Budidaya Cabai : Pola Pemupukan yang Tepat untuk Menghadapi Musim Kemarau
Karlina Indah / Rabu,16 April 2025
Pupuk adalah salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman cabai. Pada PP No. 8 tahun 2001 Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa definisi pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain, Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan petani ke dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam bertumbuh dan berproduksi. Sedangkan kegiatan penambahan pupuk ke dalam tanah disebut dengan pemupukan. Pemupukan memiliki banyak tujuan, seperti: Melengkapi penyediaan unsur hara secara alami yang ada dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman; Menggantikan unsur hara yang hilang karena terbawa hasil panen, pencucian dan sebagainya; Serta memperbaiki kondisi tanah yang kurang baik atau mempertahankan kondisi tanah yang sudah baik untuk pertumbuhan tanaman. Dalam rangka memaksimalkan pupuk yang diberikan, pemupukan di musim seperti ini harus memperhatikan beberapa hal, mulai dari cara hingga jenis pupuk yang digunakan. Penjelasan lengkap pemupukan di musim kemarau dapat di baca di bawah ini.
Cara pemupukan
Cara pemberian pupuk yang salah akan membuat pupuk terbuang sia-sia ataupun tercuci oleh air dan ter dinitrifikasi sehingga tidak dapat diserap atau ditangkap langsung oleh tanaman. Penentuan cara aplikasi pupuk dilakukan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya jenis pupuk, topografi lahan, kondisi drainase tanah dan musim. Terdapat dua cara yang umumnya diterapkan di budidaya cabai, yaitu sistem tugal atau Sideband (di samping tanaman) dengan cara meletakan pupuk di salah satu sisi atau kedua sisi tanaman. Cara kedua yang sering dilakukan yaitu Fertigation atau pemberian pupuk bersamaan dengan kegiatan irigasi, yang sering dipilih petani yaitu dengan kocor ke tanaman. Aplikasi pupuk dengan cara kocor lebih direkomendasikan di musim kemarau ini. Kenapa demikian? Karena dengan dilarutkan terlebih dahulu unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan mikro-nutrien lainnya bisa tersedia dalam bentuk ion yang mudah diserap akar. Alasan yang kedua yaitu pupuk bisa tersebar lebih merata di medi tanam. Selain itu, pupuk yang larut dalam air bisa langsung masuk ke zona perakaran, sehingga efektivitasnya tinggi dan cepat terlihat hasilnya. Apabila sudah terlanjur di tabur atau tugal, langkah apa yang harus di lakukan? Apabila Sobat Mitra Bertani sudah terlanjur memberikan pupuk dalam bentuk granul, langkah yang bisa di lakukan yaitu melakukan pengairan baik dengan cara kocor, irigasi teteas ataupun yang lainnya. Pemberian pupuk dengan cara kocor ini langsung di lubang tanam apabila tanaman dalam fase vegetative, dan kocor di lubang susulan apabila tanaman berada di fase generative. Perbedaan tempat ini bukan tanpa alasan, pada fase generative pemupukan sengaja di lubang susulan karena kemungkinan besar akar sudah menyebar, sehingga kocor di lubang susulan lebih efektif karena langsung terkena akar.
Interval pemupukan.
Pemberian pupuk yang baik dan benar sebaiknya disesuaikan waktu terbaik kapan tanaman itu butuh asupan lebih unsur hara atau waktu yang tepat. Hal ini dimaksudkan supaya tanaman itu dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Oleh karena itu diperlukan penentuan interval pemupukan agar tanaman mendapat nutrisi secara konsisten sesuai kebutuhannya. Interval pemupukan adalah jarak waktu antar pemberian pupuk yang dilakukan secara berkala. Interval pemberian pupuk dengan cara kocor di musim kemarau ini sebisa mungkin jaraknya lebih di rapatkan, selain supaya tanah selalu dalam kondisi lembab juga untuk meminimalkan tanaman kekurangan nutrisi akibat penguapan berlebih di musim kemarau. Jadi intinya, dosis bisa di kurangi tapi aplikasi lebih sering. Misal tanaman membutuhkan pupuk 2 kg untuk 2000 tanaman untuk satu kali aplikasi. Di musim kemarau, pupuk 2 kg untuk 2000 tanaman ini bisa diberikan sebanyak dua kali, seperti aplikasi pertama 1 kg untuk 2000 tanaman lalu tiga hari selanjutnya aplikasi lagi 1 kg untuk 2000 tanaman.
Jenis Pupuk
Proses pemupukan seharusnya tepat dalam menentukan jenis pupuk apa yang sesuai dengan kebutuhan tanamannya karena setiap jenis pupuk mempunyai kandungan unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan, dan kecepatan bekerja yang berbeda-beda. Misalnya unsur urea jika tanaman kekurangan unsur N, atau SP 36 apabila tanaman kekurangan unsur P. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai jenis pupuk yang harus di gunakan baik di musim kemarau maupun musim penghujan. Pada musim kemarau, tanaman biasanya mengalami stres air dan tanah cenderung lebih kering, sehingga pemilihan jenis pupuk harus disesuaikan agar efisien dan tidak memperparah kondisi tanah. Musim kemarau seperti ini penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen bisa di katakan lebih berani dibanding di musim penghujan, karena di musim kemarau tanaman tidak mendapat tambahan unsur Nitrogen selain dari pupuk yang kita berikan. Hal ini berbeda dengan musim hujan, yang mana tanaman mendapat tambahan unsur Nitrogen dari air hujan. Selain itu, di musim kemarau seperti ini pemilihan jenis pupuk biasanya memperhatikan salt index dari pupuk supaya tidak terjadi plasmolysis akar atau pengambilan air oleh pupuk dari akar tanaman. Contoh pupuk yang memiliki salt index rendah sehingga sangat cocok di gunakan untuk musim kemarau seperti TSP, MAP, dan DAP.
Selain penjelasan di atas, dalam rangka menghadapi musim kemarau seperti ini Sobat Mitra Bertani juga harus mengimbangi penambahan nutrisi melalui penyemprotan ke daun. jangan lupa juga perbanyak menggunakan unsur Silika, karena unsur silika ini mampu melindungi tanaman dari paparan sinar UV. Demikian artikel ini di buat, selamat mencoba.
Cari
KATEGORI : |
|---|
| Pengetahuan |
| Kiat Pertanian |
| Solusi Masalah |
| Berita Inspirasi |
Rekomendasi Produk : |
|---|
| KOVER WP |
Rekomendasi Produk : |
|---|
| KOVER WP |