanaman yang tidak mengaplikasikan orinit, batangnya cenderung lunak. Sehingga ketika terkena angin maupun intensitas hujan yang tinggi akan mudah roboh. Begitulah perbedaan yang dirasakan Pak Tarsono. Terkesan simpel tetapi membawa dampak yang cukup signifikan.
Pupuk Susulan
Pupuk kimia mulai beliau aplikasikan disaat tanaman sudah berumur 40 hari lebih. Aplikasikanya pun baru beliau lakukan satu kali. Dan dosis aplikasinya pun beliau takar dosis rendah. Tidak berani terlalu menggebu-gebu dalam aplikasi pupuk kimia, dikarenakan saat ini sudah mulai hujan.
Apabila beliau terlalu memaksakan aplikasi pupuk susulan berupa pupuk kimia, terutama pupuk yang banyak mengandung unsur nitrogen, akan berbahaya untuk tanaman. Pasalnya, unsur nitrogen bisa menjadi sumber makanan bagi patogen penyakit. Selain itu unsur nitrogen juga bersifat masam, sehingga kalua terlalu sering aplikasi nitrogen bisa berdampak pada tingkat masam tanah.


Hal yang menarik lagi pada lahan Pak Tarsono ini adalah cara pemasangan plastik mulsanya. Jadi petani daerah beliau termasuk beliau sendiri, proses pemasangan plastik mulsanya untuk warna hitam ada bagian atas. Sedangkan warna peraknya bagian bawah, sehingga cara pemasangannya terbalik dari car akita yang biasanya.
Pertimbangan plastik mulsa ini dibalik adalah daya tahan plastik. Kalau warna hitam yang atas, menurut beliau jauh lebih tahan lama. Bahkan bisa dipakai 2-3 musim lagi. Beliau sendiri pernah mencoba untuk plastik mulsa yang warna perak diatas, plastik cepat rusak. Maka dari itu, untuk menjaga ketahanan plastik mulsanya warna hitam atas dan warna perak dibawah.
Menurut kami wajar saja, karena dataran beliau tinggi. Sehingga suhu cenderung sejuk dan berlembab. Beda halnya dengan dataran menengah kebawah. Perlu digaris bawahi, bahwa cara ini tidak bisa terapkan asal-asalan. Karena kalau cara ini coba kita praktekkan didataran menengah kebawah, yang cenderung panas / hangat, akan berbahaya bagi tanaman. Akan menyebabkan tanaman kering sehingga berujung kematian.
Begitulah kiat-kiat yang dilakukan oleh Pak Tarsono, semoga bisa menginspirasi sahabat petani semua. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.


 


Rekomendasi Produk :
POWERSOIL
MORDENFOL
ORINIT