A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Undefined variable $description

Filename: layouts/head.php

Line Number: 37

Backtrace:

File: /home/u7695421/public_html/application/views/layouts/head.php
Line: 37
Function: _error_handler

File: /home/u7695421/public_html/application/controllers/Artikel.php
Line: 121
Function: view

File: /home/u7695421/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

" />

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Undefined variable $description

Filename: layouts/head.php

Line Number: 38

Backtrace:

File: /home/u7695421/public_html/application/views/layouts/head.php
Line: 38
Function: _error_handler

File: /home/u7695421/public_html/application/controllers/Artikel.php
Line: 121
Function: view

File: /home/u7695421/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

" />

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Undefined variable $image

Filename: layouts/head.php

Line Number: 41

Backtrace:

File: /home/u7695421/public_html/application/views/layouts/head.php
Line: 41
Function: _error_handler

File: /home/u7695421/public_html/application/controllers/Artikel.php
Line: 121
Function: view

File: /home/u7695421/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

" />

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Undefined variable $image

Filename: layouts/head.php

Line Number: 42

Backtrace:

File: /home/u7695421/public_html/application/views/layouts/head.php
Line: 42
Function: _error_handler

File: /home/u7695421/public_html/application/controllers/Artikel.php
Line: 121
Function: view

File: /home/u7695421/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once

" /> Budidaya Cabai : Seni Budidaya Cabai di Tanah Berpasir tanpa Plastik Mulsa

Budidaya Cabai : Seni Budidaya Cabai di Tanah Berpasir tanpa Plastik Mulsa


Angga Syarief / Rabu,13 Desember 2023

Tanah berpasir memiliki karakteristik yang berbeda dengan tanah lainnya, seperti kemampuan drainasenya, kandungan air yang rendah, serta kandungan hara yang kurang. Meskipun demikian, tanah berpasir juga memiliki kelebihan yang dapat dimanfaatkan dalam budidaya cabai. Kemampuan drainase yang baik memungkinkan air dan nutrisi lebih mudah meresap ke dalam tanah, sehingga akar tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, kandungan air yang rendah juga mengurangi risiko penyakit akar dan pembusukan akar pada tanaman cabai. Namun, perlu diingat bahwa tanah berpasir cenderung kurang subur dan memiliki kandungan hara yang kurang. Pada umumnya, dalam budidaya tanaman cabai, penggunaan plastik mulsa sering digunakan untuk mempertahankan kelembaban tanah, menghambat pertumbuhan gulma, dan mengurangi kehilangan nutrisi. Namun, jika ingin melakukan budidaya tanaman cabai di tanah berpasir tanpa menggunakan plastik mulsa, ada beberapa hal yang dapat dilakukan.

Cukup menjadi perhatian yang serius ketika kita mencoba budidaya tanaman cabai dilahan berpasir agar mendapatkan hasil yang optimal. Artikel kali ini, kita akan belajar bersama salah seorang petani yang berhasil budidaya tanaman cabai di lahan berpasir. Sapa saja beliau dengan nama Mas Bayu Sujaka, berasal dari Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Bergabung kedalam Kelompok Tani Raharjo, sehingga tak heran jika keseharian beliau bergelut di dunia pertanian. Lahan yang sekarang ini beliau manfaatkan untuk budidaya tanaman cabai, hanya berjarak ± 20 meter dari pantai. Simak selengkapnya dibawah ini.

Tentang Varietas

Varietas cabai yang beliau tanam adalah jenis cabai merah besar dengan nama varietas Imperial Ijo F1. Alasan beliau memilih menanam varietas ini dibandingkan varietas CMK adalah tonase yang dihasilkan lebih tinggi. Perkiraan akan mendekati musim hujan, antisipasi yang beliau lakukan dengan memilih varietas ini adalah dapat dipanen ketika buah cabai berwarna hijau, sebab harga pasaran untuk jenis varietas seperti Imperial Ijo ini bisa dijual dengan kondisi buah berwarna hijau maupun merah.

Tentang Lahan

Sempat kita singgung diawal tadi, bahwa pola budidaya cabai Mas Bayu ini berbeda dengan petani pada umumnya. Tanpa menggunakan plastik mulsa, sebab menurut beliau ketika musim kemarau panjang dan akan mendekati musim hujan, lebih baiknya tanpa menggunakan plastik mulsa. Mengingat kembali tipikal tanah berpasir memiliki kandungan air yang rendah, apabila memaksa menggunakan plastik mulsa, suhu didalam tanah akan susah dikontrol dan nantinya membuat dehidrasi bagi tanaman. Bagaimana pun, air juga berperan penting bagi tanaman meskipun tidak dalam jumlah yang banyak. Maka dari itu, pertimbangan beliau tanpa menggunakan plastik mulsa untuk menjaga ketersediaan air didalam tanah yang tidak mudah hilang akibat penguapan yang disebabkan suhu didalam tanah. Selain itu juga memudahkan saat proses pengairan.

Jarak Tanam

Menerapkan jarak tanam 35 cm x 40 cm, maksudnya adalah ukuran panjang atau jarak antar tanaman 35 cm, sedangkan jarak 40 cm antar lajur.

Pupuk Dasar

Karakteristik tanah berpasir adalah rendah kandungan unsur haranya, maka dari itu perlu bantuan kita dalam bentuk pemberian pupuk dasar. Pupuk yang Mas Bayu gunakan adalah pupuk kandang sapi yang sudah terfermentasi. Menggunakan kapur pertanian juga via tabur tipis-tipis, antisipasi menjaga pH tanah. Tidak terlalu menggebu akan pemberian kapur pertanian, sebab sebelum pemberian pupuk dasar beliau sudah cek pH tanah. Dan setelah pengukuran, untuk pH tanah di lahan beliau mendapati diangka 6,5.

Pemupukan Fase Vegetatif

Dikarenakan masih di musim kemarau panjang, terkait pengocora beliau lebih menekankan pemberian unsur nitrogen disertai asam humat. Pupuk yang beliau gunakan, untuk kocoran pertama dengan NPK 25-7-7 dan POWERSOIL. Untuk kocoran kedua beliau menggunakan NPK 16-16-16 dan POWERSOIL dan bahan dikocoran kedua ini digunakan sampai di pengocoran kelima. Interval kocor yang beliau lakukan yakni 1 minggu sekali. Rutin aplikasi perpaduan unsur nitrogen dan asam humat di musim kemarau karena ketika musim kemarau unsur nitrogen akan dibutuhkan dalam menopang pertumbuhan, sedangkan asam humat berperan sebagai pengikat unsur hara dan air didalam tanah. Selain itu peran asam humat juga sebagai unsur pembenah tanah secara fisik, kimia, maupun biologis. Selepas kocoran kelima, beliau kembali melakukan pemupukan dengan cara tabur. Untuk fase ini, beliau berganti alih lebih menekankan pemberian pupuk yang banyak mengandung unsur phospat. Pengaplikasian pupuk phospat ini beliau lakukan sebanyak 3 kali.

Proses Penyiraman

Beliau menghimau apabila budidaya tanaman di lahan yang berpasir, kunci kesuksesan budidaya terdapat pada cara penyiraman. Proses penyiraman yang beliau lakukan ketika masa pertumbuhan tanaman, bahkan bisa sehari 3 kali penyiraman. Beliau menjelaskan, bahwa yang menjadi tantangan di lahan berpasir, terkait penyiraman tidak bisa menjadi patokan. Penyiraman bisa dilakukan apabila kita dapat mengentahui kondisi tanaman terlebih dahulu. Terkadang monitoring tanaman, dan melihat kekurangan air bisa langsung segera melakukan penyiraman.

Penyepraian Fase Vegetatif

Umur 7 HST beliau sudah memulai penyepraian menggunakan pupuk magnesium phospat “MORDENFOL” dosis 2 ml/liter air dan menginjak umur 15 HST beliau tekankan aplikasi spray pupuk kalsium dosis 5 SDM/16 liter air. Pengaplikasian dua bahan ini beliau aplikasi secara bergantian/rolling. Penekanan dari awal pertumbuhan dengan MORDENFOL sebab beliau berupaya untuk menggenjot perkembangan tanaman. Efek yang beliau rasakan setelah aplikasi MORDENFOL adalah daun lebih hijau, pertumbuhan akar lebih lebat, dan tunas cabang lebih maksimal. Sedangkan efek aplikasi kalsium adalah daya tahan tanaman lebih meningkat. Manfaat dari unsur kalsium adalah memperkuat jaringan tanaman.

Penyepraian Fase Generatif

Proses memasuki pembungaan dan pembentukan buah, beliau mulai berfokus pemberian unsur kalium dengan pupuk KALINET dosis 3 ml/liter air. Pupuk satu ini beliau aplikasikan ketika tanaman memasuki 67 HST. Mulai beliau aplikasikan secara rutin, untuk mempercepat pematangan buah.

Kendala yang dihadapi

Beberapa tanaman yang ada pada lahan beliau, masih terdapat rontok bunga. Pengamatan beliau ini dikarenakan overdosis insektisida yang beliau aplikasikan. Diantara perasaan yang bimbang, karena serangan lalat buah dan ulat yang secara masif, membuat beliau kewalahan dan kebingungan. Oleh sebab itu, secara dosis besar beliau aplikasi insektisida.

Kesimpulan artikel kali ini adalah budidaya tanaman dilahan pesisir membutuhkan perhatian khusus, terutama pada proses penyiraman. Selain itu pemaksimalan pupuk yang diberikan, karena karakteristik tanah berpasir kurang unsur hara maka perlu bantuan pemupukan yang optimal. Demikian artikel ini kami buat, selengkapnya bisa ditonton disini.